Rangkuman Materi PAI Kelas 7 Bab 5 Kurikulum Merdeka
Kherysuryawan.id – Rangkuman materi pelajaran PAI kelas 7 bab 5 “Damaskus: Pusat Peradaban Timur Islam (661-750 M)” semester 1 kurikulum merdeka.
Halo sahabat kherysuryawan, di perjumpaan
ini kita akan membahas materi pelajaran untuk pendidikan agama islam kelas 7
kurikulum merdeka. Adapun materi yang akan di jabarkan di postingan ini
merupakan materi terakhir yang ada pada pembelajaran di semester 1 kurikulum
merdeka.
Disini admin akan membantu para siswa
untuk bisa memiliki sebuah rangkuman
/ringkasan materi kususnya materi untuk
mata pelajaran pendidikan agama islam kelas 7 SMP bab 5 tentang “Damaskus:
Pusat Peradaban Timur Islam (661-750 M)”kurikulum merdeka. Materi hasil
ringkasan ini admin buat dengan usaha mandiri agar bisa membantu rekan pendidikan
yang membutuhkannya.
Oh iya, seluruh materi yang telah ada di dalam ringkasan ini merupakan materi yang bersumber dari buku siswa PAI kelas 7 kurikulum merdeka. Seperti kita ketahui bahwa materi yang akan di pelajari di mata pelajaran PAI kelas 7 semester 1 ada 5 bab maka disini admin akan membagikan materi bab 5 yang merupakan bab terakhir di semester 1.
Sebelumnya admin telah membagikan rangkuman
materi PAI kelas 7 mulai dari bab 1 hingga bab 4, sehingga di kesempatan ini
admin akan melengkapinya dengan membagikan rangkuman materi PAI kelas 7 bab 5
dengan tema “Damaskus: Pusat Peradaban Timur Islam (661-750 M)”.
Berikut ini susunan materi yang akan di
bahas pada mata pelajaran PENDAIS di kelas 7 Bab 5 “Damaskus: Pusat Peradaban
Timur Islam (661-750 M)” kurikulum merdeka untuk pembelajaran di semester 1 :
1. Sejarah berdirinya Bani Umayyah di Damaskus
2. Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus
3. Memetik nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Damaskus
Adapun rangkuman/ringkasan materi PAI
kelas 7 Bab 5 “Damaskus: Pusat Peradaban Timur Islam (661-750 M)” maka dapat
dilihat sajian materinya di bawah ini :
BAB V DAMASKUS: PUSAT PERADABAN TIMUR ISLAM (661-750 M)
1. Sejarah berdirinya Bani Umayyah di Damaskus.
Setelah masa Al-khulafā al-rāsyidu̅n,
berdiri sebuah dinasti yang disebut dengan Bani Umayyah (41 H/661 -132H/750 M).
Mu’a̅wiyah bin Abu̅ Sufya̅n bin Harb bin Abd Mana̅f adalah pendirinya.
Silsilahnya bertemu dengan Rasulullah saw. pada Abd Mana̅f. keluarga Hasyim
(Bani Hasyim) menjadi panggilan bagi keluarga Rasulullah saw. Sementara
keturunan Umayyah disebut dengan keluarga Umayyah (Bani Umayyah). Mu’a̅wiyah
menjadi khalifah pertama Bani Umayyah. ibu kotanya adalah Damaskus.
Mu’a̅wiyah bin Abu̅ Sufya̅n berhasil
mendirikan dinasti ini, bukan hanya karena kemenangan diplomasi pada peristiwa
Ṣiffin. Akan tetapi, ia memiliki pemikiran yang kuat untuk membangun masa
depan. Dukungan terhadapnya diperoleh dari Bani Umayyah dan orang-orang Suriah.
Ahli sejarah mencatat terdapat 13 orang
yang pernah menjadi khalifah pada Dinasti Umayyah di Damaskus. Untuk lebih
memudahkan mengetahui para Khalifah Bani Umayyah di Damaskus, perhatikan tabel
berikut ini:
Khalifah ketiga yang besar pada dinasti
ini adalah ‘Umar bin ‘Abd al-‘Azi̅z (99-101 H/ 717-719 M). Ia terkenal dengan
ketakwaan dan keadilannya. Di Madinah, ia menghabiskan waktu untuk belajar ilmu
agama, khususnya bidang hadis. Pada awalnya, dia pejabat yang kaya raya. Ketika
menjadi khalifah, berubah menjadi orang yang zuhud, bekerja keras, sederhana,
dan pejuang tangguh. Tanah, perhiasan isteri, dan kekayaan lainnya diberikan
kepada baitul-mal.
‘Umar bin ‘Abd al-‘Azi̅z memiliki
kebijakan pemerintahan yang mendukung pada kemajuan. Ia memerintahkan
pengumpulan hadis. Ia mampu mendamaikan antara Mu’a̅wiyah, Khawarij, dan
Syi’ah. Gaji gubernur dinaikkan. Pemerataan kemakmuran diberikan melalui
santunan kepada fakir miskin. Dinas pos diperbaharui. Kedudukan orang non Arab
yang dinomorduakan dengan orang-orang Arab menjadi disamakan. Ia mampu
menciptakan kesatuan muslim secara umum. Selain itu, pajak dapat dikurangi.
Pembayaran jizyah dihentikan bagi orang yang baru masuk Islam.
2. Kemajuan Peradaban Islam pada Masa Bani Umayyah di Damaskus
Peradaban Islam pada Bani Umayyah di
Damaskus dicirikan dengan berbagai kemajuan tata kelola di berbagai bidang.
Bidang yang dikembangkan di antaranya adalah pemerintahan, hukum, sosial,
ekonomi, keagamaan, dan pendidikan.
a. Pemerintahan
Struktur dan administrasi pemerintahan
Bani Umayyah merupakan penyempurnaan dari al-khulafā al-rāsyidu̅n yang dibentuk
oleh Khalifah ‘Umar bin Khattāb. Wilayah kekuasaannya yang luas terbagi pada
beberapa provinsi yang dipimpin oleh gubernur (wali atau amir) yang diangkat
oleh khalifah. Beberapa orang kātib (sekretaris) mendampingi gubernur, seorang
ḥājib (pengawal dan kepala rumah tangga istana), dan pejabat-pejabat lainnya
antara lain ṣāḥib al-kharaj (pejabat pendapatan), ṣāḥib al-syurṭah
(pejabat kepolisian) dan kadi (hakim/ kepala keagamaan). Kadi dan pejabat
pendapatan diangkat oleh khalifah dan bertanggung jawab kepadanya secara
langsung.
Selain itu dalam pemerintahan Bani
Umayyah dibentuk juga beberapa di̅wa̅n atau departemen yaitu:
1. Departemen yang mengurusi surat-surat negara dari khalifah kepada
para gubernur atau menerima surat-surat dari gubernur adalah Di̅wa̅n
al-Rasa̅’il.
2. Lembaga atau pencatatan yang meregistrasi dan menyalin semua keputusan
khalifah atau peraturan-peraturan pemerintahan yang dikirim ke daerah adalah
Di̅wa̅n al-Khatam.
3. Departemen yang mengelola pendapatan negara adalah Di̅wa̅n alKharaj.
4. Layanan pos dan pengiriman informasi berita dari pusat ke daerah
atau sebaliknya dikelola oleh Di̅wa̅n al-Bari̅d.
5. Lembaga atau departemen pertahanan yang bertugas mengorganisasi
militer adalah Di̅wa̅n al-Jund.
b. Hukum
Al-qada̅, al-ḥisbah, dan maẓalim
merupakan bagian dari pelaksanaan hukum. Al-qada̅sebagai badan peradilan
dipimpin oleh seorang kadi. Ia memiliki tugas membuat fatwa-fatwa hukum dan
peraturan sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an, sunah dan ijtihad. Badan ini
terbebas dari pengaruh penguasa, terutama dalam menerapkan keputusan hukum
terhadap pejabat atau pegawai yang melakukan pelanggaran. Masalah kriminal yang
perlu penyelesaian ditangani oleh badan al-ḥisbah. Badan al-maẓalim bertugas
meninjau kembali kesahihan dan keadilan putusan hukum oleh kadi. Badan ini
lebih tinggi dari Al-qada̅ dan al-ḥisbah.
c. Sosial
Hubungan antar banngsa Arab Muslim
dibuka oleh dinasti ini. Begitu pula, terhadap negara taklukan seperti Mesir,
Persia, dan Eropa. Berkat hubungan ini, lahir kreativitas baru pada bidang seni
dan ilmu pengetahuan. Dome of The Rock di Jerussalem merupakan salah satu
bangunan monumen terbaik pada masa Bani Umayyah.
d. Ekonomi
Jalur perdagangan pada masa ini menjadi
semakin lancar. Pelabuhan dagang yang ramai dan makmur di antaranya adalah
Basrah di Teluk Persia, begitu pula Aden.
Ekonomi diperbaiki pada masa awal
pendirian dinasti ini. Kondisi ini tidak secara langsung berdampak luas pada
sektor ekonomi. Penataan hukum dipengaruhi oleh pemberian gaji dari Bait al-Māl
kepada kadi sebagai sebuah jabatan profesional.
Perekonomian yang dibangun menjadi salah
satu pilar utama di zaman Bani Umayyah. Ekonomi dapat ditumbuhkan. Ekonomi yang
mapan mampu mendorong terbentuknya bangunan masyarakat Muslim yang rapi,
khususnya pada aspek kerukunan antar umat beragama.
e. Keagamaan
Kehidupan masyarakat pada masa ini
dipengaruhi oleh Islam. Fanatisme bangsa Arab dipandang efektif dalam membangun
negara Islam. Bangsa Arab menjadi bagian dari bangsa Islam.
Ilmu agama sudah tampak berkembang pada
masa Bani Umayyah ini. Banyak ulama yang fokus pada kajian ilmu keagamaan,
seperti ilmu tafsir, hadis, dan hukum Islam. Selain itu, berkembang pula
ilmu-ilmu yang berhubungan dengan ilmu agama, yaitu ilmu-ilmu bahasa seperti
nahwu, bahasa, dan sastra.
f. Pendidikan
Pada masa Bani Umayyah, perkembangan
pendidikan dalam hal ini ilmu[1]ilmu non keagamaan
belum begitu menonjol. Penerjemahan buku-buku dari bahasa non-Arab belum
memiliki arti yang penting.
Adapun beberapa cendekiawan muslim pada
masa Bani Umayyah sebagai berikut:
1. Ilmuwan yang pertama kali menerjemahkan buku-buku berbahasa Koptik
dan Yunani tentang astrologi, kimia, dan kedokteran adalah Khālid.
2. ‘Abdullāh bin ‘Abbās dan muridnya yang bernama ‘Aṭā bin Rabbaḥ
adalah orang pertama yang mendalami ilmu fikih di Mekah.
3. Zaid bin Ṡābit adalah sahabat nabi di Madinah yang menjadi
sekretaris Nabi saw. dalam menuliskan wahyu.
4. Hasan al-Baṣri, Ibn Syihāb al-Zuhri dan ‘Abdullāh bin Mas’ūd adalah
tokoh otoritatif dalam bidang hadis. Adapun ahli hadis dari Kuffah adalah ‘A̅
mir bin Syarahi̅l al-Sya’bi
5. Al-Akhtal dikenal sebagai penyair istana pada masa ‘Abd al-Mālik,
Penyair favorit pada masa ‘Umar bin ‘Abd al-‘Azi̅z adalah Jarīr dan
al-Farazdaq. Jāmil terkenal dengan lirik cinta dan ‘Umar bin Abu̅ Rā[1]bi’ah dikenal sebagai
sang penyair tentang cinta.
3. Memetik nilai Islami dalam Sejarah Bani Umayyah di Damaskus
Setelah mempelajari sejarah perkembangan
ilmu pengetahuan pada Masa Bani Umayyah di Damaskus, kita dapat memetik
pelajaran penting. Adapun hikmahnya antara lain:
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt.
b. Mencontoh semangat menuntut ilmu.
c. Mengembangkan budaya sesuai dengan ajaran Islam
d. Menguatkan persatuan dan kesatuan dengan tidak membeda-bedakan warna
kulir, negara, suku, bangsa, dan lainnya.
e. Memiliki semangat untuk membela agama, bangsa, dan negara.
f.
Menumbuhkan tanggung jawab
dalam pelaksanaan tugas.
g. Mencontoh seorang pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya.
h. Menumbuhkan semangat cinta tanah air dan membangun bangsa.
Demikianlah ringkasan materi mata
pelajaran pendidikan agama islam untuk kelas 7 bab 5 “Damaskus: Pusat Peradaban
Timur Islam (661-750 M)” semester 1 kurikulum merdeka yang bisa admin berikan. Semoga
sajian materi diatas bisa bermanfaat dan membantu siswa dalam memudahkan dalam
proses pembelajaran di kurikulum merdeka.