Rangkuman Materi PAI Kelas 10 Bab 8 Kurikulum Merdeka
Kherysuryawan.id – Rangkuman/Ringkasan Materi Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas 10 Semester 2 Kurikulum Merdeka Bab 8 “ Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah”.
Halo sahabat kherysuryawan yang berbahagia, selamat
berjumpa kembali di website pendidikan ini. Pada postingan kali ini admin akan
membahas tentang materi yang ada pada mata pelajaran PAI di Kelas 10 khususnya
pada Bab 8 yang berjudul “ Menghindari Akhlak Madzmumah dan Membiasakan Akhlak
Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah” yang akan di pelajari pada pembelaajran
semester 2 di kurikulum merdeka.
Disini admin telah menyiapkan ringkasan materinya secara
lengkap, yang mana seluruh materi ini di ambil dan bersumber dari buku siswa
PAI Kelas 10 kurikulum merdeka. Sebagai informasi bahwa pada materi PAI Kelas
10 Bab 8 ada 3 materi inti yang akan di pelajari nantinya, diantaranya yaitu
sebagai berikut :
a). Menghindarkan
Diri dari Sifat Temperamental (Ghadhab)
b). Membiasakan
Perilaku Kontrol Diri
c). Membiasakan
Perilaku Berani Membela Kebenaran
Baiklah bagi sahabat pendidikan kherysuryawan yang ingin
melihat ringkasan/rangkuman materi PAI Kelas 10 Bab 8 semester 2 kurikulum
merdeka, maka di bawah ini sajian ringkasan materinya :
RANGKUMAN PAI KELAS 10 BAB 8 KURIKULUM MERDEKA
A). Menghindarkan Diri dari Sifat Temperamental (Ghadhab)
1. Definisi Sifat
Temperamental (Ghadhab)
Temperamental atau sifat mudah marah dalam bahasa Arab
berasal dari kata ghadhab, dari kata dasar ghadhiba yaghdhibu–ghadhaban.
Menurut istilah, ghadhab berarti sifat seseorang yang mudah marah karena tidak
senang dengan perlakuan atau perbuatan orang lain. Sifat amarah, selalu
mendorong manusia untuk bertingkah laku buruk. Menurut Sayyid Muhammad Nuh
dalam kitab ‘Afatun ‘ala at-hariq marah adalah perubahan emosional yang
menimbulkan penyerangan dan penyiksaan guna melampiaskan dan mengobati apa yang
ada di dalam hati. Sedangkan dalam perspektif ilmu tasawuf, Imam An-Nawawi
menyebutkan bahwa marah adalah tekanan nafsu dari hati yang mengalirkan darah
pada bagian wajah yang mengakibatkan kebencian kepada seseorang.
Lawan kata dari sifat ghadhab adalah rida atau menerima
dengan senang hati dan al-hilm atau murah hati, tidak cepat marah. Ghadhab
sering dikiaskan seperti nyala api yang terpendam di dalam hati, sehingga orang
yang sedang dalam keadaan marah, wajahnya akan memerah seperti api yang
menyala.
2. Penyebab Sifat
Temperamental (Ghadhab)
Marah (ghadhab) adalah situasi yang normal dan manusiawi
karena ia merupakan sifat yang melekat pada tabiat seseorang. Namun seorang
mukmin harus berusaha mengendalikan sifat marah tersebut dan berlatih dengan
cara menjauhi sebab-sebab yang dapat menimbulkan kemarahan dan jangan mendekati
hal-hal yang mengarah pada situasi yang dapat memancingnya.
Secara umum, penyebab kemarahan terdiri dari dua faktor
yaitu:
a. Faktor
Fisik (Jasmaniah)
Adapun penyebab kemarahan
secara isik adalah:
1. Kelelahan
yang berlebihan
2. Kekurangan
zat-zat tertentu dalam tubuh
3. Reaksi
hormon kelamin
b. Faktor
Psikis (Rohaniah)
Berikut ini adalah beberapa
sebab secara psikis yang dapat memunculkan amarah seseorang yaitu:
1) Ujub
(Bangga terhadap Diri Sendiri)
2) Perdebatan
atau Perselisihan
3) Senda
Gurau yang Berlebihan
4) Ucapan
yang Keji dan Tidak Sopan
5) Sikap
Permusuhan kepada Orang Lain
3. Tingkatan Sifat
Temperamental (Ghadhab)
Sifat temperamental atau ghadhab dalam pandangan Islam
merupakan releksi dari sifat setan yang keji. Ia akan memperdaya manusia
melalui kemarahannya.
Berikut ini merupakan tingkatan sifat temperamental
(ghadhab) dalam kehidupan yaitu:
1) Golongan
Marah Berlebihan (Ifrath)
2) Golongan
yang Tidak Memiliki Sifat Marah (Tafrith)
3) Golongan
yang Mampu Berlaku Adil dan Proporsional (I’tidal)
4. Cara
Menghindari Sifat Temperamental (Ghadhab)
Tidak selamanya marah merupakan sesuatu yang buruk,
sebagaimana disebutkan sebelumnya, namun secara umum dapat dikatakan bahwa
marah adalah sesuatu yang negatif. Oleh karena itu sifat marah yang cenderung
destruktif atau merusak harus dikendalikan dan dihilangkan dengan melakukan
cara-cara yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. sebagai berikut:
a. Membaca
ta’awudz
b. Merubah
Posisi
c. Diam
atau tidak berbicara
d. Berwudu
e. Mengingat
wasiat Rasul dan janji Allah Swt.
5. Manfaat
Menghindari Sifat Temperamental (Ghadhab)
Adapun manfaat yang kita peroleh jika mampu menghindari
sifat temperamental (ghadhab) adalah:
a) Menghindari
kebencian dan permusuhan
b) Membawa
kebahagiaan
c) Mendapatkan
pahala yang besar dari Allah Swt.
B). Membiasakan Perilaku Kontrol Diri
1. Definisi
Kontrol Diri
Kontrol diri dalam Islam disebut dengan mujahaddah
an-nafs. Secara bahasa mujahaddah an-nafs terdiri dari dua kata yaitu
mujahaddah yang berarti bersungguh-sungguh, dan an-nafs yang berarti jiwa,
nafsu atau diri. Sehingga pengertian dari mujahadddah an-nafs atau kontrol diri
adalah upaya sungguh-sungguh untuk mengendalikan diri atau menahan nafsu yang
melanggar hukum-hukum Allah Swt. Lawan kata dari mujahaddah an-nafs adalah
ittiba’ul hawa atau mengikuti hawa nafsu.
Kontrol diri akan membuat seseorang mampu menahan reaksi
yang bersifat negatif terhadap sesuatu dan mengarahkannya menjadi reaksi yang
lebih positif. Semakin tinggi kemampuan kontrol diri seseorang, maka akan
semakin rendah tingkat agresiitasnya terhadap sesuatu, dan begitu pun
sebaliknya.
2. Implementasi
Sikap Kontrol Diri dalam Kehidupan
Sebagai makhluk sosial, interaksi antara satu individu
dengan individu yang lain tentu saja akan berjalan baik apabila dilandasi
dengan nilai-nilai dan ajaran Islam. Sehingga dalam relasi sosial antara satu individu
degan individu yang lain, seorang mukmin harus senantiasa mampu mengembangkan
sikap kontrol diri agar senantiasa tercipta suasana yang nyaman, aman, saling
menghormati dan menghargai satu sama lain.
Berikut ini adalah cara untuk menerapkan dan mengimplementasikan
sikap kontrol diri dalam kehidupan sehari-hari yaitu:
a) Memikirkan
risiko dan akibat dari setiap perbuatan
b) Bersabar
dan tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan
c) Memperbanyak
zikir kepada Allah Swt.
d) Berdoa
memohon perlindungan kepada Allah Swt
3. Pentingnya
Sikap Kontrol Diri dalam Kehidupan
Berikut ini merupakan alasan pentingnya pengendalian diri
bagi seorang muslim yaitu:
a) Menjaga
kehormatan diri
b) Terhindar
dari perilaku yang dapat merugikan orang lain
c) Menyelesaikan
segala persoalan dengan pikiran yang jernih
d) Menjadi
inspirasi dan teladan bagi orang lain
4. Contoh Perilaku
Sikap Kontrol Diri dalam Kehidupan
Berikut ini adalah contoh-contoh konkrit perilaku kontrol
diri dalam kehidupan sehari-hari.
a. Dalam
keluarga
1) Mengembangkan
pola hidup sederhana, menghindari sifat tabzir (boros) dan israf
(berlebih-lebihan)
2) Tidak
menciptakan keributan dan pertengkaran dalam keluarga sehingga mengganggu
ketenteraman anggota keluarga yang lain
3) Patuh
pada nasihat dan perintah orang tua, terutama yang berhubungan dengan perintah
agama.
b. Dalam
masyarakat
1) Menghindari
konlik, menebarkan ukhuwah dan silaturahim dengan orang lain
2) Menghargai
perbedaan, toleran serta menghormati orang lain
3) Patuh
dan tunduk pada norma dan aturan yang berlaku di masyarakat, baik norma yang
tertulis maupun adat istiadat yang berlaku.
c. Dalam
lingkungan sekolah
1) Disiplin,
patuh dan taat pada aturan serta tata tertib sekolah
2) Menghormati
guru dan karyawan sekolah serta menghargai teman
3) Menjaga
perilaku hidup sederhana tidak sombong dan tidak gengsi dengan kehidupan dan
kondisi serta kemampuan sendiri.
5. Hikmah dan Manfaat Perilaku Sikap Kontrol Diri
Adapun hikmah dan manfaat dari perilaku dan sikap kontrol
diri dalam kehidupan sehari-hari adalah:
a. Mampu
menahan emosi dengan baik
b. Terhindar
dari sifat rakus, serakah dan tamak
c. Terhindar
dari kesalahpahaman yang tidak perlu
d. Sabar
dalam menghadapi musibah dan cobaan dari Allah Swt.
e. Mampu
bergaul dan bersosialisasi dengan baik di masyarakat
C). Membiasakan Perilaku Berani Membela Kebenaran
1. Deinisi Berani
Membela Kebenaran
Berani dalam Islam sering disebut dengan istilah syaja’ah.
Menurut bahasa syaja’ah berarti berani atau gagah. Sedangkan arti syaja’ah
menurut istilah adalah keteguhan hati, kekuatan pendirian untuk membela
kebenaran dengan cara yang ksatria dan terpuji. Syaja’ah merupakan suasana
bathiniah seseorang yang direalisasikan dalam sikap lahiriah untuk berani mengambil
tindakan dengan penuh keyakinan dan siap dengan segala risikonya. Keputusan
untuk berani mengambil tindakan ini harus dilandaskan pada kebenaran dan
keadilan, sesuai dengan norma agama, adat istiadat maupun hukum positif yang
berlaku, agar mendapatkan rida dari Allah Swt.
Lawan kata dari syaja’ah adalah jubun yang artinya
penakut, yaitu sifat yang cenderung lemah dan pengecut. Sedangkan apabila
keberanian yang bersifat berlebihan dan cenderung keras kepala, keras hati dan
membabi-buta maka disebut tahawwur yang artinya nekat.
2. Implementasi
Sikap Berani Membela Kebenaran dalam Kehidupan
Adapun implementasi dari sikap berani membela kebenaran
dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dalam perilaku sebagai berikut:
a) Berani
menghadapi musuh di medan pertempuran (jihad fii sabiilillah)
b) Berani
mengatakan kebenaran
c) Berani
menyimpan dan menjaga rahasia
d) Memiliki
daya tahan tubuh yang kuat
e) Mampu
mengendalikan hawa nafsu
f)
Berani mengakui kesalahan
g) Berani
objektif menilai diri sendiri
3. Faktor
Pembentuk Sikap Berani Membela Kebenaran dalam Kehidupan
Berikut ini merupakan faktor pembentuk sikap syaja’ah
pada diri seorang muslim yaitu:
1) Takut
kepada Allah Swt.
2) Mencintai
kehidupan akhirat
3) Tidak
takut menghadapi kematian
4) Tidak
ragu-ragu dengan kebenaran
5) Tidak
materialistis
6) Berserah
diri dan yakin akan pertolongan Allah Swt.
7) Kristalisasi
Pendidikan karakter dari keluarga, masyarakat dan sekolah
4. Hikmah dan
Manfaat Sikap Berani Membela Kebenaran dalam Kehidupan
Berikut ini merupakan manfaat dari sikap berani membela
kebenaran dan keadilan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:
a) Manfaat
bagi diri sendiri
Seorang mukmin yang memiliki
sifat syaja’ah akan memiliki kualitas mental dan bersikap dewasa dalam
menghadapi semua persoalan. Ia akan senantiasa bersikap berani memperjuangkan
kebenaran dan tidak sampai hati membiarkan terjadinya kemunkaran.
b) Manfaat
bagi keluarga
Keluarga yang mendidik dan
membiasakan perilaku syaja’ah bagi semua anggotanya, akan hidup dengan tenteram
dan nyaman. Mereka tidak akan takut kekurangan materi duniawi, karena segala
sesuatu dianggap sebagai sebuah kenikmatan sementara yang bisa mengurangi kadar
keberanian dalam mendahulukan perintah Allah Swt.
c) Manfaat
bagi agama, negara dan bangsa
Bangsa yang besar akan
terwujud jika masyarakatnya terbiasa dan memiliki budaya berani (syaja’ah)
dalam setiap langkahnya.
MATERI INTI :
1. Temperamental atau sifat mudah marah dalam
bahasa Arab berasal dari kata ghadhab, dari kata dasar ghadhiba – yaghdhibu –
ghadhaban. Menurut istilah, ghadhab berarti sifat seseorang yang mudah marah
karena tidak senang dengan perlakuan atau perbuatan orang lain.
2. Lawan kata dari sifat ghadhab adalah ridla
atau menerima dengan senang hati dan al-hilm atau murah hati, tidak cepat
marah.
3. Pemicu atau penyebab sifat temperamental
(ghadhab) adalah faktor isik (kelelahan, kekurangan zat asam dalam tubuh,
hormon kelamin/pre menstrual syndrome) dan faktor psikis (ujub, perdebatan atau
perselisihan, senda gurau yang berlebihan, ucapan keji yang tidak sopan dan
bibit permusuhan dengan orang lain)
4. Macam-macam sifat ghadhab yaitu ifrath,
tafrith dan i’tidal
5. Kontrol diri dalam Islam disebut dengan
mujahaddah an-nafs. Secara bahasa mujahaddah an-nafs terdiri dari dua kata
yaitu mujahaddah yang berarti bersungguh-sungguh, dan an-nafs yang berarti
jiwa, nafsu atau diri. Sehingga pengertian dari mujahadddah an-nafs atau
kontrol diri adalah upaya sungguh-sungguh untuk mengendalikan diri atau menahan
nafsu yang melanggar hukum-hukum Allah Swt.
Demikianlah sajian ringkasan/rangkuman materi pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas 10 Bab 8 dengan judul “ Menghindari Akhlak
Madzmumah dan Membiasakan Akhlak Mahmudah Agar Hidup Nyaman dan Berkah”. Semoga
ringkasan materi ini dapat membantu sahabat pendidikan yang ingin mengetahui
isi dari materi PAI Kelas 10 Bab 8 kurikulum merdeka. Sekian dan semoga
Bermanfaat.