Rangkuman PPKN Kelas 7 Bab 6 Semester 2 Kurikulum Merdeka
Kherysuryawan.id - Rangkuman Materi Pelajaran PPKN Kelas 7 SMP Bab 6 “Bekerja Sama dan Bergotong Royong” Semester 2 Kurikulum Merdeka.
Halo sahabat kherysuryawan yang berbahagia, Postingan
kali ini admin akan menampilkan sebuah materi pelajaran pada kurikulum merdeka
yaitu materi PPKN kelas 7 Bab 6 yang merupakan materi terakhir yang akan di pelajari di
kelas VII SMP Semester 2 Kurikulum Merdeka.
Pada artikel ini admin telah membuat dan menyiapkan
rangkuman materi pelajaran PPKN kelas 7 Semester 2 khususnya materi yang ada di
Bab 6 “Bekerja Sama dan Bergotong Royong”. Admin sengaja membuat
ringkasan/rangkuman materi ini dengan harapan dapat membantu siswa agar lebih
mudah memahami materi yang akan di pelajari pada mata pelajaran PPKN.
Perlu untuk di ketahui, bahwa pada mata pelajaran PPKN
kelas 7 semester 2 Bab 6 “Bekerja Sama dan Bergotong Royong” maka akan ada
beberapa materi inti yang akan di pelajari didalamnya, diantaranya yaitu
sebagai berikut :
A. Kerja Sama dan Budaya Gotong Royong
B. Nilai Penting Kerja Sama dan Gotong Royong
C. Landasan Karakter Kerja Sama dan Gotong Royong
D. Revolusi Mental
E. Penerapan Kerja Sama dan Gotong Royong
Pada Materi PPKN Bab 6 “Bekerja Sama dan Bergotong Royong”
kelas 7 semester 2 kurikulum merdeka ada beberapa tujuan pembelajaran yang
diharapkan untuk dapat dicapai oleh peserta didik, diantaranya yaitu sebagai
berikut :
Tujuan Pembelajaran:
1. Peserta
didik mampu menjelaskan nilai penting kerja sama dan gotong royong.
2. Peserta
didik mampu merespon lingkungannya untuk kerja sama dan gotong royong.
3. Peserta
didik mempraktikkan nilai Revolusi Mental dalam kerja sama dan gotong royong.
Baiklah bagi anda yang ingin melihat sajian
rangkuman/ringkasan materi pelajaran PPKN kelas 7 SMP Bab 6 “Bekerja Sama dan
Bergotong Royong” maka dibawah ini rangkuman materinya :
Bab VI Bekerja Sama dan Bergotong Royong
A. Kerja Sama dan Budaya Gotong Royong
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerja sama adalah
“kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh beberapa orang untuk mencapai tujuan
bersama.” Arti beberapa adalah lebih dari dua, namun tidak banyak. Dengan demikian
kegiatan bersama yang dilakukan oleh lebih dari dua orang dapat disebut sebagai
kerja sama. Kerja sama juga tak hanya dilakukan oleh orang, namun juga oleh
lembaga atau organisasi. Seperti kerja sama antarsekolah atau kerja sama
antarpemerintah.
Adapun pengertian gotong royong adalah “bekerja
bersama-sama.” Bekerja bersama-sama ini tentu juga melibatkan lebih dari dua
orang. Bedanya, gotong royong bukan hanya melibatkan beberapa orang melainkan
juga banyak orang.
1. Pengertian Kerja Sama
Tanpa ada kerja sama ke hidupan manusia akan sulit maju
dan mungkin manusia juga sudah punah karena kalah oleh makhluk lain yang lebih
kuat.
Kerja sama terjadi karena ada tujuan bersama. Tujuan yang
tidak dapat dikerjakan sendiri, melainkan harus bersama-sama orang lain.
Seperti telah dicontohkan saat bangsa Indonesia membentuk negara. Hal itu tidak
dapat dila kukan sendiri, melainkan harus bersama-sama.
2. Budaya Gotong Royong
Gotong royong merupakan kegiatan bersama masyarakat di
sebuah ling kungan. Pada umumnya kegiatan tersebut merupakan kerja isik berupa
saling membantu untuk mendirikan rumah, mengerjakan pekerjaan pertanian di
sawah, hingga untuk membangun sarana umum. Bentuk gotong royong yang paling
sering dilakukan adalah kerja bakti antartetangga untuk membersihkan lingkungan
atau membuat sarana dan prasarana umum, seperti jalan lingkungan atau taman
bersama. Semua di lakukan secara sukarela, tanpa ada yang dibayar.
B. Nilai Penting Kerja Sama dan Gotong Royong
Terdapat sejumlah nilai penting kerja sama dan gotong
royong. Di antaranya adalah saling memahami, saling menghargai, saling
membantu, saling mengatasi kekurangan, hingga menguatkan kebersamaan.
Kelimanya dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Saling Memahami
Kerja sama dan gotong royong akan mendorong untuk lebih
memahami sesama. Tidak akan berjalan baik kerja sama serta gotong royong jika
tak memahami satu sama lain. Dengan kerja sama dan gotong royong membuat setiap
orang lebih memahami teman beraktivitasnya.
2. Saling Menghargai
Kerja sama dan gotong royong juga mendorong antaranggota
masyarakat saling menghargai. Di balik kekurangan masing-masing, setiap orang
ternyata selalu memiliki kelebihan. Kerja sama dan gotong royong mengharuskan
setiap orang lebih menghargai rekannya berkegiatan.
3. Saling Membantu
Saling membantu menjadi ciri dari kerja sama dan gotong
royong. Seperti dalam kehidupan masyarakat kelompok Subak. Mereka membuat peng
aturan air agar semua petani terbantu.
4. Saling Mengatasi Kekurangan
Saling mengatasi kekurangan juga digambarkan dalam
kerjasama seorang tunanetra dan seorang yang lumpuh. Yang tunanetra dapat
menggendong yang lumpuh atau mendorongnya di kursi roda. Sedangkan yang lumpuh
dapat memberi petunjuk jalan dengan memberi aba-aba
5. Menguatkan Kebersamaan
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Itu ungkapan
lama yang perlu diperhatikan dalam bermasyarakat. Tidak ada pihak yang boleh
lebih di untungkan atau lebih dirugikan dalam kehidupan bermasyarakat. Manis
dan pahit perlu dirasakan bersama-sama.
Kerja sama dan gotong royong membiasakan untuk memiliki
jiwa tersebut.
C. Landasan Karakter Kerja Sama dan Gotong Royong
Berdasar pemikiran Ki Hajar Dewantara, Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah mengenalkan empat ‘olah’ yang diperlukan dalam
kehidupan, yakni olah hati, olah pikir, olah raga, serta olah rasa dan karsa.
Keempatnya diperlukan untuk membangun kerja sama dan gotong royong yang baik
1. Olah Hati (Karakter Biru)
Olah hati merupakan karakter yang cinta damai serta kehidupan
yang harmonis. Suka membantu teman, bersikap positif, dan pandai bersyukur
menjadi ciri karakter ini. Karakter ini berhubungan dengan ranah spiritual.
Menurut konsep karakter holistik, olah hati dapat disebut sebagai karakter
biru.
2. Olah Pikir (Karakter Hijau)
Olah pikir merupakan karakter yang penuh pertimbangan,
hati hati, serta teliti. Inilah karakter yang berusaha meraih kesempur naan
baik berdasarkan kebenaran keagama an, ilmu, maupun norma norma dengan
menggunakan ke cer dasan berpikir.
Olah pikir atau karakter hijau membuat kerja sama dan
gotong royong lebih terencana.
3. Olah Raga (Karakter Kuning)
Olah raga bukan hanya olah isik melainkan juga merupakan
karakter tekun dan disiplin yang biasanya dipunyai oleh para olahragawan.
Inilah karakter yang teguh dan bermental kuat. Bekerja keras serta fokus pada
tujuan juga menjadi ciri karakter ini. Menurut konsep karakter holistik, olah
raga dapat disebut sebagai karakter kuning.
4. Olah Rasa dan Karsa (Karakter Merah)
Olah rasa dan karsa merupakan karakter yang komunikatif,
kreatif, serta antusias atau bersemangat. Pandai bergaul, bermasyarakat dan
menggalang kerja sama juga menjadi ciri karakter ini. Menurut konsep karakter
holistik, olah rasa dan karsa dapat disebut sebagai karakter merah.
D. Revolusi Mental
Istilah Revolusi Mental di kemukakan pertama kali oleh
Presiden Soekarno, yak ni da lam pidato kene garaan tanggal 17 Agustus 1956.
Masyarakat dunia mengenal istilah revo lusi isik dan revolusi sosial untuk
merebut atau mengubah kekuasaan.
1. Konsep Revolusi Mental
Seperti disebutkan di atas, istilah revolusi mental
dilahirkan oleh Presiden Soekarno atau Bung Karno. Saat itu dikatakan bahwa
“Revolusi mental adalah suatu gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia agar
menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang
rajawali, berjiwa api yang menyala-nyala."
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), revolusi
berarti “Perubah an yang cukup mendasar dalam suatu bidang.” Sedangkan mental adalah
“Bersangkutan dengan batin atau watak manusia” Dengan demikian revolusi mental
berarti perubahan yang mendasar mengenai batin atau watak manusia yang
dilakukan dengan mengubah pola pikirnya secara mendasar.
2. Integritas dan Etos Kerja
Integritas merupakan elemen pertama dari Gerakan Revolusi
Mental. Integritas memiliki banyak pengertian yang berhubungan satu sama
lainnya. Di antaranya adalah jujur. Jadi seorang berintegritas adalah seorang
yang jujur, tidak berbohong, tidak pula korupsi. Selain itu, integritas juga
berarti konsisten.
Etos kerja merupakan elemen kedua dari Gerakan Revolusi
Mental. Etos kerja berarti “semangat kerja”. Seorang dengan etos kerja tinggi
adalah orang bersemangat kerja tinggi. Seorang yang disiplin, tekun, serta
pantang menyerah. Dalam revolusi mental, etos kerja yang tinggi ini
berlandaskan pada integritas yang kuat.
3. Gotong Royong dalam Revolusi Mental
Gotong royong merupakan elemen ketiga dalam Revolusi
Mental. Inilah mental terakhir yang diperlukan bagi bangsa Indonesia untuk
maju, setelah integritas dan etos kerja.
Secara langsung, gotong royong merupakan sila keempat
“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/
perwakilan” dan sila kelima “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
dalam Pancasila. Dengan elemen gotong royong tersebut, lengkaplah Revolusi
Mental sebagai perwujudan lima sila pada Pancasila. Hal tersebut akan
memudahkan Indonesia untuk maju, dan membuat setiap warganya mudah meraih
sukses masing-masing.
E. Penerapan Kerja Sama dan Gotong Royong
Tanpa kerja sama dan gotong royong, keluarga, lingkungan
sekolah, mas yara kat hingga bangsa dan negara tidak akan menjadi keluarga,
lingkungan sekolah, masyarakat, serta bangsa dan negara yang baik.
1. Di Lingkungan Keluarga
Yang harus dilakukan pertama adalah memahami seluruh
anggota keluarga. Dimulai dari memahami apa karakter dasar masing-masing
anggota keluarga, seperti karakter biru, hijau, kuning, dan merah.
Selanjutnya adalah memahami peran dan tugas masing-masing
yang telah disepakati bersama.
Selanjutnya adalah membantu anggota-anggota keluarga lain
dalam menyelesaikan tugas di rumah. Semakin banyak dapat membantu akan lebih
baik, dengan berusaha untuk tetap mandiri menyelesaikan tugas sendiri.
2. Di Lingkungan Sekolah
Memahami karakter dasar teman-teman sekolah, guru, hingga
pekerja di sekolah merupakan awal yang baik untuk membangun kerja sama dan
gotong royong di sekolah. Dengan memahami karakter dasarnya, seperti biru,
hijau, kuning, dan merah, membuat prasangka yang tidak perlu akan dapat
diatasi.
3. Di Lingkungan Masyarakat
Rutin berpartisipasi dalam kegiatan warga merupakan
bentuk nyata penerapan kerja sama dan gotong royong di masyarakat. Berpartisipasi
tersebut perlu dilakukan baik dalam kegiatan bersama untuk membangun sarana
lingkungan, kegiatan sosial, upacara adat, acara keagamaan, hingga kegiatan
menyangkut hari-hari besar nasional.
4. Di Lingkungan Bangsa dan Negara
Salah satu penerapan kerja sama dan gotong royong untuk
bangsa dan negara adalah berpartisipasi dalam pesta demokrasi seperti pemilihan
presiden, pemilihan kepala daerah, hingga pemilihan anggota legislatif bagi
setiap warga yang telah dewasa. Kegiatan berdemokrasi merupakan salah satu
bentuk gotong royong di lingkungan bangsa dan negara. Kesadaran itu perlu
dimiliki sejak dini.
MATERI INTI :
1. Kerja
sama berarti usaha beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan
gotong royong adalah kerja sama banyak orang secara sukarela.
2. Nilai
penting kerja sama dan gotong royong adalah saling memahami, saling menghargai,
saling membantu, saling mengatasi kekurangan, serta menguatkan kebersamaan.
3. Olah
hati (karakter biru), olah pikir (karakter hijau), olah raga (karakter kuning),
serta olah rasa dan karsa (karakter merah) akan memperkuat kerja sama dan
gotong royong.
4. Untuk
sukses perlu mental kuat. Indonesia pun meluncurkan Gerakan Revolusi Mental
untuk memperkuat bangsa melalui integritas, etos kerja, serta gotong royong.
5. Kerja sama dan gotong royong harus terus diperkuat di keluarga, di sekolah, di masyarakat, juga pada bangsa dan negara.
Demikianlah informasi mengenai ringkasan materi pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN) Kelas 7 SMP Bab 6 “Bekerja Sama
dan Bergotong Royong” yang merupakan materi semester 2 kurikulum merdeka.
Semoga sajian materi dan rangkuman diatas bisa membantu sahabat pendidikan yang
ingin belajar PPKN di kelas 7 SMP semester 2 kurikulum merdeka.