Rangkuman IPA Kelas 8 Bab 6 Kurikulum Merdeka
Kherysuryawan.id – Rangkuman Materi IPA Kelas 8 Bab 6 “Struktur Bumi dan Perkembangannya” pada pembelajaran di Kurikulum Merdeka.
Halo sahabat kherysuryawan yang berbahgia, selamat
berjumpa kembali di website pendidikan ini. Pada postingan kali ini admin akan
memberikan ringkasan/rangkuman materi yang ada pada mata pelajaran IPA Terpadu
kelas 8 SMP Kurikulum Merdeka Bab 6 yang berjudul “Struktur Bumi dan
Perkembangannya”.
Adapun materi inti yang akan di pelajari di mata
pelajaran IPA Kelas 8 Bab 6 kurikulum merdeka diantaranya adalah sebagai
berikut :
A. Struktur Bumi
B. Lempeng
Tektonik
C. Gempa Bumi
D. Gunung Berapi
Baiklah dibawah ini uraian hasil ringkasan materi IPA
kelas 8 Bab 6 dengan judul “Struktur Bumi dan Perkembangannya” yang telah admin
buat dengan bersumber dari buku teks pelajaran IPA kelas 8 kurikulum merdeka :
RANGKUMAN/RINGKASAN MATERI IPA KELAS 8 BAB 6 KURIKULUM MERDEKA
Bab 6 Struktur Bumi dan Perkembangannya
A. Struktur Bumi
Sebagian besar keindahan pemandangan alami yang kita
nikmati di berbagai belahan dunia terbentuk dari perubahan yang terjadi pada
bumi kita ini. Pemandangan seperti ini disebut sebagai morfologi bentang alam.
Perubahan pada bentang alam diakibatkan oleh tenaga
pembentuk bumi atau disebut juga tenaga geologi. Tenaga ini dibagi menjadi dua
macam, yaitu tenaga eksogen yang berasal dari luar bumi, seperti pelapukan,
pengikisan, dan pengendapan. Yang kedua adalah tenaga endogen, yang berasal
dari dalam bumi.
1. Karakteristik Lapisan Penyusun Bumi
Bayangkanlah kamu mengupas kulit telur rebus yang sudah
matang. Kulit telur ini merupakan bagian terluar telur, sama seperti bagian
terluar bumi yang disebut kerak bumi. Lapisan putih telur sama seperti lapisan
mantel bumi. Sedangkan kuning telur sama seperti lapisan inti bumi, berada
tepat di bagian tengah bumi. Lapisan inti bumi terbagi atas dua macam, yaitu
inti bagian luar dan inti bagian dalam.
2. Kerak Bumi
Bagian terluar merupakan lapisan yang paling tipis
dibandingkan lapisan-lapisan lainnya. Lapisan ini terdiri atas tanah dan batuan
yang mudah pecah dan mengandung berbagai unsur kimia, seperti oksigen, silikon,
besi, alumunium, kalsium, magnesium, natrium, dan juga kandungan batuan
berharga seperti emas, perak, platinum, atau karbon dalam bentuk berlian dan
grafit. Ada dua macam lapisan kerak bumi, yaitu kerak benua yang terdapat di
daratan dan kerak samudera yang merupakan dasar laut. Ketebalan kerak benua
antara 30-70 km sedangkan kerak samudera 6-11 km.
Lapisan kerak bumi ini merupakan lapisan yang paling
kurang rapat (memiliki massa jenis terendah) dibandingkan lapisan bumi lainnya,
sehingga berada paling atas.
3. Mantel Bumi
Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal, yaitu
2.900 km dan paling berat di antara lapisan lainnya. Sebenarnya mantel bumi
juga terdiri dari dua lapisan seperti inti bumi, yaitu lapisan mantel luar dan
mantel bawah atau dalam. Lapisan mantel luar lebih tipis, yaitu hanya sekitar
35-410 km, sedangkan lapisan mantel dalam 410-2.900 km. Lapisan mantel luar dan
kerak bumi membentuk litosfer. Suhu pada lapisan mantel paling luar sekitar
250°C. Lapisan mantel berbentuk padatan, terdiri dari batuan-batuan silikat
yang mengandung besi dan magnesium yang bersifat mudah bergerak, terutama pada
lapisan mantel dalam.
4. Inti Luar Bumi
Berbeda dari kerak dan mantel bumi, lapisan inti luar
adalah satu-satunya lapisan yang terdiri dari cairan yang pekat, yang disebut
cairan magma. Ketebalan lapisan ini adalah 2.900 km – 5.100 km. Suhu di inti
luar bumi berkisar antara 3.800 sampai hampir 6.000°C.
5. Inti Dalam Bumi
Lapisan inti dalam memiliki suhu tertinggi, yaitu antara
5.000-7.000°C. Ketebalannya antara 5.100 6.400 km. Selain kandungan besi dan
nikel, di inti dalam juga terdapat belerang, karbon dan oksigen, serta silikon
dan kalium dalam jumlah sedikit.
B. Lempeng Tektonik
Litosfer adalah bagian kerak bumi dan mantel luar.
Litosfer berasal dari dua kata Bahasa Yunani, yaitu lithos yang artinya batuan
dan sphaira yang artinya lapisan. Jadi litosfer adalah lapisan batuan. Litosfer
dalam kegiatan apersepsi di atas adalah kertas karton tebal sebelum kalian
potong-potong. Setelah dipotong, maka disebut lempeng litosfer atau lempeng
tektonik.
lempeng tektonik mengapung di atas cairan panas dari
mantel dalam dan inti luar karena lempeng tektonik memiliki kerapatan (atau massa
jenis) yang lebih kecil dibandingkan bagian mantel dalam dan inti luar bumi.
Lempeng ini selalu bergerak. Namun perlu diingat bahwa cairan yang terdapat
pada lapisan inti luar bumi pekat karena mengandung lelehan logam-logam,
sehingga tidak seperti air, karena itulah lempeng bergerak lambat. Lapisan
mantel yang berisi cairan magma itu disebut sebagai astenosfer.
Ada tiga macam gerakan lempeng yang terjadi di dunia ini,
yaitu sebagai berikut :
1. Pergerakan
Divergen atau Saling Menjauh
Gerakan dua lempeng yang
saling menjauh disebut pergerakan divergen yang membentuk renggangan atau area
kosong sehingga nantinya diisi oleh material yang naik dari lapisan di
bawahnya.
2. Pergerakan
Konvergen atau Saling Bertumbukan
Pergerakan Konvergen adalah
gerakan dua lempeng yang saling mendekati, sehingga saling
bertabrakan/bertumbukan.
3. Pergerakan
Transform atau Saling Berpapasan
Pergerakan Transform terjadi
karena adanya gesekan berlawanan arah pada dua lempeng yang saling berpapasan
kemudian mengalami gerakan mendatar (disebut sesar mendatar) dan memanjang.
Gesekan dengan energi yang terakumulasi inilah yang menyebabkan terjadinya
gempa bumi dengan kedalaman dangkal.
Mengapa lempeng
dapat bergerak?
Ketika cairan dipanaskan, maka bagian cairan yang panas
karena terkena penghantaran panas dari api (cairan bagian bawah) mengalami
penurunan kerapatan atau densitas sehingga akan naik ke bagian atas cairan
tersebut. Setelah beberapa lama berada di bagian atas, cairan akan menjadi
dingin dan bertambah densitasnya sehingga turun ke bagian bawah lagi. Sementara
itu, cairan yang terkena panas akan naik lagi. Naik turunnya cairan panas dan
dingin ini terjadi terus menerus selama cairan terkena penghantar panas.
Pergerakan cairan inilah yang disebut arus konveksi.
Arus konveksi seperti ini juga terjadi pada lapisan bumi
yang cair, atau disebut dengan istilah astenosfer. Astenosfer adalah lapisan
yang berisi cairan pekat karena di dalamnya mengandung lelehan batuan. Letak
astenosfer tepat di bawah litosfer.
C. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah bencana yang dapat membawa kerusakan
besar, baik pada bangunan, jalan, jembatan, alam, bahkan hingga merenggut nyawa
manusia. Sesungguhnya dalam satu tahun terjadi 10.000-30.000 gempa bumi akibat
pergerakan lempeng, baik secara konvergen, divergen, dan transform.
Gempa bumi terjadi karena adanya gerakan lempeng bumi
atau disebut juga gempa tektonik. Gempa bumi juga dapat terjadi karena
pergerakan magma dalam gunung berapi akibat tekanan gas, yang disebut sebagai gempa
vulkanik. Peristiwa alam lain yang dapat menyebabkan gempa yaitu tanah longsor,
yang disebut sebagai gempa runtuhan. Selain itu gempa juga dapat disebabkan
oleh jatuhnya benda langit yang berukuran besar dan berat contohnya meteorit
dan asteroid. Gempa seperti ini disebut gempa tumbukan.
Gempa bumi juga bisa dibuat oleh manusia apabila kita
mengunakan bahan peledak berskala besar, misalnya untuk meruntuhkan
gedung-gedung tinggi. Gempa seperti ini disebut gempa buatan.
Sumber di dalam bumi, tempat terjadinya gempa atau titik
pusat gempa disebut hiposentrum. Hiposentrum berlokasi dekat permukaan kerak
bumi, namun dapat juga berlokasi di kedalaman hingga ratusan kilometer.
Gempa bumi melepaskan energi dalam bentuk getaran, yang
disebut sebagai gelombang seismik, yang merambat, baik di dalam lempeng bumi
dan juga di kerak atau permukaan bumi. Posisi hiposentrum gempa dapat diketahui
dengan meng gunakan pengukuran gelombang seismik.
Alat untuk mengukur besarnya getaran gempa bumi disebut
sebagai seismograf. Alat ini mengukur energi gempa bumi di episentrum. Diagram
hasil pengukuran seismograf disebut seismogram. Ketika gempa bumi terjadi,
semua seismograf di berbagai tempat menghitung waktu tibanya gelombang ke
tempat seismograf berada.
Kekuatan gempa bumi diukur dalam Skala Richter (SR).
Skala ini diusulkan oleh seorang ahli Fisika dari Amerika bernama Charles
Richter pada tahun 1935. Angka yang digunakan mulai dari 0, kenaikan satu angka
menunjukkan penambahan kekuatan gempa 10 kali lipat dan penambahan energi gempa
sebesar 30 kali lipat. Contoh gempa 7 SR berkekuatan 10 kali lipat lebih besar,
kuat, dan memiliki rambatan energi 30 kali lebih besar dibandingkan gempa
berukuran 6 SR.
Berdasarkan magnitudonya, gempa bumi di dikategorikan
dari gempa kecil sampai sangat besar sebagai berikut:
1. Bencana yang Terjadi Setelah Gempa
a. Gempa
Susulan
b. Tsunami
D. Gunung Berapi
Indonesia memiliki sekitar 500 gunung berapi yang 127 di
antaranya berstatus aktif. Kebanyakan gunung berapi terletak pada batas lempeng
tektonik karena terbentuk dari pergerakan lempeng secara konvergen. Tekanan
akibat tumbukan lempeng mendorong lelehan batuan (magma) ke atas. Magma
terdapat dalam gunung berapi, karena ber bentuk cairan, magma akan menyebar dan
menembus batuan, celah-celah, atau tanah di sekitarnya untuk naik ke permukaan
bumi. Magma yang naik ke permukaan bumi disebut sebagai lava.
Pada saat letusan terjadi, keluarlah lava, debu, dan awan
yang sangat panas, serta gas hidrogen sulfida, peristiwa ini disebut sebagai
erupsi gunung berapi. Suhu lava tergantung pada warnanya. Lava berwarna hitam
memiliki suhu kurang dari 500°C, lava warna merah memiliki suhu 500-900°C,
warna oranye memiliki suhu 900-1.000°C, lava kuning lebih panas yaitu antara
1.000-1.150°C, dan yang paling panas adalah lava berwarna putih dengan suhu
lebih dari 1.150°C.
Manfaat Memiliki
Banyak Gunung Berapi
Memiliki banyak gunung berapi tidak selalu berarti
bencana, sesungguhnya ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan adanya gunung
berapi, antara lain:
1. Banyak
sumber mineral dalam bentuk batuan bijih logam yang terletak pada batas
lempeng. Sumber mineral ini berasal dari bagian magma yang sudah mengeras.
Mineral logam yang biasanya dihasilkan pada gunung berapi yang sudah tidak
aktif lagi yaitu tembaga, emas, perak, timbal, dan seng.
2. Sumber
energi berupa minyak bumi yang berasal dari fosil yang mengalami dekomposisi
dalam jangka waktu berjuta-juta tahun sehingga membentuk hidrokarbon dan
membentuk minyak bumi. Kandungan ini banyak terdapat pada daerah batas antara
lempeng karena adanya kondisi tekanan dan panas yang sesuai untuk pem bentukan
minyak bumi.
3. Tidak
hanya berupa minyak bumi, sumber energi lain yang dapat dimanfaatkan adalah gas
bumi atau yang disebut sebagai energi geotermal. Bentuk energi ini dapat
menjadi alternatif sumber energi karena kan dungan energi minyak bumi di negara
kita sudah mulai menipis.
4. Materi
yang dikeluarkan oleh gunung berapi, ter masuk debu vulkanik akan
terdekomposisi dan mengalami perubahan sehingga lama kelamaan membentuk tanah
yang paling subur di bumi ini. Tanah hasil erupsi gunung berapi dapat
menghasilkan panen yang melimpah sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan
kesejahteraan hidup masyarakat di sekitar gunung berapi.
5. Gunung
berapi juga menyuguhkan keindahan alam sebagai salah satu daya tarik pariwisata
suatu daerah. Faktanya, Indonesia yang memiliki banyak gunung berapi menjadi
wilayah yang digemari sebagai tempat penelitian tentang kegunungapian.
Demikianlah informasi mengenai ringkasan/rangkuman mata
pelajaran IPA Terpadu kelas 8 Bab 6 yang berjudul “Struktur Bumi dan
Perkembangannya”. Semoga hasil ringkasan materi tersebut dapat membantu guru
maupun siswa dalam memudahkan dalam belajar materi IPA yang ada di kelas 8 SMP
khususnya pada materi “Struktur Bumi dan Perkembangannya” yang ada di Bab 6
kurikulum merdeka.
Sekian dan semoga bermanfaat.