Rangkuman PPKN Kelas 11 Bab 3 Kurikulum Merdeka
Kherysuryawan.id – Rangkuman materi PPKN Kelas 11 SMA Bagian 3 “Bhinneka Tunggal Ika” Semester 2 Kurikulum Merdeka.
Halo sahabat kherysuryawan, pada
postingan kali ini admin akan memberikan ringkasan atau rangkuman materi
pelajaran PPKN kelas 11 Bab 3 Semester 2 kurikulum merdeka.
Materi PPKN kelas 11 Bab 3 dengan judul “Bhinneka Tunggal Ika” terdiri atas 5 unit materi yang nantinya akan di pelajari didalamnya, diantaranya yaitu sebagai berikut :
Unit 1 Kita dan Masyarakat Global
Unit 2 Kolaborasi Budaya
Unit 3 Interaksi Budaya Nusantara di Kancah Dunia
Unit 4 Merawat Tradisi Lokal dan Kebinekaan
Unit 5 Stereotip, Diskriminasi, dan Bullying
Nah, melalui kesempatan ini disini admin
akan memberikan uraian materi yang akan di sajikan dalam sebuah rangkuman
dengan tujuan agar lebih memudahkan para siswa yang akan belajar khususnya pada
mata pelajaran PPKN kelas 11 Bab 3 kurikulum merdeka. Admin sengaja membuat
rangkuman materi ini dengan harapan bisa membantu para siswa dalam
menggunakannya sebagai bahan belajar.
Baiklah bagi anda yang ingin melihat
rangkuman/ringkasan materi yang ada pada mata pelajaran PPKN Kelas 11 SMA Bagian
3 “Bhinneka Tunggal Ika” yang terdiri atas 5 unit pembelajaran di Semester 2 kurikulum merdeka, maka silahkan lihat sajian
ringkasannya secara lengkap di bawah ini :
Bagian 3: Bhinneka Tunggal Ika
Unit 1 Kita dan Masyarakat Global
Sebagai sebuah fenomena, globalisasi
adalah fakta. Kita hidup di era tersebut. Tatanan dunia mengalami berbagai
perubahan akibatnya.
Tak bisa dinafikan, ada dampak positif
dan negatif dari kemunculannya. Perkem[1]bangan ilmu
pengetahuan yang pesat, kemajuan bidang teknologi dan transformasi adalah
contoh bagaimana dampak positif dari globalisasi. Tetapi, dampak negatifnya
juga sangat terasa. Nilai-nilai kearifan dan kebudayaan lokal, semakin luntur
seiring dengan penetrasi dari kebudayaan yang datang dari dunia luar.
Ada tiga respon yang bisa diberikan
dalam menyikapi fenomena global ini: menolak, menerima, atau menerima dengan
membangun kolaborasi.
Unit 2 Kolaborasi Budaya
Kolaborasi budaya antara masyarakat satu
dengan masyarakat lain yang berbeda budaya dapat menjalin komunikasi lintas
budaya.
Komunikasi lintas budaya adalah proses
komunikasi yang melibatkan orang-orang yang berasal dari latar belakang sosial
budaya yang berbeda.
Beberapa manfaat komunikasi lintas
budaya adalah:
1) masyarakat mengenal budaya lain,
2) muncul sikap saling menghargai
perbedaan dan keragaman budaya,
3) mengikis prasangka.
Kolaborasi budaya dapat dilakukan dalam
berbagai bentuk seperti mengadakan pentas budaya dan kesenian secara
bersama-sama yang melibatkan berbagai pihak.
Unit 3 Interaksi Budaya Nusantara di Kancah Dunia
Perkembangan teknologi informasi dan
juga transportasi meniscayakan seseorang atau sekelompok orang berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain dari berbagai belahan dunia. Hal ini membawa
konsekuensi adanya pertukaran budaya di kancah global (internasional).
Dalam berkomunikasi dengan orang-orang
yang berbeda budaya, dibutuhkan pemahaman lintas budaya (cross-cultural
understanding).
Sebagai bagian dari komunitas global,
Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dan menutup/mengisolasi diri dari
bangsa dan negara lain.
Melestarikan apa yang baik dan
mengadopsi hal-hal yang lebih baik dari bangsa lain merupakan sikap cerdas dan
bijaksana. Sebaliknya, menolak atau meniru secara membabi buta apa saja dari
luar bukanlah sikap bijak.
Unit 4 Merawat Tradisi Lokal dan Kebinekaan
Masyarakat Kampung Naga Menjaga
Kelestarian Alam
Kampung Naga berada di Desa Neglasari,
Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Sebagian besar
masyarakatnya hidup sebagai petani. Diluar itu, masyarakat Kampung Naga bermatapencaharian
sebagai perajin anyaman bambu, pun yang kerajinan rumah tangga atau industri
kecil lainnya.
Salah satu ciri yang melekat pada
masyarakat adat Kampung Naga adalah konsistensinya untuk menjaga lingkungan
agar tetap lestari. Aktivitas untuk melindungi hutan mereka tunjukkan dengan
menetapkan sebuah kawasan yang suci. Pada Kawasan tersebut ada yang disebut
leuweung larangan (hutan larangan) dan leuweung tutupan (hutan tutupan).
Disebut sebagai hutan larangan, karena disana ada pantangan. Di tempat itu
pulalah, leluhur Kampung Naga dimakamkan.
Artikel di atas adalah aktivitas
masyarakat yang merawat bumi dengan cara memanfaatkan kearifan atau pengetahuan
lokal.
"Tugu Satu Tungku Tiga
Batu"
Potret keharmonisan toleransi beragama
di Fakfak. Tugu tersebut terletak di tengah kota Fakfak, Papua Barat
Menggambarkan tentang harmoni dari tiga agama yang ada di sana: Islam, Katolik
dan Kristen. Juga menjelaskan tentang harmoni.
Unit 5 Stereotip, Diskriminasi, dan Bullying
Stereotip
Istilah ini pertama kali diperkenalkan
oleh Jumalis Walter Lippmann (1992), yang dimaknai sebagai the little pictures
we carry around inside our head, di mana gambaran[1]gambaran
tersebut merupakan skema mengenai kelompok. "Manstead dan Hewstone
mendefinisikan stereotip sebagai societally shared beliefs about the
characteristics (such as personality traits, expected behaviors, or personal
values) that are perceived to be true of social groups and their members"
(keyakinan tentang karakteristik seseorang (seperti ciri kepribadian, perilaku,
nilai pribadi) yang diterima sebagai kebenaran kelompok sosial. Stereotip
adalah proses kognitif, bukan emosional, sehingga ia tidak selalu mengarah
kepada tindakan yang sengaja dilakukan untuk melecehkan. Stereotip ini seringkali
digunakan untuk menyederhanakan dunia tanpa melihat perbedaan-perbedaan yang
detail di dalamnya. Contohnya, seseorang akan terkejut jika menjumpai sopir
taksi perempuan, karena profesi sopir taksi biasanya dijalankan oleh laki-laki.
Prasangka atau Prejudice
Penilaian yang telah dimiliki sebelumnya
terhadap suatu kelompok dan masing-masing anggota kelompoknya. Pada dasarnya,
prasangka bisa bersifat positif, bisa pula bersifat negatif.
Diskriminasi
Diskriminasi merupakan perilaku negatif
atau membahayakan terhadap anggota kelompok tertentu semata-mata karena
keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut. Swim (dalam (Byrne, 1991)
menyatakan bahwa diskriminasi adalah tindakan negatif terhadap orang yang
menjadi obyek prasangka seperti rasial, etnik, agama, sehingga dapat dikatakan
bahwa diskriminasi adalah prejudice in action.
Perundungan
Istilah “bully” dalam Bahasa Inggris
bermakna menggertak atau menindas. Kata bullying ini diterjemahkan ke dalam
Bahasa Indonesia dengan perundungan. Secara sederhana, perundungan merupakan
segala bentuk penindasan atau kekerasan yang dilakukan dengan sengaja oleh satu
orang atau sekelompok orang yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain,
dengan tujuan untuk menyakiti dan dilakukan secara terus menerus. Perundungan
biasanya dibagi ke dalam 3 (tiga) jenis; fisik, verbal, dan mental.
Itulah Rangkuman/Ringkasan Materi PPKN Kelas
11 SMA Bab 3 yang berjudul “Bhinneka Tunggal Ika” yang bisa admin kherysuryawan sajikan pada artikel ini, dan bagi anda
yang membutuhkan buku teks pelajaran PPKN Kelas 11 SMA kurikulum merdeka maka
silahkan dapatkan filenya di bawah ini :
- Buku Guru & Siswa PPKN Kelas 11 SMA Kurikulum Merdeka (DISINI)
Demikianlah informasi mengenai
Rangkuman/Ringkasan Materi PPKN Kelas 11
Bagian 3 “Bhinneka Tunggal Ika” yang
nantinya akan dipelajari pada pembelajaran kurikulum merdeka. Semoga apa yang
telah admin sajikan dan bagikan pada kesempatan ini bisa membantu para guru dan
siswa dalam memperoleh bahan pembelajaran khususnya untuk mapel PPKN jenjang
SMA kurikulum merdeka.