3 Jenis Asesmen Kurikulum merdeka
Kherysuryawan.id – Mari mengenal 3 jenis Asesmen pada pembelajaran Kurikulum Merdeka.
Halo sahabat kherysuryawan, salah satu kegiatan yang
sangat penting dalam proses pembelajaran ialah melakukan Asesmen. Apa itu
Asesmen, apa tujuan pelaksanaan Asesmen dana pa saja jenis Asesmen. Pertanyaan
tersebut akan coba di ulas pada postingan kali ini.
Asesmen adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian
hasil belajar peserta didik, yang hasilnya kemudian digunakan sebagai bahan
refleksi serta landasan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Asesmen menjadi
kegiatan yang penting dilakukan dalam pembelajaran, tidak terkecuali dalam
penerapan Kurikulum Merdeka. Asesmen berfungsi untuk mengetahui kebutuhan
belajar serta perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik.
Sebagai seorang guru atau pendidik, maka sangatlah
penting untuk bisa memahami apa itu fungsi dari pelaksanaan Asesmen. Berdasarkan
fungsinya asesmen terdiri dari tiga jenis yaitu asesmen sebagai proses
pembelajaran (assessment as learning), asesmen untuk proses pembelajaran
(assessment for learning), dan asesmen pada akhir proses pembelajaran
(assessment of learning). Ketiganya dapat dilaksanakan baik dengan metode
asesmen sumatif maupun formatif.
Nah, dari penjelasan diatas maka pada kesempatan kali ini
admin kherysuryawan akan mencoba memberikan penjelasan dari ke 3 jenis asesmen
yang ada pada pembelajaran di kurikulum merdeka. Penjelasan ini kiranya bisa
menjadi pengetahuan yang bermanfaat bagi pelajar dan pendidik dalam melakukan
aktivitas pembelajaran di sekolah pada pembelajaran kurikulum merdeka.
Di bawah ini penjelasan mengenai 3 jenis asesmen yang ada pada kurikulum merdeka.
3 JENIS ASESMEN PADA KURIKULUM MERDEKA
1. Asesmen Sebagai Proses Pembelajaran (Assessment As Learning)
Asesmen ini bertujuan untuk merefleksi proses
pembelajaran dan berfungsi sebagai asesmen formatif. Peserta didik sebaiknya
dilibatkan secara aktif dalam kegiatan asesmen ini. Peserta didik diberi
pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi diri sendiri dan temannya.
Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman merupakan
contoh assessment as learning. Jenis asesmen ini memiliki
beberapa fungsi yaitu untuk mendiagnosis kemampuan awal dan kebutuhan belajar
peserta didik, sebagai umpan balik memperbaiki proses pembelajaran dan strategi
pembelajaran, mendiagnosis daya serap materi, dan memacu perubahan suasana
kelas.
2. Asesmen Untuk Proses Pembelajaran (Assessment For Learning)
Asesmen ini bertujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Assessment for learning dapat dilakukan dalam
format penilaian formatif sekaligus penilaian sumatif. Ketika satuan pendidikan
melakukan asesmen sumatif di akhir lingkup materi dapat dikategorikan pula
sebagai assessment for learning. Assessment for learning berfungsi
sebagai alat ukur mengetahui pencapaian hasil belajar peserta didik, merefleksi
pembelajaran, menjadi umpan balik untuk merancang perbaikan proses
pembelajaran, dan untuk melihat kekuatan dan kelemahan belajar peserta didik.
3. Asesmen Pada Akhir Proses Pembelajaran (Assessment Of Learning)
Assessment of learning berfungsi sebagai alat ukur
pencapaian hasil belajar melalui nilai capaian, menjadi umpan balik untuk
merancang/perbaikan proses pembelajaran, sekaligus melihat kekuatan dan
kelemahan belajar peserta didik. Asesmen ini sendiri dapat dikategorikan
sebagai penilaian formatif maupun sumatif. Dalam konteks penilaian sumatif
semester, satuan pendidikan dapat melakukan sumatif pada akhir semester jika
satuan pendidikan merasa perlu mengonfirmasi hasil sumatif akhir lingkup materi
untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.
Lantas dari ke 3 jenis asesmen yang telah di jelaskan
diatas, manakah asesmen yang lebih penting untuk dilaksanakan pada proses
pembelajaran dikurikulum merdeka ?
Selama ini pelaksanaan asesmen cenderung berfokus pada
asesmen sumatif yang dijadikan acuan untuk mengisi laporan hasil belajar. Hasil
asesmen belum dimanfaatkan sebagai umpan balik untuk perbaikan pembelajaran.
Pada pembelajaran paradigma baru, pendidik diharapkan
lebih berfokus pada asesmen formatif dibandingkan sumatif dan menggunakan hasil
asesmen formatif untuk perbaikan proses pembelajaran yang berkelanjutan.
Pada kurikulum merdeka saat ini guru diharapkan
memberikan proporsi lebih banyak pada pelaksanaan asesmen
formatif daripada menitikberatkan orientasi pada asesmen sumatif.
Harapannya, ini akan mendukung proses penanaman kesadaran bahwa proses lebih
penting daripada sebatas hasil akhir.
Untuk lebih memahami tentang penilaian formatif dan
penilaian sumatif serta untuk mengetahui perbedaan dari 2 jenis penilaian
tersebut, maka di bawah ini penjelasannya.
PERBEDAAN PENILAIAN FORMATIF DAN SUMATIF
Penilaian formatif adalah penilaian
yang dilakukan dengan tujuan untuk memantau dan memperbaiki proses
pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Sesuai dengan
tujuannya, penilaian formatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses
pembelajaran.
Sedangkan penilaian sumatif yakni
sebuah penilaian yang bertujuan untuk menilai pencapaian tujuan
pembelajaran dan/atau Capaian Pembelajaran (CP) murid, sebagai dasar penentuan
kenaikan kelas dan/atau kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian pencapaian
hasil belajar murid dilakukan dengan membandingkan pencapaian hasil belajar
murid dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Berikut ini berapa
perbedaan mendasar antara penilaian formatif dan juga sumatif ditinjau dari
waktu pelaksanaan, tujuan penilaian, output dan hasil penilaian.
Waktu pelaksanaan
Pada penilaian
formatif, umumnya dilakukan saat proses pembelajaran suatu
unit/bab/kompetensi berlangsung. Dapat dilakukan di awal maupun sepanjang
proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan
untuk penilaian sumatif, dapat dilakukan pada akhir pembelajaran.
Tujuan penilaian
Tujuan dari
penilaian formatif adalah mengetahui perkembangan penguasaan siswa terhadap
suatu unit/bab/kompetensi yang sedang dipelajari. Berbeda dengan penilaian
formatif, penilaian sumatif
bertujuan untuk mengetahui pencapaian pembelajaran siswa pada pembelajaran
suatu unit/bab/kompetensi yang telah berakhir.
Output
Output akhir
dari penilaian formatif adalah sebagai dasar untuk memperbaiki proses
pembelajaran suatu unit/bab/kompetensi yang sedang dipelajari agar peserta
didik mencapai penguasaan yang optimal. Sedangkan output akhir penilaian sumatif
adalah sebagai bukti mengenai apa yang dikuasai oleh siswa.
Hasil penilaian
Hasil penilaian
formatif tidak digunakan untuk menentukan nilai rapor keputusan
kenaikan kelas, kelulusan, atau keputusan-keputusan penting lainnya. Untuk penilaian sumatif, justru untuk
menentukan hal-hal tersebut.
Paradigma Asesmen
Perencanaan dan pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif
memperhatikan beberapa hal termasuk salah satunya adalah penerapan pola
pikir bertumbuh (Growth Mindset). Penerapan pola pikir
bertumbuh dalam asesmen diharapkan membangun kesadaran bahwa proses pencapaian
tujuan pembelajaran, lebih penting daripada sebatas hasil akhir. pendidik
diharapkan mampu menerapkan ide penerapan pola piker bertumbuh, sebagaimana
uraian di bawah ini:
· Kesalahan dalam belajar itu wajar. Jika
diterima, dikomunikasikan, dan dicarikan jalan keluar, maka kesalahan akan
menstimulasi perkembangan otak peserta didik.
· Belajar bukan tentang kecepatan, tetapi tentang
pemahaman, penalaran, penerapan, serta kemampuan menilai dan berkarya secara
mendalam.
· Ekspektasi pendidik yang positif tentang
kemampuan peserta didik akan sangat mempengaruhi performa peserta didik.
· Setiap peserta didik unik, memiliki peta jalan
belajar yang berbeda, dan tidak perlu dibandingkan dengan teman-temannya.
· Pengondisian lingkungan belajar (fisik dan
psikis) di sekolah dan rumah akan mempengaruhi pencapaian hasil belajar.
· Melatih dan membiasakan peserta didik untuk
melakukan asesmen diri (self assessment), asesmen antarteman (peer
assessment), refleksi diri, dan pemberian umpan balik antarteman (peer
feedback).
· Apresiasi/pesan/umpan balik yang tepat
berpengaruh pada motivasi belajar peserta didik. Pemberian umpan balik
dilakukan dengan mendeskripsikan usaha terbaik untuk menstimulasi pola pikir
bertumbuh, memotivasi peserta didik, dan membangun kesadaran pemangku
kepentingan bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran lebih diutamakan
dibandingkan dengan hasil akhir.
Itulah penjelasan seputar Asesment yang perlu untuk di
ketahui oleh para pendidik dalam melakukan kegiatan pembelajaran pada kurikulum
merdeka. Semoga informasi ini bisa bermanfaat bagi para pendidik dimanapun
berada.