Rangkuman Materi PAI Kelas 4 Bab 5 Kurikulum Merdeka
Kherysuryawan.id – Rangkuman Materi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP) Kelas 4 SD Bab 5 “Kisah Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah” Kurikulum Merdeka.
Assalamualaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh,
Halo sahabat kherysuryawan yang berbahagia,
bagaimana kabar anda hari ini ? Semoga kita semua sekalian selalu dalam keadaan
sehat wal afiat. Selamat berjumpa kembali di blog pendidikan ini, dikesempatan
kali ini admin kherysuryawan akan membahas seputar materi pelajaran pada mata
pelajaran PAI kelas 4 SD Kurikulum merdeka khususnya materi yang akan di
pelajari pada Bab 5 dengan judul “Kisah
Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah” yang akan dipelajari di kelas 4 SD
kurikulum merdeka.
Materi Bab 5 tentang “Kisah Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah”
akan di pelajari di kelas 4 semester 1 kurikulum merdeka. Admin sengaja
memberikan rangkuman materi ini dengan harapan dapat memudahkan bagi guru dalam
mengajar dan juga tentunya akan memudahkan bagi siswa dalam belajar.
Kita ketahui Bersama bahwasannya saat
ini semua sekolah telah menerapkan pembelajaran kurikulum merdeka sehingga
dalam melakukan aktivitas pembelajaran di sekolah maka buku teks pelajaran yang
akan digunakan harus sesuai dengan buku teks mata pelajaran yang telah
terintegrasi dengan pembelajaran kurikulum merdeka.
Apabila disekolah anda telah menggunakan
kurikulum merdeka dan saat ini anda sedang membutuhkan ringkasan atau rangkuman
untuk materi pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti (PAI & BP) Kelas 4 SD khususnya materi pada Bab
5, maka anda bisa mendapatkan ringkasan materinya secara lengkap melalui
artikel ini.
Adapun
ringkasan/rangkuman materi PAI kelas 4 Bab 5 tentang “Kisah
Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah” yang akan disajikan pada postingan ini
merupakan materi yang bersumber dari buku teks pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI) Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka. Bagi anda yang juga belum memiliki buku
teks PAI kelas 4 Kurikulum Merdeka maka anda juga bisa mendapatkan filenya
melalui postingan ini.
Demi memudahkan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran maka dibutuhkan sebuah ringkasan atau rangkuman, sehingga
olehnya itu disini admin kherysuryawan akan memberikan ringkasan/rangkuman
materi untuk mata pelajaran PAI kelas 4 SD Bab 5 dengan judul “Kisah Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah”
dengan tujuan agar bisa membantu para siswa dalam belajar sehingga bisa lebih
mudah memahami materi yang ada.
Baiklah bagi anda yang ingin mengetahui
rangkuman materi pelajaran pada mata pelajaran PAI Kelas 4 Kurikulum Merdeka Bab
5 dengan judul “Kisah Hijrah Nabi
Muhammad saw. ke Madinah” maka silahkan lihat sajiannya di bawah ini :
Bab 5 Kisah Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah
Ada beberapa tujuan pembelajaran yang
diharapkan untuk di capai oleh peserta didik pada Bab 5 ini, diantaranya yaitu
sebagai berikut :
- Menjelaskan sebab-sebab Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah.
- Menceritakan kisah peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah.
- Membuat alur cerita kisah perjalanan hijrah melalui gambar dan keterangan sederhana.
- Menyimpulkan pelajaran di balik hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah.
- Meneladani perjuangan Nabi Muhammad saw. dan para sahabat.
- Membiasakan sikap percaya diri, teguh pendirian dan bertanggung jawab.
- Meyakini kebenaran kisah hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah.
A. Sebab-Sebab Hijrah Nabi Muhammad saw.
Pindahnya kalian atau teman kalian dari
satu sekolah ke sekolah lain pasti memiliki sebab yang melatarbelakanginya.
Demikian juga Nabi Muhammad saw. ketika memutuskan hijrah ke Madinah diawali
beberapa peristiwa yang menjadi sebab pendorongnya, antara lain:
1.
Dakwah Rasulullah saw. di
Makkah kurang berkembang karena penolakan orang kafir Quraisy.
2.
Peristiwa Baiat ‘Aqabah serta
permintaan penduduk Madinah agar Nabi Muhammad saw. tinggal bersama mereka dan
akan membantu untuk berdakwah.
3.
Perintah Allah Swt.untuk
berhijrah sudah turun kepada Nabi Muhammad saw
B. Kisah Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah
a. Ali bin Abi Thalib
menempati tempat tidur Nabi Muhammad saw.
Kaum musyrik Quraisy sangat terpukul
dengan keberhasilan sekian banyak sahabat Nabi Muhammad saw. berhijrah ke
Madinah untuk membangun satu komunitas muslim yang hidup tenang, sambil
berdakwah. Karena itu sebelum semakin membesarnya “agama baru” itu, mereka
memutuskan untuk mencelakai Nabi Muhammad saw. Mereka memilih dari setiap
kelompok kaum musyrik pemuda-pemuda yang tangguh, kemudian mencelakai Nabi
Muhammad saw. bersama-sama. Tujuannya agar tugas tersebut tidak hanya
ditanggung oleh satu atau dua suku, dengan demikian keluarga besar Nabi
Muhammad saw. tidak akan mampu melawan.
Allah Swt. menyampaikan rencana kaum
musyrik Quraisy ini kepada Nabi Muhammad saw. maka beliau memerintahkan Ali bin
Abi Thalib untuk tidur di pembaringan beliau sambil memakai selimut berwarna
hijau buatan Haḍramaut yang biasa beliau pakai. Pemuda-pemuda terpilih itu
mematamatai tempat pembaringan Nabi Muhammad saw. dan merasa yakin bahwa beliau
masih sedang tidur nyenyak. Tetapi sebenarnya tanpa mereka sadari Nabi Muhammad
saw. keluar rumah, meletakkan segenggam tanah di kepala masing-masing para
pemuda tersebut sambil membaca firman Allah Swt. Q.S. Yāsīn/36:9
Terjemah:
Dan
Kami jadikan di hadapan mereka sekat (dinding) dan di belakang mereka juga
sekat, dan Kami tutup (mata) mereka sehingga mereka tidak dapat melihat.
Keesokan harinya mereka sungguh
terperanjat karena hanya baru mengetahui bahwa yang mereka duga Nabi Muhammad
saw. adalah Ali bin Abi Thalib yang Ketika ditanya bersikeras menjawab: “saya
tidak tahu”.
b. Nabi Muhammad saw. ke
Rumah Abu Bakar
Pada suatu siang menjelang hijrah Nabi
Muhammad saw. berkunjung ke rumah Abu Bakar. Ketika masuk ke dalam rumah,
beliau meminta hanya berdua dengan Abu Bakar.
Nabi Muhammad saw. menyampaikan pada Abu
Bakar bahwa beliau telah mendapat izin untuk berhijrah. Abu Bakar menyampaikan
bahwa dia telah menyiapkan dua unta. Satu untuk Nabi Muhammad saw. dan satu
untuknya guna perjalanan ke Madinah. Dia juga menghubungi Abdullah bin Uraiqiṭ
untuk menjadi penunjuk jalan.
c. Awal Perjalanan
Pada tanggal 27 Shafar tahun ke empat
belas kenabian, bertepatan dengan tanggal 12/13 September 622 M. Di tengah
kegelapan malam, Nabi Muhammad saw. keluar dari rumah Abu Bakar. Beliau berdua
tidak melewati pintu depan, melainkan dari celah dalam rumah menuju ke jalan
belakang. Hal ini dilakukan untuk kehati-hatian. Beliau berjalan kaki ke gua Ṡūr.
Bahkan beliau berjalan dengan ujung jari-jari kakinya supaya tidak meninggalkan
jejak yang dapat ditelusuri.
Nabi Muhammad saw. menempuh perjalanan
dengan mengambil jalur selatan Makkah yang biasanya digunakan perjalanan ke
Yaman, bukan jalur utara yang biasa digunakan menuju ke Madinah. Jalan ke gua
sangat sempit, terjal dan banyak bebatuan. Sebelum menjauh dari perbatasan
Makkah, Nabi Muhammad saw. berhenti sesaat mengungkapkan rasa cinta beliau
kepada tanah airnya. Beliau bersabda kepada kota Makkah seraya memandang ke
Kakbah:
Artinya:
Demi
Allah sesungguhnya engkau (wahai kota Makkah) adalah sebaik-baik bumi Allah dan
yang paling Allah cintai. Andai aku tak diminta untuk keluar darimu maka aku
tidak akan meninggalkanmu.
d. Di dalam Gua Ṡūr
Sebelum memasuki gua, Abu Bakar masuk
terlebih dahulu, memeriksa jangan sampai ada sesuatu yang membahayakan Nabi
Muhammad saw., dan setelah segalanya aman, Abu Bakar mempersilahkan beliau
masuk untuk beristirahat. Tiga malam lamanya, Nabi Muhammad saw. bersama Abu
Bakar menginap di dalam gua. Malam Jum’at, Sabtu, dan Ahad. Setiap malam datang
berkunjung ke sana putra Abu Bakar yakni Abdullah, untuk menyampaikan
perkembangan yang terjadi di Makkah. Lalu kembali setiap subuh melakukan
aktivitasnya di Makkah agar tidak dicurigai. Sedangkan ‘Amir bin Fuhairah,
bekas budak Abu Bakar, diberi tugas menggembalakan kambing di sekitar gua untuk
menghilangkan jejak Abdullah. Pada malam hari dia memerah susu kambing
gembalaannya untuk diminum oleh Nabi Muhammad saw. bersama Abu Bakar
Para tokoh kaum musyrik di Makkah sangat
kecewa. Kemudian mereka memberi tugas para pencari jejak untuk melakukan
pencarian. Mereka dijanjikan hadiah besar yakni 100 ekor unta bagi yang
menemukan Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar. Pemuda-pemuda Quraisy datang,
mareka mondar mandir mencari ke seluruh arah. Di dekat gua Ṡūr itu mereka
berjumpa seorang gembala, dan ia berkata “mungkin saja mereka dalam gua itu,
tapi saya tidak melihat ada orang yang menuju ke sana.” Waktu mendengar jawaban
gembala itu, Abu Bakar berkeringat. Ia khawatir, mereka akan menyerang ke dalam
gua. Dia menahan nafas, diam, dan hanya menyerahkan nasibnya kepada Allah Swt.
kemudian orang Quraisy naik ke gua itu, tapi selanjutnya ada yang turun lagi.
Nabi Muhammad saw. semakin
bersungguh-sungguh dalam doanya dan Abu Bakar semakin ketakutan. Ia mendekat ke
arah Nabi Muhammad saw. dan beliau berbisik di telinganya.
Artinya:
Jangan
bersedih hati, sesungguhnya Allah bersama kita.
“Kalau salah seorang menundukkan
kepalanya ke arah gua, pastilah kita terlihat.” Kata Abu Bakar. Tetapi Nabi
Muhammad saw. menenangkannya sambil bersabda “Bagaimana pendapatmu tentang dua
orang dan Allahlah yang ketiga?”
e.
Perjalanan ke Madinah
Setelah berlalu hari ketiga, tepatnya
pada hari Senin tanggal 1 Rabi’ul Awwal tahun pertama hijrah, bertepatan dengan
tanggal 16 September 622 M. Nabi Muhammad saw. bersama Abu Bakar dijemput oleh
Abdullah bin Uraiqiṭ guna mengantar mereka menuju Madinah sambil membawa kedua
unta yang dititipkan sebelumnya oleh Abu Bakar. Sebelum menunggangi salah satu
unta yang disiapkan Abu Bakar, Nabi Muhammad saw. bersabda: “Aku tidak
menunggangi unta yang bukan milikku.” Abu Bakar berkata: ini hadiah untukmu.”
Nabi bersikeras menolak hadiah itu sambil menanyakan berapa harga yang dibayar
Abu Bakar untuk membelinya. Karena desakan Nabi Muhammad saw. Abu Bakar
menyampaikan harganya dan setuju untuk dibayar beliau. Ketika itu juga Asma’
putri Abu Bakar datang dengan bawaan bekal perjalanan, namun waktu bekal itu
akan digantung di unta, dia tidak punya tali untuk mengikat, lalu dia memotong
ikat pinggangnya dengan cermat. Satu potong untuk mengikat bekal dan yang satu
digunakan untuk mengikat pinggangnya. Dengan peristiwa ini Asma’ diberi gelar
Żāt an-Niṭāqain (pengguna dua ikat pinggang).
Dengan petunjuk dan perlindungan Allah
Swt., mereka berangkat menuju Madinah melewati pantai Laut Merah, mengambil
rute yang berbeda dengan yang biasa ditempuh oleh kafilah-kafilah yang menuju
ke Madinah. Dalam perjalanan ini mereka mengendarai unta sendiri-sendiri, Abu
Bakar berboncengan dengan Amir bin Fuhairah.. Dalam perjalanan mereka berjumpa
dengan beberapa orang, antara lain Suraqah. Dia awalnya berniat buruk terhadap
Nabi Muhammad saw., tetapi pada akhirnya justru melindungi beliau.
Rombongan Nabi Muhammad saw. terus dalam
kehati-hatian ketika bertemu dengan orang. Apabila Abu Bakar ditanya tentang
identitas Nabi Muhammad saw. menjawab: “Dia yang menunjuki aku jalan”. Maksud
Abu Bakar yang menunjukkan jalan keselamatan dunia akhirat. Sedang penanya
memahaminya sebagai penunjuk jalan ke Madinah.
f.
Yaṡrib menjadi Madinah
Pada tanggal 8 Rabi’ul Awwal 1 H./23
September 622 M. rombongan tiba di Quba. Nabi Muhammad saw. dan Abu Bakar
disambut dengan sangat hangat, apalagi setiap hari setelah salat subuh sampai
zuhur berhari-hari mereka menantikan kedatangan Nabi Muhammad saw. Penduduk
Madinah yang mendengar tibanya Nabi Muhammad saw. di Quba juga berdatangan
menyambut beliau. Nabi Muhammad saw. di Quba tinggal selama empat hari (Senin,
Selasa, Rabu dan Kamis). Di tempat itu beliau membangun Masjid Quba. Hari Jumat
beliau bersama Abu Bakar berangkat menuju Madinah diantar oleh keluarga ibu
beliau dari Bani Najjar. Sebelum sampai ke Madinah, waktu salat Jumat telah
tiba, maka beliau salat di perkampungan Bani Salim bin ‘Auf bersama rombongan
yang berjumlah sekitar seratus orang. Lokasi itu dikenal juga dengan nama Wadi
(lembah) ar-Ranuna Itulah salat Jumat Nabi yang pertama di Madinah
Setelah Salat Jumat beliau menuju Yaṡrib
yang sejak hari itu berubah namanya menjadi Madīnatur Rasūl yang disingkat
dengan al-Madīnah. Juga dinamai Thaibah. Sahabat Nabi Muhammad saw., al-Bara’
bin ‘Azib, yang menyaksikan peristiwa ini berkata: “Aku tidak pernah melihat
penduduk Madinah sangat gembira seperti mereka menyambut Rasulullah saw
g.
Nabi Muhammad saw. tiba di Madinah
Setelah tiga hari kemudian Ali bin Abi
Thalib menyusul, selesai tugas beliau mengembalikan amanat (titipan) orang yang
dititipkan kepada Nabi Muhammad saw. waktu beliau masih di Makkah. Isteri Nabi,
Saudah binti Zam’ah bersama Fatimah dan Ummu Kulsum (putri-putri Nabi Muhammad
saw.), Usamah bin Zaid dan Ummu Aiman (pengasuh Nabi Muhammad saw. di waktu
kecil) juga menyusul hijrah ke Madinah. Kaum Muslimin yang pindah dari Makkah
ke Madinah kemudian dikenal dengan nama kaum Muhajirin dan penduduk Madinah
yang membantu perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw. setelah hijrah ke Madinah
disebut kaum Ansar.
C.
Hikmah Hijrah Nabi Muhammad saw
Kisah hijrah Nabi Muhammad saw. ke
Madinah memiliki nilai sejarah yang sangat berpengaruh dalam perjalanan dakwah
Islam dan kehidupan kaum muslimin. Sejak Nabi Muhammad saw. dan para sahabat
tinggal di Madinah dakwah Islam terus berkembang dan mengalami kemajuan yang
pesat.
Berikut ini pelajaran dan hikmah dari kisah
hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah, antara lain:
Bagaimana meneladani kisah hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah?
Teladan 1 :
Ulet
Cara meneladani:
Mengatur cara belajar yang efektif
ketika ada kesulitan. Misalnya membuat kelompok belajar sendir
Teladan 2 :
ikhlas
Cara meneladani:
Tidak mengharap imbalan dan pujian waktu
membantu teman
Bagi anda yang membutuhkan file buku
teks pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 4 SD Kurikulum
Merdeka, maka silahkan dapatkan filenya di bawah ini :
- Buku Guru & Siswa PAI Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka – (DISINI)
Demikianlah informasi mengenai
Rangkuman/Ringkasan materi pelajaran PAI kelas 4 SD Bab 5 dengan judul “Kisah Hijrah Nabi Muhammad saw. ke Madinah”
yang dapat admin sajikan pada kesempatan kali ini, kiranya rangkuman tersebut
dapat membantu siswa dan guru yang akan menggunakannya sebagai bahan
pembelajaran di kurikulum merdeka.
Semoga Bermanfaat !