Rangkuman Pendidikan Pancasila Bab 1 Kelas 12 Kurikulum Merdeka

Kherysuryawan.id – Rangkuman Materi Pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas 12 SMA Bab 1 BerPancasila dalam Keseharian di Masyarakat.

Halo sahabat kherysuryawan yang berbahagia, pada kesempatan kali ini admin akan memberikan rangkuman materi pada salah satu mata pelajaran yang akan di pelajari di kelas 12 kurikulum merdeka.

 


Salah satu mata pelajaran yang nantinya akan di pelajari di kelas 12 SMA ialah mata pelajaran Pendidikan Pancasila. Olehnya itu di kesempatan ini admin telah menyiapkan rangkuman materi untuk mata pelajaran pendidikan Pancasila kelas 12 SMA khususnya materi yang terdapat di bab 1 yakni tentang Ber-Pancasila dalam Keseharian di Masyarakat.

 

Sebagai informasi bahwa sub materi yang akan di pelajari di mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas 12 SMA Bab 1 yaitu terdiri atas 3 sub materi diantaranya yaitu sebagai berikut :

 A. Saya dan Pancasila

 B. Saya Ber-Pancasila

 C. Laporan Rancangan Portofolio

 

Baiklah untuk lebih jelasnya maka silahkan simak di bawah ini rangkuman materi pelajaran Pendidikan Pancasila Kelas 12 SMA Bab 1 Ber-Pancasila dalam Keseharian di Masyarakat.

 

Bab 1 Ber-Pancasila dalam Keseharian di Masyarakat

A. Saya dan Pancasila

Sukarno dan para pendiri bangsa mengkaji tradisi-tradisi bangsa Indonesia, merumuskannya menjadi lima sila yang disebutnya sebagai Pancasila.

Sukarno menemukan bahwa bangsa kita, sejak dulu, sudah terbiasa bergotong royong. Untuk berco cok tanam, misalnya, mereka saling membantu dan bergantian menggarap tanah, mencangkul, menanam benih, mengatur saluran air, memberikan pupuk, memanen. Bahkan, kegiatan bergotong royong itu sampai sekarang masih terawat dalam beberapa tradisi. Di Jawa, ada sinoman yang lazim dilakukan pada acara pernikahan di mana ibu-ibu dan bapak-bapak sekitar penyelenggara akan ikut membantu, mulai dari memasak, mendirikan tenda, menerima tamu, dan lain-lain. Di Bangka, ada tradisi nganggung yang dilakukan dengan membawa dulang berisi makanan ke masjid saat menyambut hari besar keagamaan dan kedatangan tamu besar. Demikian juga di tempat lain seperti marsialapari di Mandailing, Rambu Solo’ di Toraja, ngayah di Bali, dan lain sebagainya.

 

Para pendiri bangsa juga menemukan tradisi musyawarah untuk memutuskan segala suatu.

Dalam musyawarah, setiap orang memiliki kedudukan yang setara, sama sama memiliki hak menyampaikan pendapat, tidak boleh memaksakan kehendak atau pendapatnya. Ketika musyawarah menghasilkan sebuah keputusan, setiap orang harus mematuhinya. Dengan demikian, prinsip utama dalam musyawarah ialah kesetaraan, respek, patuh terhadap keputusan musyawarah.

 

Para pendiri bangsa juga menemukan bahwa bangsa kita juga sejak dulu memiliki solidaritas dan empati yang tinggi terhadap orang lain sehingga mereka rela membantu orang lain yang membutuhkan bantuan. Ketika ada yang kesulitan, orang lain memberikan bantuan dan pertolongan secara tulus.

Sukarno dan para pendiri bangsa juga menemukan bahwa bangsa kita sejak dulu selalu memercayai adanya Tuhan Yang Maha Esa. Agama dan kepercayaan bangsa Indonesia kepada Tuhan ini sampai sekarang masih dapat kita jumpai.

 

Tradisi dan budaya luhur di atas disarikan oleh Sukarno dan para pendiri bangsa menjadi Pancasila, kemudian diambil saripatinya menjadi 5 sila (Pancasila). Jadi, Pancasila yang menjadi dasar negara kita ini memang bersumber dari tradisi-budaya bangsa Indonesia. Sebagai saripati dari nilai-nilai tradisi-budaya bangsa Indonesia, Pancasila akan terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.

 

Nilai-Nilai yang terkandung dalam Sila-Sila Pancasila

Ketuhanan Yang Maha Esa

1.  Bangsa Indonesia adalah bangsa yang ber-Tuhan dan menolak paham anti-Tuhan (ateisme).

 2.  Bangsa Indonesia mengamalkan ajaran agamanya secara berkeadaban, saling menghormati satu sama lain.

 3.  Bangsa Indonesia wajib untuk menyembah Tuhannya dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-masing secara leluasa, berkeadaban, dan berkeadilan.

 4.  Bangsa Indonesia melaksanakan perintah agama dan kepercayaannya masing masing dengan tetap mengedepankan harmoni dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

 5.  Bangsa Indonesia tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.

 

Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

1. Indonesia adalah negara bangsa (nation state) yang merdeka, bersatu dan berdaulat tetapi bukan chauvinistik. Indonesia tetap bagian dari, dan bekerjasama dengan masyarakat bangsa-bangsa di dunia.

2. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang menghendaki pergaulan bangsa-bangsa di dunia dengan prinsip saling menghormati nilai-nilai nasionalisme, bahkan kearifan lokal setiap bangsa yang tumbuh subur dalam taman sarinya bangsa bangsa di dunia.

3. Indonesia merupakan bagian dari kemanusiaan universal yang menjunjung tinggi hak asasi manusia dan mengembangkan persaudaraan berdasarkan nilai-nilai keadilan dan keadaban.

4. Bangsa Indonesia mengakui dan memperlakukan kesederajatan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

5. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa tepa salira dan memahami bahwa perbedaan suku, ras, agama, dan kepercayaan adalah keniscayaan yang tidak boleh menimbulkan pertentangan.

 

Persatuan Indonesia

1. Negara Kebangsaan Indonesia bukan sekadar timbul karena persatuan perangai yang timbul karena persatuan nasib, tetapi lebih dari itu, karena juga adanya persatuan antara orang dengan tanah air yang didiaminya.

2. Persatuan Indonesia bernapaskan semangat kebangsaan yang melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia yang senasib dan sepenanggungan dalam bingkai NKRI. Persatuan Indonesia adalah sikap kebangsaan yang saling menghormati perbedaan dan keberagaman masyarakat dan bangsa Indonesia.

3. Bangsa Indonesia mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.

4. Segenap warga negara Indonesia mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsa serta bersedia berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

5. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

 

Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

1. Negara Indonesia bukan sebuah negara yang didirikan untuk satu golongan tetapi untuk semua yang bertanah air Indonesia. Oleh karena itu penyelenggaraan negara didasarkan pada permusyawaratan perwakilan.

2. Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang mengakui dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dengan mengutamakan prinsip permusyawaratan dalam lembaga perwakilan rakyat.

3. Demokrasi yang dibangun di Indonesia bukanlah demokrasi Barat, tetapi demokrasi berlandaskan permusyawaratan yang mampu mewujudkan kesejahteraan sosial.

4. Bangsa Indonesia wajib menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah dan dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

5. Bahwa bangsa Indonesia tidak mengenal sistem diktator mayoritas dan tirani minoritas.

 

Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Negara Indonesia didirikan untuk bersungguh-sungguh memajukan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia baik lahir maupun batin.

2. Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang mengakui dan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dengan mengutamakan prinsip permusyawaratan dalam lembaga perwakilan rakyat.

3. Negara Indonesia wajib menjamin setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan penghidupan yang layak, bermartabat dan berkeadilan.

4. Bangsa Indonesia dalam mengambil keputusan senantiasa dipimpin oleh nilai nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan dalam semangat hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan untuk mewujudkan keadilan.

5. Tiap warga bangsa Indonesia tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

 

B. Saya Ber-Pancasila

Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa

Berikut ini beberapa contoh praktik pengamalan Pancasila sila pertama yang dapat kamu lakukan dalam keseharianmu. Tentunya, kamu perlu menyesuaikan dengan konteks dan kondisi masing-masing.

1. Memeluk dan memercayai sepenuhnya salah satu agama/kepercayaan, serta mengamalkan ajaran-ajaran agama/kepercayaannya sebaik-baiknya dan meninggalkan hal-hal yang dilarang oleh agama/kepercayaan.

2. Menghargai pemeluk agama/kepercayaan lain dengan cara tidak melakukan penistaan agama/kepercayaan seperti melakukan pembakaran rumah ibadah, merendahkan dan melecehkan Tuhan agama/kepercayaan lain, menghalang-halangi pemeluk agama/kepercayaan lain melaksanakan ibadah.

3. Mau bekerja sama dengan rekan pemeluk agama/kepercayaan lain tanpa membeda-bedakan orang lain berdasarkan agama/kepercayaannya.

4. Tidak memaksa pemeluk agama lain untuk memercayai agama/ kepercayaan dirinya.

5. Tidak membuat kegaduhan atau mengganggu ketika pemeluk agama/ kepercayaan lain melaksanakan ibadah atau upacara keagamaan.

 

Sila ke-2: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Berikut ini beberapa contoh praktik pengamalan Pancasila sila kedua yang dapat kamu lakukan dalam keseharianmu. Tentunya, kamu perlu menyesuaikan dengan konteks dan kondisi masing-masing.

1. Menentang keras berbagai bentuk perdagangan manusia (human trafficking) yang masih sering terjadi di lingkungan sekitar kita.

2. Berbaur dan bergaul dengan setiap orang tanpa membeda-bedakan, menghargai perbedaan latar belakang.

3. Tidak melakukan bullying dan kekerasan baik fisik maupun nonfisik kepada sesama, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

4. Terlibat pada kegiatan-kegiatan sosial seperti membantu donasi kepada panti asuhan, korban bencana alam, korban kekerasan dan terorisme, dan lain sebagainya.

5. Mencegah terjadinya kejahatan dan kekerasan kepada orang lain, apa pun latar belakang agama/kepercayaan, status sosial, etnis-suku, dan latar belakang lainnya.

6. Terlibat dalam upaya dan program pemeliharaan lingkungan sebagai tempat hunian yang layak dan berkelanjutan untuk seluruh manusia dan generasi berikutnya.

7. Ikut berpartisipasi pada kegiatan atau program internasional baik melalui jalur pendidikan, olahraga, ataupun kegiatan perdamaian dunia.

8. Melakukan kolaborasi lintas negara untuk menciptakan persaudaraan global, misalnya dengan siswa dari negara lain.

9. Tidak melakukan fitnah dan ujaran kebencian serta memproduksi dan menyebarluaskan hoaks.

 

Sila ke-3: Persatuan Indonesia

Berikut ini beberapa contoh praktik pengamalan Pancasila sila ketiga yang dapat kamu lakukan dalam keseharian kamu. Tentunya, kamu perlu menyesuaikan dengan konteks dan kondisi masing-masing.

1. Mempertahankan status warga negara Indonesia dengan tidak berpindah menjadi warga negara lain sekalipun ada banyak masalah yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia. Sebaliknya, masalah-masalah yang dihadapi oleh bangsa dan negara Indonesia ini dijadikan peluang untuk berkontribusi kepada bangsa dan negara.

2. Mempertahankan dan menjaga tradisi lokal, seperti pakaian tradisional batik, serta tradisi-tradisi yang sudah turun-temurun berlangsung di lingkungannya.

3. Turut serta menjaga lingkungan Indonesia dari berbagai upaya pengrusakan melalui berbagai upaya dan cara seperti menjaga kebersihan, tidak melakukan pembalakan liar.

4. Menempatkan kepentingan nasional dan kelompok di atas kepentingan pribadi, seperti menolong teman yang sedang kesusahan.

5. Turut serta memajukan perekonomian lokal dengan pemberdayaan UMKM, membeli dan menggunakan produk-produk lokal-nasional ketimbang produk impor.

6. Menghindari konflik kepada sesama dengan cara tidak mengejek, mengadu domba, dan mem-bully warga negara lain yang berbeda latar belakangnya.

7. Turut serta dalam upaya untuk menghentikan penyebaran hoaks dan ujaran kebencian.

8. Ikut serta dalam kegiatan-kegiatan di sekolah dan masyarakat sebagai konsekuensi kamu menjadi warga sekolah dan masyarakat.

 

Sila ke-4: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Berikut ini beberapa contoh praktik pengamalan sila keempat yang dapat kamu lakukan dalam keseharian kamu. Tentunya, kamu perlu menyesuaikan dengan konteks dan kondisi masing-masing.

1. Tidak memaksakan kehendak atau pendapatmu kepada orang lain, misalnya dengan cara melakukan suap agar orang lain mengikuti pendapatmu.

2. Selalu melakukan musyawarah dalam memutuskan suatu hal yang menyangkut kepentingan orang banyak, serta mematuhi segala keputusan musyawarah sekalipun kamu memiliki pendapat yang berbeda.

3. Ikut serta menyuarakan aspirasi, gagasan, dan solusi kepada pemimpin (baik di tingkat RT/RW, kelurahan maupun sampai dengan tingkat nasional) terkait dengan upaya-upaya menyelesaikan masalah yang dihadapi.

4. Menggunakan akal sehat dan hati nurani dalam bersikap, bertindak, dan berpikir di lingkungan masyarakat sehingga sebelum kamu bertindak, bersikap, berpendapat, kamu harus memikirkan secara logis dan menggunakan hati nurani. Kamu dapat berefleksi tentang apakah tindakan, sikap, dan perkataan kamu sudah benar. Jika sudah benar, apakah tepat dan memiliki manfaat.

5. Terlibat dalam upaya-upaya penyelesaian konflik, mendamaikan yang sedang bertikai dengan cara-cara demokratis.

 

Sila ke-5: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Berikut ini beberapa contoh praktik pengamalan Pancasila sila kelima yang dapat kamu lakukan dalam keseharianmu. Tentunya, kamu perlu menyesuaikan dengan konteks dan kondisi masing-masing.

1. Tidak melakukan pemerasan dan penipuan, baik di lingkungan sekolah, di rumah maupun di lingkungan masyarakat.

2. Ketika kamu menjadi pemimpin, seperti OSIS atau ketua pemuda di lingkunganmu, berlaku dan bersikap adil kepada semua anggotanya, tidak berdasarkan suka-tidak suka.

3. Tidak bersikap boros dan hidup mewah serta pamer kekayaan di tengah-tengah masyarakat.

4. Menolong orang lain yang kesulitan, kesusahan, korban bencana alam, korban kekerasan, dan terorisme.

5. Menjaga diri dan orang lain untuk mendapatkan keseimbangan hidup jasmani dan rohani, kesehatan fisik, dan mental.

6. Menggunakan dan memanfaatkan sumber daya alam di lingkungan masyarakat untuk seluruh kepentingan masyarakat.

7. Menghargai hasil karya/kerja temanmu dengan tidak melakukan plagiasi.

8. Berani menyampaikan kebenaran demi tegakkan keadilan, seperti bersedia menjadi saksi atas suatu kejadian/peristiwa jika kamu benar benar mengetahui kejadian/peristiwa tersebut. Ikut membantu tenaga dan materi dalam gerakan sosial untuk membantu orang lain.

 

C. Laporan Rancangan Portofolio

1. Contoh-Contoh Perilaku Ber-Pancasila

Beberapa contoh perilaku ber-Pancasila sebagai berikut.

a. Menghargai Agama/Kepercayaan Orang Lain

b. Menolong Orang Lain

c. Turut serta dalam Kegiatan Kemasyarakatan

d. Menghentikan Hoaks

 

2. Releksi Itu Sangat Penting

Salah satu dampak dari tidak melakukan refleksi ialah kita sering kali terjebak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama. Kita bisa saja melewati pengalaman yang sama, tetapi hasil yang kita peroleh dari pengalaman tersebut mungkin saja berbeda. Oleh karena itu, kesuksesan seseorang berkaitan dengan kemampuan dia melakukan refleksi diri.

Untuk itulah, dalam menyusun portofolio ini, kamu perlu melakukan refleksi agar kamu dapat mengambil pelajaran berharga dari setiap pengalaman mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Refleksi seperti proses bercermin, melihat diri kita sendiri, bagaimana wujud dan penampilan kita, apa yang sudah baik dan apa yang perlu diperbaiki. Melalui refleksi, kita dapat melihat kembali pengalaman yang kita lewati dengan tujuan agar di masa mendatang, kita menjadi lebih baik.

 

3. Jangan Lupa Bukti

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa portofolio ini merupakan rekaman pengamalan nilai-nilai Pancasila yang dilakukan oleh setiap kamu. Oleh karena itulah, kamu perlu menyertakan bukti. Bukti-bukti yang dapat kamu kumpulkan bisa bermacam-macam, mulai dari video, foto, tanda tangan dari pihak yang berwenang seperti RT, RW, tokoh masyarakat, tokoh agama, ketua pemuda, salah satu/kedua orang tua, dan lain sebagainya.


Demikianlah informasi mengenai rangkuman materi pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila kelas 12 Bab 1 Ber-Pancasila dalam Keseharian di Masyarakat. Semoga sajian ringkasan/rangkuman materi ini dapat menjadi bahan belajar yang bermanfaat baik bagi guru dan siswa dalam mempelajari materi Pendidikan Pancasila.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel