Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 4 Kurikulum Merdeka
Kherysuryawan.id – Rangkuman Materi PAI Kelas XI Bab 4 “Menebarkan Islam dengan Santun dan Damai Melalui Dakwah, Khutbah, dan Tablig” Semester 1 Kurikulum Merdeka.
Halo sahabat kherysuryawan, berjumpa
kembali di website pendidikan ini. Pada kesempatan kali ini admin akan memberikan
pembahasan seputar materi pelajaran yang ada pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP) Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka.
Disini admin kherysuryawan akan
memberikan ringkasan materi pelajaran PAI kelas 11 kurikulum merdeka khususnya
materi yang ada pada Bab 4 yang berjudul Menebarkan Islam dengan Santun dan
Damai Melalui Dakwah, Khutbah, dan Tablig. Materi ini akan dipelajari pada
pembelajaran di semester 1 kurikulum merdeka pada kelas 11 SMA/SMK.
Untuk memudahkan siswa dalam belajar maka
di butuhkan sebuah ringkasan materi, maka olehnya itu disini admin
kherysuryawan telah membuat dan menyiapkan ringkasan materi PAI kelas 11 Bab 4
“Menebarkan Islam dengan Santun dan Damai Melalui Dakwah, Khutbah, dan Tablig”
yang tentunya akan sangat memudahkan siswa dalam belajar.
Hasil ringkasan materi PAI kelas 11 Bab
4 “Menebarkan Islam dengan Santun dan Damai Melalui Dakwah, Khutbah, dan Tablig”
semester 1 kurikulum merdeka ini bersumber dari buku teks pelajaran PAI kelas
11 kurikulum merdeka. Apabila anda yang membaca artikel ini juga memerlukan
materi lengkapnya yang terdapat pada buku teks pelajarna PAI kelas 11 kurikulum
merdeka maka tenang saja sebab disini admin juga akan membagikan file buku guru
dan buku siswa PAI kelas 11 Kurikulum merdeka.
Sebagai informasi bahwa pada materi PAI
kelas 11 Bab 4 “Menebarkan Islam dengan Santun dan Damai Melalui Dakwah,
Khutbah, dan Tablig” yang akan dipelajari ini ada beberapa tujuan yang ingin
dan diharapkan untuk di capai, diantaranya yaitu sebagai berikut :
Setelah mempelajari materi ini, Peserta
didik dapat:
- Menganalisis ketentuan dakwah, khutbah, dan tablig.
- Menyusun teks khutbah dengan tema nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.
- Menerapkan ketentuan dakwah, khutbah, dan tablig.
- Membiasakan sikap menebarkan Islam rahmatan lil ‘alamin
Baiklah bagi anda yang ingin melihat
ringkasan/rangkuman materi pelajaran PAI Kelas 11 Bab 4 “Menebarkan Islam
dengan Santun dan Damai Melalui Dakwah, Khutbah, dan Tablig” kurikulum merdeka,
maka silahkan lihat sajian materinya di bawah ini :
Bab 4 Menebarkan Islam dengan Santun dan Damai Melalui Dakwah, Khutbah, dan Tablig
1. Dakwah
a.
Pengertian
Merujuk arti bahasa, kata “dakwah”
merupakan mashdar (kata dasar) dari kata da’a yang mempunyai arti mengajak,
memanggil, dan menyeru untuk hal tertentu. Orang yang melakukan pekerjaan
dakwah disebut dai (laki-laki) dan daiyah (perempuan).
Jika ditinjau dari makna istilah, ada
beberapa pengertian dakwah, yaitu:
- Setiap kegiatan yang mengajak, menyeru, dan memanggil orang atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah Swt. sesuai dengan ajaran akidah (keimanan), syariah (hukum) dan akhlak Islam.
- Kegiatan mengajak orang lain ke jalan Allah Swt. secara lisan atau perbuatan untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari supaya mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Kegiatan mengajak orang-orang untuk mengamalkan ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-hari.
- Seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha untuk mengubah agar keadaannya lebih baik lagi, baik sebagai pribadi maupun masyarakat.
b.
Dalil Perlunya Dakwah
Artinya:
Dan
hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka
itulah orang-orang yang beruntung. (Q.S. Ali ‘Imrān/3: 104).
Perhatikan juga isi kandungan dari
beberapa Q.S. Q.S. al-Nahl/16: 125, Q.S. al-Hajj/22: 67, Q.S. al-Qashash/28: 87
yang isinya tentang segala yang terkait dengan dakwah.
c.
Adab Berdakwah
Adab atau etika dakwah yang harus
diperhatikan, antara lain:
- Dakwah dengan cara hikmah, yaitu ucapan yang jelas, tegas, dan sikap yang bijaksana.
- Dakwah menggunakan cara mauidzatul hasanah atau nasihat yang baik, yaitu cara-cara persuasif (damai dan menenteramkan, tanpa kekerasan) dan edukatif (memberikan pengajaran, i’tibar dan pelajaran hidup).
- Dakwah dengan cara mujadalah, yaitu diskusi atau tukar pikiran yang berjalan secara dinamis dan santun dengan menghargai pendapat orang lain.
- Dakwah melalui teladan yang baik (uswatun hasanah).
d.
Tujuan dan Sasaran Dakwah
1. Sasaran Dakwah
a) Memberi semangat kepada manusia
agar selalu meningkatkan kualitas dan kuantitas amalnya, dari baik menjadi
terbaik, sudah banyak amalnya agar diperbanyak lagi, serta dari yang sekadar
mengejar formalitas menuju ke substansi, sehingga profil mukmin yang sejati
menjadi nyata adanya.
b) Mengubah jalan hidup yang tidak
baik menjadi baik, serta yang menyimpang dari aturan Allah Swt.
2. Tujuan Dakwah
Jika merujuk kepada Q.S. an-Nūr/24: 55,
maka tujuan dakwah adalah menyeru dan mengajak segenap manusia agar
konsisten/istiqamah dalam:
a.
Beriman hanya kepada Allah Swt.
dan tidak melakukan kemusyrikan (tauhid/akidah);
b.
Menjadikan seluruh aktivitasnya
hanya beribadah kepada Allah Swt. (ikhlas/syariah);
c.
Mengerjakan amal shaleh dalam
arti yang seluas-luasnya (amal ibadah/ muamalah);
d.
Berakhlak mulia yang tolok
ukurnya adalah akhlak Rasulullah Saw. (akhlak/ihsan).
e.
Syarat dan Metode Dakwah
Banyak faktor yang memengaruhi
keberhasilan dakwah. Faktor terpentingnya adalah inayah Allah Swt., di samping
tentu saja dari kepribadian dan karakter dai sendiri, yang menghiasi
pribadinya, melebar ke keluarga terdekat, lalu ke masyarakat luas.
Itulah sebabnya, seorang dai jika ingin
sukses harus memenuhi syarat seperti yang telah dilakukan oleh para rasul,
yaitu sebagai berikut:
1. Satunya kata dengan perbuatan,
sikap, perilaku dan tingkah lakunya benar-benar menjadi teladan (uswatun
hasanah).
2. Memahami objek dakwahnya,
3. Memiliki keberanian dan
ketegasan
4. Memiliki ketabahan dan
kesabaran yang tinggi dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan akibat
dakwah yang dilakukan.
5. Menyadari dengan sepenuh hati
bahwa tugasnya hanyalah menyampaikan, mengajak, dan menyeru, tentang hasilnya
diserahkan sepenuhnya hanya kepada Allah Swt. (Q.S. al-An’ām/6: 159).
6. Selalu berdoa kepada Allah Swt.
agar dakwahnya mencapai kesuksesan.
f.
Metode Al-Qur’an dalam Menyajikan Materi Dakwah
Disebabkan objek dakwah itu manusia,
yang memiliki unsur jasmani, akal dan jiwa, maka pendekatan dakwah yang
dilakukan juga harus memperlakukan manusia secara utuh. Karena itu, Al-Qur’an
menggariskan ciri-ciri sebagai berikut:
1. Saat manusia mendapatkan puncak
kesucian (saat menerima wahyu, atau hasil olah batin), Al-Qur’an membawa yang
bersangkutan dalam situasi yang bersifat material (Perhatikan Q.S. Thāhā/20:
17, Q.S. al-Qiyāmah/75: 16, dan Q.S. al-Najm/53: 17).
2. Menggunakan benda-benda alam,
meski ukurannya kecil, sebagai penghubung antara manusia dengan Allah Swt.
3. Menekankan bahwa segala sesuatu
yang terjadi di bawah kekuasaan, pengetahuan, dan pengaturan Allah Swt.
(Perhatikan Q.S. al-Anfāl/8: 17, Q.S. al-An’ām/6: 59, dan Q.S. ar-Ra’d/13: 15).
g.
Media Dakwah
Penggunaan media dakwah tentu menjadi
hal yang niscaya, apalagi kondisi masyarakat modern yang ingin serba cepat,
canggih, dan mudah. Sebab itu, media dakwah yang digunakan mencirikan anak
zamannya, tidak konvensional, apalagi hanya sekadar ceramah dan mengumpulkan
massa dalam jumlah yang besar, setelah itu bubar tanpa bekas.
Media dakwah untuk masa kini dapat
menggunakan: (a) Media elektronik, beragam media sosial, TV, radio dan
internet. (b) Media cetak, antara lain: buku, jurnal, surat kabar, majalah,
spanduk, brosur, pamflet dan lain sebagainya.
h.
Manajemen Dakwah
Saat berdakwah Rasulullah Saw menerapkan
hal-hal sebagai berikut.
- Lemah lembut dalam menjalankan dakwah
- Bermusyawarah dalam segala urusan, termasuk urusan dakwah
- Menyampaikan dakwah sesuai dengan objek dakwah
- Lapang dada dan sabar
- Kebulatan tekad
- Bertawakal
i.
Strategi Dakwah
Prinsipnya, dakwah itu dapat menggunakan
strategi yang beraneka ragam, sesuai dengan objek dakwah. Berdakwah harus
berpatokan kepada Q.S. an-Nahl/16: 125.
2. Khutbah
a.
Pengertian
Merujuk makna bahasa, ada beberapa
pengertian, yakni:
1. Kata khutbah jika berasal dari
kata mukhathabah berarti “pembicaraan”;
2. Jika berasal dari kata
“al-khatbu” (الخطب (berarti “perkara besar yang diperbincangkan”; dan
3. Khutbah dapat juga bermakna
memberi peringatan, pembelajaran atau nasehat dalam kegiatan ibadah.
Sementara, jika ditinjau dari pengertian
istilah, khutbah adalah:
1. Menyampaikan pesan tentang
takwa sesuai dengan perintah Allah Swt. dengan syarat dan rukun tertentu;
2. Kegiatan nasihat yang
disampaikan kepada kaum muslim dengan syarat dan rukun tertentu yang erat
kaitannya dengan sah atau sunnahnya ibadah, sedangkan orang yang melakukan
khutbah dikenal dengan istilah khatib.
b.
Syarat Khatib
1. Islam yang
sudah balig dan berakal sehat.
2. Mengetahui
syarat, rukun, dan sunnah khutbah.
3. Suci dari
hadats, baik badan maupun pakaian, serta auratnya tertutup.
4. Tartil dan
fasih saat mengucapkan ayat Al-Qur’an dan Hadis.
5. Memiliki
akhlak yang baik dan tidak tercela di mata masyarakat.
6. Suaranya
jelas dan dapat dipahami oleh jamaah.
7.
Berpenampilan rapi dan sopan.
c.
Syarat-syarat dua khutbah
- Khutbah Shalat Jum’at dilaksanakan sesudah masuk waktu Dhuhur. Selesai khutbah, dilanjutkan dengan shalat. Berbeda dengan Khutbah Shalat ‘Idain, Shalat Khusuf dan Shalat Kusuf, serta Shalat Istisqa yang dilaksanakan setelah selesai shalat.
- Khutbah dilakukan dengan berdiri. Namun, jika tidak mampu, boleh dilakukan dengan duduk.
- Duduk sebentar di antara dua khutbah.
- Suara khutbah harus jelas dan dapat didengar oleh jamaah.
- Tertib, yakni dimulai khutbah pertama, dilanjutkan ke khutbah kedua.
d.
Rukun Khutbah
1. Membaca Hamdalah pada kedua
Khutbah.
2. Membaca Shalawat kepada Nabi
Muhammad Saw.
3. Berwasiat tentang taqwa kepada
diri dan jamaah.
4. Membaca satu atau beberapa ayat
suci Al-Qur’an pada kedua khutbah. Ayat yang dibaca biasanya disesuaikan dengan
topik yang akan disampaikan.
5. Berdoa pada khutbah kedua untuk
memohon ampunan, kesejahteraan, dan keselamatan bagi kaum muslimin dan muslimat
baik di dunia maupun akhirat.
e.
Sunnah Khutbah
1. Khatib memberi salam pada awal
khutbah, dan menghadap ke arah jamaah.
2. Khutbah disampaikan di tempat
yang lebih tinggi (di atas mimbar).
3. Khutbah disampaikan dengan
kalimat yang jelas, sistematis dan temanya disesuaikan dengan situasi dan
kondisi aktual yang saat itu terjadi.
4. Khatib hendaklah memperpendek
khutbahnya, jangan terlalu panjang, sebaliknya Shalat Jum’atnya saja yang
diperpanjang.
5. Khatib disunnahkan membaca Q.S.
al-Ikhlas saat duduk di antara dua khutbah.
6. Khatib menertibkan rukun-rukun
khutbah, yaitu dimulai membaca hamdalah sampai rukun yang terakhir, yakni
berdoa untuk kaum muslimin
f.
Adab Shalat Jum’at
- Menyegerakan berangkat ke masjid lebih awal.
- Membiasakan mengisi shaf terdepan yang masih kosong, lalu lakukan shalat “Tahiyatul Masjid” atau Shalat Qabliah Jum’at sebanyak dua rakaat.
- Memperbanyak dzikir dan doa, membaca shalawat Nabi Saw. atau membaca Al-Qur’an dengan suara pelan, sebelum khatib naik mimbar.
- Mendengarkan khutbah dengan seksama. Jangan berbicara, termasuk menegur jamaah lain, apalagi mengantuk atau tidur, akibatnya jum’atnya menjadi sia-sia, termasuk tidak memahami isi khutbah.
g.
Persamaan dan Perbedaan Dakwah dan Khutbah
Berikut ini, persamaan dan perbedaan
keduanya, yaitu:
PERSAMAAN:
1. Sama-sama menyeru manusia untuk
menjalani kehidupan yang benar sejalan dengan aturan Allah Swt.
2. Keduanya mengajak manusia untuk
melaksanakan syariat Islam yang kāffah (sempurna, lengkap, utuh).
3. Keduanya mengajak manusia untuk
melaksanakan syariat Islam yang kāffah (sempurna, lengkap, utuh).
4. Sama-sama memberi kabar
gembira/basyīran (bahagia, sukses, surga) bagi yang bertaqwa, sebaliknya
ancaman/nadzīran bagi yang ingkar (gagal, sengsara, neraka).
PERBEDAAN:
1. Khutbah terikat oleh syarat dan
rukun, sedangkan dakwah tidak memiliki aturan yang baku
2. Khutbah tempatnya di masjid
atau tempat lain yang memungkinkan, sedangkan dakwah dapat dilakukan di mana
saja.
3. Khutbah Jum’at hanya wajib bagi
kaum laki-laki, sedangkan dakwah untuk siapa saja.
4. Khutbah medianya terbatas pada
mimbar dan sound system, sedangkan dakwah dapat menggunakan media apa saja.
5. Dai tidak terkait dengan
shalat, karena itu ia boleh tidak dalam keadaan suci. Sedangkan khatib
berkaitan dengan shalat, oleh karena itu, harus dalam keadaan suci dari hadats
3. Tablig
a.
Pengertian
Menurut tinjauan bahasa, kata tablig
berasal dari kata ballagha yang artinya menyampaikan atau memberitahukan pesan
atau ceramah secara lisan atau perkataan.
Makna lainnya adalah ceramah yang tidak
disertai dengan rukun seperti khutbah. Bukan sekadar ceramah atau pesan biasa,
tetapi sebuah ceramah yang sumbernya dari ajaran Islam yang disampaikan kepada
satu orang atau banyak orang, agar mengamalkan isi pesan tersebut.
Namun, jika ditinjau dari pengertian
istilah, tablig memiliki beberapa makna, antara lain:
1. Menyampaikan aturan Islam baik
dari yang termaktub dalam Al-Qur’an maupun Hadis yang ditujukan kepada umat
manusia.
2. Menyampaikan ajaran Islam
kepada umat manusia untuk dijadikan pedoman agar memperoleh kebahagiaan dunia
dan akhirat.
3. Bagian dari dakwah islamiyah
dalam bentuk khusus (lisan dan tulisan) untuk disampaikan kepada pihak lain.
4. Menyampaikan ‘pesan’ Allah Swt.
secara lisan kepada satu orang atau lebih untuk diketahui dan dipahami, lalu
diamalkan isinya.
5. Sebuah profesi yang dilakukan
untuk menyampaikan atau menyiarkan agama Islam kepada umat.
b.
Dalil Adanya Tablig
Artinya: (yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah (para rasul
yang menyampaikan syariat-syariat Allah kepada manusia), mereka takut
kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan
cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan (Q.S. al-Ahzāb/33: 39).
Perhatikan juga isi kandungan dari
beberapa ayat Al-Qur’an berikut ini, misalnya Q.S. al-Māidah/5: 99, Q.S.
ar-Ra’d/13: 40, dan Q.S. al-Nahl/16: 35 yang isinya tentang tablig.
c.
Ketentuan Tablig
1. Ketentuan Tablig
a) Dilakukan dengan cara yang
sopan, lemah lembut, tidak kasar, dan tidak merusak.
b) Menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti oleh jamaah.
c) Mengedepankan musyawarah dan
berdiskusi untuk memperoleh kesepakatan bersama.
d) Materi tablig yang disampaikan
harus mempunyai rujukan yang kuat dan jelas sumbernya.
e) Disampaikan dengan penuh
keikhlasan dan kesabaran, sejalan dengan situasi dan kondisi masyarakat,
termasuk aspek psikologis dan sosiologis para jamaah.
f) Tidak menghasut orang lain
untuk bermusuhan, berselisih, merusak, dan mencari-cari kesalahan orang lain.
2.
Tata Cara
Tata cara/strategi tablig harus merujuk
teladan Rasulullah Saw. dan para sahabatnya dalam melaksanakan dakwah atau
tablig. Jika tidak, tablig yang bertujuan baik, malah berubah menjadikan citra
Islam tidak baik, bahkan merusak citra, tentu semua itu harus menjadi kesadaran
bersama.
Di samping itu, ada beberapa hal yang
patut dijadikan pedoman dalam tablig, yaitu kekuatan keimanan dan kesabaran.
Artinya, kesuksesan tablig sangat dilandasi kuatnya iman, sekaligus dibarengi
adanya pola manajemen yang handal.
3.
Peragaan/Praktik Tablig
Sebagai bagian dari peragaan atau
praktik bertablig, maka ada tahapan langkah-langkah yang harus diikuti, yaitu:
a) Tahap persiapan
Rujuklah dan
pelajari materi tablig, agar sesuai dengan kebutuhan jamaah atau audiens
b) Tahap pelaksanaan
Saat tablig,
maka informasi yang disampaikan harus yang praktis, singkat dan serba cepat,
dengan tetap mengedepankan bahasa yang sederhana, mengajak jamaah berdiskusi
dan mengandalkan logika dan akal sehat, melibatkan juga mata hati, serta
menghindari gaya yang menggurui, menekan, apalagi memaksa.
c) Tahap Konsolidasi
Sebagai
tahap akhir, upayakan adanya pemantapan pemahaman materi tablig dalam bentuk
kesimpulan atau resume, dan hal-hal apa saja yang harus ditindaklanjuti,
biasanya dikenal dengan RTL (Rencana Tindak Lanjut).
👉 Soal & Jawaban Sumatif PAI Kelas 11 Bab 4 Kurikulum Merdeka - (DISINI)
Itulah ringkasan/rangkuman materi
Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas 11 SMA/SMK Semester 1 Bab 4 “Menebarkan
Islam dengan Santun dan Damai Melalui Dakwah, Khutbah, dan Tablig” yang akan
dipelajari pada kurikulum merdeka.
Bagi anda yang ingin mengetahui materi
keseluruhan secara lengkap, maka anda bisa mendapatkannya pada buku teks
pelajaran PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum merdeka, yang akan admin bagikan
filenya pada judul di bawah ini :
- Buku Guru & Siswa PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka – (DISINI)
Demikianlah informasi yang bisa admin
kherysuryawan bagikan melalui artikel ini, semoga ringkasan/rangkuman materi
PAI Kelas 11 SMA/SMK Semester 1 Bab 4 dengan judul “Menebarkan Islam dengan Santun dan Damai
Melalui Dakwah, Khutbah, dan Tablig” yang akan dipelajari pada kurikulum
merdeka ini dapat menjadi bahan belajar yang bermanfaat bagi siswa maupun bagi
guru yang membutuhkannya.