Penilaian Portofolio Kerja
Kherysuryawan.id – Penjelasan Penilaian portofolio kerja untuk siswa disekolah.
Halo sahabat kherysuryawan, bagaimana
kabar anda hari ini ? Semoga anda dalam keadaan sehat dan bisa mendapatkan
manfaat dari postingan yang sedang and abaca ini. Oh ya sebagai informasi awal
bahwa pada kesempatan ini admin akan memberikan penjelasan tentang penilaian
portofolio khususnya pada jenis penilaian portofolio kerja.
Tujuan portofolio ditetapkan berdasarkan
apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan menggunakan jenis portofolio.
Dalam penilaian di kelas, portofolio dapat digunakan untuk mencapai beberapa
tujuan, antara lain:
·
mengetahui perkembangan yang
dialami siswa;
·
mendokumentasikan proses
pembelajaran yang berlangsung;
·
memberi perhatian pada prestasi
kerja siswa yang terbaik;
·
merefleksikan kesanggupan
mengambil resiko dan melakukan ekperimentasi;
·
meningkatkan efektifitas proses
pembelajaran;
·
bertukar informasi dengan orang
tua/wali siswa dan guru lain;
·
membina dan mempercepat
pertumbuhan konsep diri positif pada siswa;
·
meningkatkan kemampuan
melakukan refleksi diri; dan
·
membantu siswa dalam merumuskan
tujuan.
Kita ketahui bahwa ada 3 jenis penilaian
portofolio diantaranya yaitu :
1. Protofolio kerja
2. Portofolio dokumentasi
3. Portofolio pilihan
Nah, di artikel kali ini admin hanya
akan mengulas dan memberikan penjelasan tentang penilaian portofolio kerja.
Pada pembelajaran di kelas/sekolah baik
pada kurikulum 2013 maupun kurikulum merdeka guru dapat menggunakan
penilaian/asesmen dengan menggunakan penilaian portofolio. Penilaian ini
menjadi salah satu penentu dalam kenaikan kelas maupun kelulusan peserta didik.
Baiklah berikut ini penjelasan tentang
penilaian portofolio kerja.
PENILAIAN PORTOFOLIO KERJA
A. Pengertian
Portofolio kerja (working portfolio)
merupakan semua koleksi hasil kerja pada suatu mata pelajaran atau kompetensi
pada periode waktu tertentu. Untuk seniman seperti pelukis atau fotografer,
portofolio kerja meliputi misalnya sketsa, catatan, draf setengah jadi, dan
produk/lukisan yang telah jadi. Pada dunia pendidikan portofolio kerja siswa
pada kompetensi menulis misalnya meliputi semua tulisan siswa baik yang berupa
catatan, draf awal, draf setengah jadi, draf sebelum final dan tulisan akhir.
Portofolio kerja siswa untuk kompetensi Matematika kelas VII misalnya dapat
berupa hasil ulangan atau kuis, laporan suatu tugas, refleksi atau hasil
penilaian diri siswa, dan jurnal atau catatan harian siswa.
B. Fungsi
Portofolio kerja mempunyai fungsi
formatif dan diagnostik. Untuk siswa portofolio kerja sebagai bahan refleksi
siswa; untuk guru sebagai masukan guru untuk membantu siswa mengidentifikasi
kelemahan, kelebihan, dan merancang strategi untuk membantu siswa mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Keberhasilan portofolio kerja bergantung
pada kemampuan untuk merefleksikan dan mendokumentasikan kemajuan dalam proses
belajar mengajar baik dari sudut pandang siswa maupun sudut pandang guru.
Portofolio kerja harus memungkinkan siswa untuk melakukan “refleksi diri”,
yaitu siswa mampu belajar tentang diri mereka sendiri sebagai pemikir, dan
mengembangkan kemampuannya dalam hal-hal khusus. Portofolio kerja memungkinkan
siswa untuk melihat dan mengevaluasi langsung perkembangan yang terjadi pada
siswa, dan juga untuk melihat keefektifan proses belajar mengajar yang ia
lakukan. Portofolio kerja yang baik akan menunjukkan pencapaian program
pengajaran yang optimum selain juga dapat merupakan masukan bagi guru.
Portofolio kerja merupakan hal yang utama dalam kurikulum dan merupakan alat
untuk penilaian formatif.
Kerjasama yang efektif antara guru dan
siswa merupakan sesuatu yang sangat penting dalam portofolio kerja. Guru harus
meyakinkan siswa bahwa apa yang dilakukan siswa harus sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga perkembangan siswa dapat dipantau
dari waktu ke waktu. Hal yang paling penting adalah untuk menemukan sesuatu
yang seimbang antara siswa dan guru untuk mengontrol isi portofolio.
Portofolio kerja sebagai bahan refleksi
siswa dan masukan guru mempunyai beberapa keuntungan.
Keuntungan portofolio kerja
Bagi siswa:
·
mengendalikan pekerjaannya;
·
merasa bangga atas
pekerjaannya;
·
merefleksikan strategi;
·
merancang tujuan; dan
·
memantau perkembangan.
Bagi guru:
·
kesempatan untuk memikirkan
kembali
·
arti suatu hasil pekerjaan;
·
meningkatkan motivasi mengajar;
dan
·
memperbaiki proses pembelajaran
C. Komponen
1. Isi Portofolio
Bahan yang dimasukkan dalam portofolio
kerja sebaiknya merupakan inisiatif siswa dan dimonitor oleh guru. Siswa
memilih koleksi yang dianggapnya sesuai untuk dimasukkan dalam portofolio,
namun guru perlu memastikan bahwa koleksi atau bahan tersebut relevan untuk
kompetensi yang menjadi fokus portofolio dan memadai untuk dapat menunjukkan
perkembangan kompetensi tersebut.
Portofolio kerja dapat terdiri dari:
1) pengantar,
2) daftar isi,
3) hasil penilaian diri atau refleksi, dan
4) jurnal atau catatan harian atau berkala siswa tentang suatu topik.
Siswa juga perlu dilatih untuk melakukan
penilaian diri. Pada portofolio kerja ini siswa diminta menilai hasil kerja
mereka; bila belum mencapai target, juga diminta berpikir strategi apa yang
harus dilakukan untuk mencapai. Kemampuan untuk berpikir, menilai, dan
menemukan strategi merupakan kemampuan yang diperlukan dalam kehidupan dan
menjadi modal untuk menjadi pembelajar mandiri.
Jurnal atau catatan siswa pada suatu
topik memberi info kepada guru bagaimana sikap dan pemahaman siswa terhadap suatu
topik. Ketika menulis siswa juga sekaligus dapat melakukan refleksi terhadap
pemahamannya pada topik tersebut.
Contoh
Pengantar Portofolio yang Ditulis Siswa
Contoh Penilaian Diri Siswa
Contoh
Catatan Siswa tentang Menulis
Proses pengumpulan bahan, refleksi dan
diskusi tidak selalu menjamin kualitas portofolio yang dihasilkan. Portofolio
kerja menolong guru untuk secara terus menerus, melakukan penilaian informal
tentang kemajuan belajar siswa. Namun hal tersebut bergantung kepada kualitas isi
portofolio yang menggambarkan hasil belajar. Karena itu tantangan untuk guru
adalah bagaimana mengembangkan portofolio kerja yang menyajikan hasil kerja
tentang hasil belajar yang relevan, untuk mengembangkan kegiatan belajar
(kelas) yang didefinisikan secara luas yang memungkinkan siswa dapat
mengembangkan kemampuan mereka secara optimum. Selain itu, portofolio kerja
yang dihasilkan hendaknya memungkinkan siswa untuk memiliki jumlah tugas yang
memadai untuk memantau perkembangan kemampuan dirinya.
2. Pengembangan Portofolio
Setelah ditentukan dan dipastikan bahwa
setiap siswa telah membuat dan memilih berkas portofolio, selanjutnya perlu
ditentukan cara mengumpulkan dan menyusunnya dalam berkas portofolio yang telah
disediakan, kemudian menentukan dimana dan bagaimana menyimpannya. Portofolio
juga dapat disimpan dalam bentuk digital, yang dikenal sebagai e-portfolio.
Waktu pengumpulan bahan perlu juga
ditentukan dengan jelas, kapan dimulai, dan kapan berakhir. Sepanjang waktu
tersebut siswa diminta untuk mengumpulkan bahan yang dapat diperolehnya secara
terus menerus. Hasil kerja siswa atau bahan yang diperolehnya perlu diberi
keterangan tentang waktu dan tanggalnya. Hal ini penting, supaya perkembangan
yang dicapai siswa dari waktu ke waktu dapat teramati dengan baik.
Penggunaan penilaian portofolio dapat
menjamin mutu pendidikan apabila dapat dirumuskan kriteria yang jelas tentang
proses dan hasil yang ingin dicapai. Oleh karena itu, guru perlu merumuskan
kriteria yang jelas, baik berhubungan dengan proses pembelajaran maupun hasil
yang diharapkan dapat dicapai.
Berhubungan dengan proses misalnya guru
dapat menentukan dengan jelas: apa saja yang perlu dilakukan oleh siswa,
bagaimana melakukannya, berapa lama waktu yang diperlukan prasyarat apa saja
yang perlu dimiliki, sarana dan prasarana apa saja yang harus digunakan, dan
sebagainya, semuanya harus mengarah kepada pencapaian tujuan.
3. Pertemuan guru dan siswa
(portfolio conference)
Hal yang paling utama dalam portofolio
kerja adalah adanya pertemuan antara guru dan siswa. Guru diharapkan dapat
mengadakan pertemuan portofolio secara teratur dengan setiap siswa,
sekurang-kurangnya dua atau tiga kali selama satu semester. Pertemuan tersebut
untuk mendiskusikan tentang berbagai hal berhubungan dengan bahan-bahan yang
telah dikumpulkan oleh masing-masing siswa dan apa saja yang dapat dipelajari
dalam proses yang dijalani oleh siswa. Dengan pertemuan ini guru dapat
bersama-sama melihat perkembangan siswa dan memberikan masukan kepada siswa
apabila dipandang perlu. Selama pertemuan guru memberikan perhatian penuh pada
pemilihan hasil kerja siswa.
Dalam proses ini dapat juga diajukan
pertanyaan-pertanyaan seperti:
(1)
Bagaimana kamu mengorganisasikan portofolio?
(2)
Mengapa kamu melakukannya dengan cara ini?
Beberapa pertanyaan berikut mungkin
dapat diajukan kepada siswa dalam pertemuan antara guru dengan siswa :
Guru perlu memperhatikan kemampuan dan
proses belajar siswa. Siswa perlu dimotivasi tentang apa yang harus mereka
lakukan. Pertemuan portofolio memungkinkan untuk merancang prioritas tujuan.
Apa yang harus dilakukan kemudian, apa yang harus dipelajari kemudian?
Jawabannya mungkin sangat sederhana seperti membaca buku atau belajar menulis
puisi.
Contoh
Pernyataan Siswa
4. Buku catatan guru
Guru perlu menyiapkan satu buku khusus
untuk membuat berbagai catatan portofolio. Dalam buku tersebut dicatat berbagai
informasi, misal identitas setiap siswa dan perkembangan yang dialami oleh
setiap siswa. Informasi yang dimaksud adalah informasi yang:
a. Diperoleh dalam pertemua portofolio
b. Catatan-catatan khusus berkaitan dengan siswa dalam waktu tertentu
(satu tahun misalnya)
c. Informasi diagnostik, dan
d. Berbagai informasi lain yang berhubungan dengan proses pembelajaran
yang dialami siswa serta perkembangan pencapaiannya.
Informasi tersebut sangat bermanfaat
bagi guru dalam mengambil keputusankeputusannya yang berhubungan dengan
kurikulum, pengajaran, pembuatan evaluasi, dan pembuatan laporan kepada orang
tua/wali siswa.
5. Keterlibatan Orang Tua
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses
penilaian portofolio adalah perlu dilibatkannya orang tua/wali siswa.
Penilaian portofolio tidak hanya
dititikberatkan pada akhir pencapaian dari bahanbahan yang dikumpulkan, tetapi
juga perlu diperhatikan proses perkembangan yang dialami dan usaha yang
dilakukan oleh masing-masing siswa. Oleh karena itu, mungkin saja terjadi hasil
pencapaian akhir yang sama, namun nilainya berbeda, karena usaha yang dilakukan
atau proses perkembangan yang dialami oleh setiap siswa berbeda.
Pada akhir tahun pelajaran diadakan
pertemuan dengan orang tua/wali siswa. Pada kesempatan tersebut orang tua/wali
siswa dapat melihat dan berkomunikasi tentang informasi yang tersedia dalam
berkas portofolio anak mereka. Orang tua juga perlu dimintakan tanggapan mereka
terhadap informasi yang diperoleh dari berkas portofolio tersebut. Kegiatan ini
juga dipandang sangat penting, dalam rangka melibatkan partisipasi orang tua
untuk meningkatkan kerjasama antara sekolah dan orang tua.
6. Keterlibatan Kawan
Belajar
Secara teratur misalnya satu atau dua
minggu sekali siswa dapat diberi kesempatan untuk saling bertukar berkas
portofolio dengan kawan sekelas selama kurang lebih, misalnya, lima sampai
sepuluh menit. Siswa diberi kesempatan untuk saling melihat dan menuliskan
catatan positif atau saran konstruktif apabila menurut mereka memang perlu
dimasukkan tanggapan positif dan saran konstruktif tersebut. Hal ini merupakan
salah satu hal yang positif dalam rangka mengembangkan pendapat siswa terhadap
hasil karya orang lain.
D. Hambatan Penilaian Portofolio
Ada beberapa hambatan dalam penilaian
portofolio di sekolah. Hambatan-hambatan tersebut dapat terjadi dalam
kondisi-kondisi, antara lain sebagai berikut:
a. Apabila guru memiliki kecenderungan untuk memperlihatkan hanya
pencapaian akhir. Jika hal ini terjadi, berarti proses tidak mendapat perhatian
sewajarnya. Dengan demikian, siswapun akan hanya berorientasi pada pencapaian
akhir semata dengan kecenderungan melakukan berbagai upaya dan strategi, dan
bahkan mungkin dengan menghalalkan segala cara. Dengan demikian, penggunaan
portofolio dalam hal ini tidak dapat mengubah sikap dan perilaku siswa, yang
sebenarnya diharapkan dapat terjadi dengan menjalani dan mengalami proses
pembelajarannya.
b. Apabila guru dan siswa terjebak dalam suasana hubungan top-down,
maka inisiatif dan kreativitas siswa akan hilang. Pada akhirnya siswa hanya
menjadi manusia penurut dan mengikuti perintah. Suasana pembelajaran akan tidak
bergairah. Segala sesuatu yang berlangsung dalam kelas akan sangat bergantung
kepada guru. Pada akhirnya, pendidikan sekolah hanya akan menghasilkan
manusia-manusia pasif, yang tidak memiliki inisiatif dan kreativitas.
c. Penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail, dapat
juga menjebak. Siswa akan terjerumus ke dalam suasana yang kaku dan mematikan,
yang pada akibatnya juga akan mematikan kreativitas.
d. Menyita waktu dan memerlukan tempat penyimpanan berkas yang memadai,
bila jumlah siswa cukup besar.
Oleh karena itu, guru perlu mewaspadai
beberapa hambatan tersebut. Apabila kondisi ini dapat diwaspadai dan dihindari,
maka penggunaan penilaian portofolio akan bermanfaat sebagai salah satu upaya
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Demikianlah penjelasan tentang penilaian portofolio kerja yang dapat admin sampaikan melalui postingan ini, semoga bisa bermanfaat bagi bapak/ibu guru yang ingin memahami lebih jauh dan mendalam tentang penilaian portofolio kerja.