Rangkuman Materi PAI Kelas 11 Bab 2 Kurikulum Merdeka
Kherysuryawan.id – Rangkuman Materi PAI Kelas XI Bab 2 “Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain” Semester 1 Kurikulum Merdeka.
Halo sahabat kherysuryawan, berjumpa
kembali di website pendidikan ini. Pada kesempatan kali ini admin akan memberikan
pembahasan seputar materi pelajaran yang ada pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP) Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka.
Disini admin kherysuryawan akan
memberikan ringkasan materi pelajaran PAI kelas 11 kurikulum merdeka khususnya
materi yang ada pada Bab 2 yang berjudul Bukti Beriman: Memenuhi Janji,
Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain. Materi ini akan
dipelajari pada pembelajaran di semester 1 kurikulum merdeka pada kelas 11
SMA/SMK.
Untuk memudahkan siswa dalam belajar maka
di butuhkan sebuah ringkasan materi, maka olehnya itu disini admin
kherysuryawan telah membuat dan menyiapkan ringkasan materi PAI kelas 11 Bab 2
“Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi
Aib Orang Lain” yang tentunya akan sangat memudahkan siswa dalam belajar.
Hasil ringkasan materi PAI kelas 11 Bab
2 “Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi
Aib Orang Lain” semester 1 kurikulum merdeka ini bersumber dari buku teks
pelajaran PAI kelas 11 kurikulum merdeka. Apabila anda yang membaca artikel ini
juga memerlukan materi lengkapnya yang terdapat pada buku teks pelajarna PAI
kelas 11 kurikulum merdeka maka tenang saja sebab disini admin juga akan
membagikan file buku guru dan buku siswa PAI kelas 11 Kurikulum merdeka.
Sebagai informasi bahwa pada materi PAI
kelas 11 Bab 2 “Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara
Lisan, Menutupi Aib Orang Lain” yang akan dipelajari ini ada beberapa tujuan
yang ingin dan diharapkan untuk di capai, diantaranya yaitu sebagai berikut :
Setelah mempelajari materi ini, Peserta
didik dapat:
- Menganalisis cabang iman: memenuhi janji, mensyukuri nikmat, memelihara lisan, menutupi aib orang lain.
- Mempresentasikan tentang memenuhi janji, mensyukuri nikmat, memelihara lisan, menutupi aib orang lain, sehingga dapat meyakini bahwa cabang iman tersebut adalah bagian dari ajaran agama.
- Membiasakan sikap tanggung jawab, memenuhi janji, mensyukuri nikmat, memelihara lisan, menutupi aib orang lain.
Baiklah bagi anda yang ingin melihat
ringkasan/rangkuman materi pelajaran PAI Kelas 11 Bab 2 “Bukti Beriman: Memenuhi
Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain” kurikulum
merdeka, maka silahkan lihat sajian materinya di bawah ini :
Bab 2 Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain
1. Memenuhi Janji
a.
Pengertian
Salah satu bukti berimannnya seseorang
adalah memenuhi janji, dan ia menjadi bagian dari akhlak terpuji yang
seharusnya menghiasi pribadi setiap orang beriman. Adapun padanan kata Janji
dalam bahasa Arab adalah ‘aqad’ . Melalui kata ini, muncul kata yang sering
kita dengar, yakni akad, akidah, atau akad nikah.
Menurut bahasa, akad berarti perjanjian
atau ikatan yang kuat. Jadi memenuhi janji merupakan kewajiban dan menjadi
tanda orang itu beriman atau tidak. Itu sebabnya, jika dikaitkan dengan makna
bahasa, maka janji itu harus ditepati dan dipenuhi, dan kita diingatkan bahwa
setiap janji akan diminta pertanggung jawaban.
b.
Pembagian Janji
Janji terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Janji kepada Allah Swt.
Mungkin terasa ganjil dan ada yang
bertanya, kapan saya berjanji kepada Allah Swt. Jawabannya, ternyata sudah
dijelaskan di dalam Al-Qur’an, bahwa semua manusia tak terkecuali pernah
melakukan penjanjian kepada Allah Swt. (di alam ruh/rahim) dan bentuk janjinya
adalah nanti jika sudah di dunia akan mengimani Allah sebagai Rabb-Nya dan
berjanji menjadi hamba-Nya yang taat.
2. Janji kepada sesama
manusia.
Janji kepada manusia adalah janji-janji
yang sudah dibuat dan disepakati, baik sebagai pribadi maupun dengan lembaga
atau pihak lain.
Seperti Sabda Rasulullah Saw.: “Setiap
syarat (ikatan janji) yang tidak sesuai dengan Kitabullah, menjadi batil,
meskipun seratus macam syarat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
c.
Balasan Memenuhi Janji
Berikut ini, manfaat memenuhi janji,
antara lain:
- Mendapatkan predikat sebagai muttaqin dan menjadi sebab tergapainya sifat muttaqin (Q.S. Ali Imrān/3: 76).
- Menjadi sebab datangnya keberhasilan, keamanan dan ketenteraman, serta jauh adanya konflik dan perselisihan.
- Menghindari pertumpahan darah, dan terjaga dari mengambil hak orang lain, baik dari pihak muslim atau non muslim (Q.S. al-Anfāl/8: 72).
- Dapat menghapus kesalahan, dan menjadi sebab dimasukkan ke dalam surga (Q.S. al-Baqarah/2: 40, dan Q.S al-Māidah/5: 12).
2. Mensyukuri Nikmat
a.
Pengertian
Ada 2 kata dasar yang digunakan, yakni:
Syukur dan Nikmat. Syukur, menurut bahasa berarti membuka atau menampakkan.
Lawan dari syukur adalah kufur yang berarti menutup dan menyembunyikan.
Syukur merupakan bentuk keridhaan atau
pengakuan terhadap rahmat Allah Swt. dengan setulus hati. Makna lainnya adalah
pujian atau pengakuan terhadap segala nikmat Allah Swt. yang dibuktikan dengan
kerendahan hati dan ketulusan menerimanya yang diwujudkan melalui ucapan,
sikap, dan perilaku.
Syukur merupakan bentuk keridhaan atau
pengakuan terhadap rahmat Allah Swt. dengan setulus hati. Makna lainnya adalah
pujian atau pengakuan terhadap segala nikmat Allah Swt. yang dibuktikan dengan
kerendahan hati dan ketulusan menerimanya yang diwujudkan melalui ucapan,
sikap, dan perilaku.
Berdasarkan penjelasan tersebut,
mensyukuri nikmat adalah berterima kasih kepada Allah Swt. atas segala nikmat
yang telah dianugerahkan kepada kita. Caranya adalah menggunakan segala nikmat
tersebut, sesuai dengan tujuan nikmat itu diberikan. Misalnya nikmat tangan,
mata, dan kaki, semuanya digunakan untuk hal-hal yang benar menurut Allah Swt,
bukan keinginan nafsu, syahwat, apalagi perbuatan maksiat.
b.
Perwujudan Syukur
Tidak terhitung banyaknya nikmat yang
sudah kita terima (Perhatikan isi kandungan Q.S. Ibrahīm/14: 34), lalu
bagaimana caranya mewujudkan bahwa kita menjadi pribadi yang bersyukur?
Jawabannya adalah syukur harus dilakukan dengan 3 hal, yakni: melalui lisan,
hati, dan anggota badan.
Imam al-Ghazali membagi syukur itu,
menjadi 3 bagian, yaitu: ilmu, hal (keadaan), dan amal (perbuatan). Melalui
ilmunya, seseorang menyadari bahwa segala nikmat yang diterima itu semata-mata
berasal dari Allah Swt. Keadaannya menyatakan kegembiraan. Selanjutnya, amal
perbuatannya sesuai dan sejalan dengan fungsi nikmat tersebut diberikan
c.
Keuntungan Menjadi Orang Bersyukur
Beberapa keuntungannya, dapat disebutkan
berikut ini:
1. Jauh Lebih Produktif
2. Lebih Bahagia dan Optimis
3. Mafaatnya kembali ke Diri Sendiri
3. Memelihara Lisan
a.
Pentingnya
Menjaga Lidah Lidah atau lisan bisa
dikatakan sebagai bagian anggota tubuh yang sangat berharga.
Rasulullah Saw. juga mengingatkan kita,
bahwa keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya dalam menjaga lisannya.
Seperti makna dasar Islam sendiri yang berarti selamat dan aman. Semua itu,
mengajarkan kepada kita bahwa lidah dan lisan ini, harus digunakan dengan
benar, sehingga diri sendiri terselamatkan, apalagi pihak lain.
b.
Lisan: Antara Fitnah, Ghibah, dan Buhtan
Fitnah adalah bahasa Arab yang terdapat
dalam al-Qur’an dan dipakai oleh orang Indonesia, tetapi makna fitnah yang
dipahami oleh orang Indonesia berbeda dengan makna fitnah yang terdapat dalam
Al-Qur’an. Dalam Al-Qur’an kata fitnah memiliki beberapa arti, antara lain
cobaan, ujian, musibah dan ada juga yang berarti siksa di akhirat, seperti
terdapat dalam Surah al-Baqarah ayat 217
Sedangkan makna fitnah yang dipahami
masyarakat di Indonesia berdasarkan KBBI adalah perkataan bohong atau tanpa
berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan orang (seperti
menodai nama baik, merugikan kehormatan orang).
Ghibah adalah membicarakan orang lain
yang tidak hadir, sesuatu yang tidak disenanginya. Termasuk yang dibicarakan
itu, sesuai dengan keadaan orang yang dibicarakan. Jika yang dibicarakan itu,
keburukan orang yang disebut, tidak disandang oleh yang bersangkutan, itulah yang
dinamakan buhtan/ bohong besar).
c.
Petunjuk Menjaga Lisan
Berikut ini, beberapa petunjuk Islam
dalam penggunaan lisan, antara lain:
- Menjauhi kebiasaan berkata bohong dan tidak bermanfaat. Jangan pula berbicara yang berlebihan.
- Jauhi pembicaraan yang batil, kotor, dan jorok
- Jangan berbicara dusta atau palsu. Ingat! Tanda-tanda orang munafik, salah satunya, jika berbicara berdusta atau bohong.
- Jangan gunakan lisanmu untuk menggunjing (Q.S. al-Hujurāt/49: 12)
- Jangan berkata kasar (Q.S. Ali Imrān/3: 159). Jauhi pula melakukan celaan dan melaknat orang lain.
- Jangan mengadu domba, dan jangan pula mudah marah
- Jawablah panggilan orang tua dengan sopan dan santun (Q.S. al-Isrā’/17: 28), serta jauhi banyak berbantah-bantahan.
4. Menutup Aib Orang Lain
a.
Pengertian
Aib adalah cela, cacat, nista, noda,
perilaku hina, atau ada juga bermakna kiasan, yaitu: arang di muka. Biasanya
digunakan dalam kalimat, bagaikan menaruh arang di muka. Melalui kalimat itu,
yang bersangkutan sudah dibuka aibnya, sehingga sangat malunya, hancur lebur
martabat dan nama baiknya, seakan-akan sudah runtuh hidupnya, disebabkan aibnya
dibuka atau tersebar.
b.
Macam-Macam Aib
Jika ditinjau dari sifatnya, maka aib
dibagi menjadi 2, yakni:
- Aib Dzahir, yaitu: aib yang nampak dan dapat diketahui secara lahir, jika diperhatikan betul. Misalnya cacat pada barang-barang perdagangan, contohnya buah-buahan yang busuk, atau mebeler yang kelihatan cacatnya.
- Aib Tersembunyi, yaitu aib yang tidak nampak, karena disembunyikan. Tidak terlihat, meski sudah diperhatikan betul-betul. Ambil contoh, beras yang sudah dicampur antara beras premium, super, dengan golongan yang biasa. Atau kacang-kacangan yang bagus atasnya, sementara yang bawah kondisinya kurang baik. Semuanya tidak kelihatan, jika tidak diurai atau dibuka semuanya.
c.
Aib dan Medsos
Di antara penyalahgunaan teknologi
adalah orang begitu mudah membuka aib orang lain. Hal ini boleh jadi
dilatarbelakangi adanya rivalitas (persaingan), persinggungan kepentingan, bahkan
sifat iri dengki yang dimiliki. Saat ini, orang begitu mudah tumbang nama baik
dan martabatnya dari penyalahgunaan media sosial (medsos), baik dari WhatsApp,
Twitter, Instagram maupun Facebook, Telegram, bahkan Blog.
d.
Akibat Aib
Membuka aib orang lain, sama saja dengan
membuka aib diri sendiri. Aib bukan saja membawa madharat (bahaya) kepada yang
bersangkutan, tetapi juga pihak lain, termasuk masyarakat luas. Kisah Nabi Musa
a.s. dengan umatnya dapat dijadikan ibrah (pelajaran). Secara umum, kisahnya
sebagai berikut: Terjadi kemarau panjang, lalu Sang Nabi mengajak umatnya untuk
Shalat Istisqa’. Anehnya setelah dilakukan, ternyata hujan tidak turun-turun.
Materi Inti:
- Dinul Islam terdiri dari 3 pokok/rukun. Pertama: Akidah, yaitu pokok-pokok ajaran tentang keimanan yang dikenal dengan sebutan 6 Rukun Iman. Kedua; Syariah, yakni pokok-pokok ajaran tentang hukum Islam yang dikenal dengan istilah 5 Rukun Islam. Selanjutnya Ketiga: Akhlak, yaitu tata, etika atau moralitas hidup manusia yang bersumber dari wahyu Allah Swt.
- Iman itu memiliki 63 cabang atau bagian. Di antara cabang iman yang dibahas, sesuai materi ajar ada 4 cabang iman, yakni: (1) Memenuhi Janji, (2) Mensyukuri Nikmat, (3) Memelihara Lisan, dan (4) Menutupi Aib Orang Lain.
- Memenuhi janji merupakan kewajiban dan menjadi tanda orang itu beriman atau tidak. Janji itu harus ditepati dan dipenuhi, dan setiap janji akan diminta pertanggung jawaban. Memenuhi janji menjadi faktor penting keberhasilan dan kesuksesan seseorang.
- Syukur merupakan bentuk keridhaan atau pengakuan terhadap rahmat Allah Swt. dengan setulus hati. Bentuk syukur bisa berupa pujian atau pengakuan terhadap segala nikmat Allah Swt. yang dibuktikan dengan kerendahan hati dan ketulusan menerimanya yang diwujudkan melalui ucapan, sikap, dan perilaku.
- Lidah atau lisan menjadi bagian tubuh yang sangat berharga. Melalui lisan yang tidak tertata, muncul pertengkaran dan perselisihan. Lisan juga, bisa membuat malapetaka yang besar, bahkan pembunuhan yang tidak terkira akibatnya.
- Sebaliknya, melalui lisan juga, muncul pelbagai macam kedamaian, kesejukan, cinta dan harapan yang tersemai di lubuk jiwa untuk satuan, puluhan, ribuan, jutaan bahkan milyaran umat manusia. Saat ini, masih banyak manusia yang tetap memelihara harapan, meski kondisinya memprihatinkan dan mengenaskan, karena masih percaya kepada janji-janji yang disampaikan.
- Lidah dan lisan kita harus dijaga betul. Tipis sekali perbedaan antara bahagia dan celaka serta senang susah, hanya dari penggunaan lidah. Apalagi jika dikaitkan dengan ajaran Islam yang sudah memberi rambu-rambu dalam penggunaan lidah.
- Aib adalah cela, noda, dan perilaku hina. Jika aib itu terbuka, maka sama saja dengan menaruh arang di muka. Jadi, yang bersangkutan sudah dibuka aibnya, sehingga akan merasa sangat malu, hancur lebur martabat dan nama baiknya, seakan-akan sudah runtuh hidupnya.
- Begitu beratnya aib yang dibuka, maka siapa pun kita, jika mengetahui aib, maka hendaklah kita menutupi dan menyimpan rapat-rapat aib tersebut, jangan sampai malah disebar ke khalayak ramai. Seperti diri kita sendiri yang tidak ingin aibnya diketahui pihak lain.
- Di antara penyalahgunaan teknologi, orang begitu mudah membuka aib orang lain. Boleh jadi dilatarbelakangi rivalitas (persaingan), persinggungan kepentingan, bahkan sifat iri dengki. Saat ini, orang begitu mudah tumbang nama baik dan martabatnya dari penyalahgunaan media sosial (medsos), baik dari WhatsApp, Twitter, Instagram maupun Facebook, Telegram, bahkan Blog.
Itulah ringkasan/rangkuman materi
Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas 11 SMA/SMK Semester 1 Bab 2 “Bukti Beriman:
Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain”
yang akan dipelajari pada kurikulum merdeka.
Bagi anda yang ingin mengetahui materi
keseluruhan secara lengkap, maka anda bisa mendapatkannya pada buku teks
pelajaran PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum merdeka, yang akan admin bagikan
filenya pada judul di bawah ini :
- Buku Guru & Siswa PAI Kelas 11 SMA/SMK Kurikulum Merdeka – (DISINI)
Demikianlah informasi yang bisa admin
kherysuryawan bagikan melalui artikel ini, semoga ringkasan/rangkuman materi
PAI Kelas 11 SMA/SMK Semester 1 Bab 2 dengan judul “Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri
Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain” yang akan dipelajari pada
kurikulum merdeka ini dapat menjadi bahan belajar yang bermanfaat bagi siswa
maupun bagi guru yang membutuhkannya.