√ 110 Tanya Jawab Tentang Kurikulum Merdeka
Kherysuryawan.id – Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka.
Sahabat pendidikan pada postingan kali
ini kherysuryawan akan memberikan informasi seputar kurikulum baru yakni
kurikulum merdeka. Seperti kita ketahui bersama bahwa kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang diagagas
oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan riset dan teknologi yang dapat di terapkan oleh setiap satuan
pendidikan untuk mengejar ketertinggalan pada pembelajaran akibat adanya masa
pendemi.
Kurikulum merdeka menjadi opsi bagi
sekolah yang ingin menggunakannya, artinya bahwa sekolah tidak dipaksanakan
untuk harus menerapkan kurikulum merdeka ini namun masih tetap dapat memilih
kurikulum lama sesuai dengan kondisi atau kesiapan dari masing-masing sekolah.
Apakah sekolah anda sudah menerapkan
kurikulum merdeka ?
Apabila sekolah anda telah atau baru
akan mulai menerapkan kurikulum merdeka maka tentunya anda harus memahami
tentang apa-apa saja perbedaan yang mendasar antara kurikulum versi lama yaitu
kurikulum 2013 dengan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka.
Masih banyak pihak sekolah yang hingga
saat ini belum memahami tentang apa itu kurikulum merdeka dan apa-apa saja yang
harus dipahami di dalam kurikulum merdeka yang akan di terapkan di sekolah.
Seperti kita ketahui pula bahwa struktur pembelajaran pada kurikulum 2013 ada
sedikit perbedaan dengan kurikulum merdeka sehingga banyak yang beranggapan bahwa
pada kurikulum merdeka jam pelajaran yang akan di ampu oleh guru mata pelajaran
maupun guru kelas semakin sedkit atau semakin berkurang sehingga menyebabkan
kegalauan bagi para guru yang sudah bersertifikasi karena merasa semakin
kekurangan jam pelajaran. Padahal sebenarnya hal itu tidaklah benar melainkan
jumlah jam mengajar pada kurikulum lama dan kurikulum baru sebenarnya sama
hanya ada kegiatan pembelajaran yang di sebut dengan intrakurikuler dan juga
pembelajaran projek.
Nah untuk anda yang ingin memahami
tentang kurikulum merdeka maka pada postingan ini akanm disajikan 110 jenis
Tanya jawab seputar kurikulum merdeka yang di bersumber dari buku saku Tanya
jawab kurikulum merdeka.
Dengan membaca dan memahami Tanya jawab
tentang kurikulum merdeka ini maka tentunya akan lebih meyakinkan dan
memudahkan bagi para pendidik dan seluruh warga sekolah tentang penerapan
kurikulum merdeka nantinya.
Baiklah berikut ini 110 tanya jawab
seputar kurikulum merdeka yang di sajikan di bawah ini:
1.
Apa yang dimaksud dengan Kebijakan Pemulihan Pembelajaran?
Implementasi kurikulum oleh satuan
pendidikan harus memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didik pada
satuan pendidikan dalam kondisi khusus. Masa pandemi Covid-19 merupakan salah
satu kondisi khusus yang menyebabkan ketertinggalan pembelajaran (learning
loss) yang berbeda-beda pada ketercapaian kompetensi peserta didik. Untuk
mengatasi ketertinggalan pembelajaran (learning loss) diperlukan kebijakan
pemulihan pembelajaran dalam jangka waktu tertentu terkait dengan implementasi
kurikulum oleh satuan pendidikan. Implementasi kurikulum oleh satuan pendidikan
dapat menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran peserta
didik dan harus memperhatikan ketercapaian kompetensi peserta didik di satuan
pendidikan dalam rangka pemulihan pembelajaran. Maka satuan pendidikan
diberikan opsi dalam melaksanakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran bagi peserta didik. Tiga opsi kurikulum tersebut yaitu Kurikulum
2013, Kurikulum Darurat (yaitu Kurikulum 2013 yang disederhanakan oleh
Kemendikbudristek), dan Kurikulum Merdeka.
2.
Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka?
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum
dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih
optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai
perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar
dan minat peserta didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar
Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh
pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian
pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
3.
Mengapa kita memerlukan Kurikulum Merdeka?
Berbagai studi nasional maupun
internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran
(learning crisis) yang cukup lama. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa
banyak dari anak-anak Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau
menerapkan konsep matematika dasar. Temuan itu juga juga memperlihatkan
kesenjangan pendidikan yang curam di antarwilayah dan kelompok sosial di
Indonesia. Keadaan ini kemudian semakin parah akibat merebaknya pandemi
Covid-19. Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut, maka kita
memerlukan perubahan yang sistemik, salah satunya melalui kurikulum. Kurikulum
menentukan materi yang diajarkan di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi
kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik. Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka
sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang
sudah lama kita alami.
4.
Apa pergantian ini tidak terlalu cepat? Kesannya seperti "Ganti
Menteri Ganti Kurikulum".
Kita perlu memahami dua perbedaan
sebelum berbicara tentang pergantian kurikulum, yakni antara kerangka kurikulum
nasional dan kurikulum tingkat satuan pendidikan. Kurikulum nasional merupakan
kurikulum yang ditetapkan pemerintah sebagai acuan para guru untuk menyusun
kurikulum di tingkat satuan pendidikan. Sedangkan, kurikulum tingkat satuan
pendidikan merupakan kurikulum yang seharusnya secara periodik dievaluasi dan diperbaiki
agar sesuai dengan perubahan karakteristik peserta didik serta perkembangan isu
kontemporer. Kerangka kurikulum nasional harus memberikan ruang inovasi dan
kemerdekaan, sehingga dapat dan harus dikembangkan lebih lanjut oleh
masingmasing sekolah. Pada Intinya, kerangka kurikulum nasional seharusnya
relatif ajeg, tidak cepat berubah, tapi memungkinkan adaptasi dan perubahan
yang cepat di tingkat sekolah. Inilah yang Kemendikbudristek lakukan dengan
merancang Kurikulum Merdeka. Faktanya, laju perubahan kurikulum nasional kita
sebenarnya tidak terlalu cepat, bahkan melambat. Jika kita perhatikan, sejak
ditetapkannya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, laju
perubahan kurikulum melambat dari KBK di tahun 2004, KTSP di tahun 2006, dan
yang terakhir adalah Kurikulum 2013 (K-13) di tahun 2013. Kurikulum Merdeka
baru akan menjadi kurikulum nasional pada tahun 2024. Dengan kata lain,
pergantian berikutnya baru akan terjadi setelah kurikulum yang sebelumnya
(K-13) diterapkan selama 11 tahun dan melewati setidaknya empat menteri
pendidikan. Maka, fakta ini mematahkan pemeo “Ganti Menteri, Ganti Kurikulum”.
5.
Mengapa Kurikulum Merdeka dijadikan opsi?
Mengapa tidak langsung ditetapkan untuk
semua sekolah? Ada dua tujuan utama yang mendasari kebijakan ini. Pertama,
pemerintah, dalam hal ini Kemendikbudristek, ingin menegaskan bahwa sekolah
memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum yang
sesuai kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah. Kedua, dengan kebijakan
opsi kurikulum ini, proses perubahan kurikulum nasional harapannya dapat
terjadi secara lancar dan bertahap. Pemerintah mengemban tugas untuk menyusun
kerangka kurikulum. Sedangkan, operasionalisasinya, bagaimana kurikulum
tersebut diterapkan, merupakan tugas sekolah dan otonomi bagi guru. Guru
sebagai pekerja profesional yang memiliki kewenangan untuk bekerja secara
otonom, berlandaskan ilmu pendidikan. Sehingga, kurikulum antar sekolah bisa
dan seharusnya berbeda, sesuai dengan karakteristik murid dan kondisi sekolah,
dengan tetap mengacu pada kerangka kurikulum yang sama. Perubahan kerangka
kurikulum tentu menuntut adaptasi oleh semua elemen sistem pendidikan. Proses
tersebut membutuhkan pengelolaan yang cermat sehingga menghasilkan dampak yang
kita inginkan, yaitu perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan di
Indonesia. Oleh karena itu, Kemendikbudristek memberikan opsi kurikulum sebagai
salah satu upaya manajemen perubahan.
Perubahan kurikulum secara nasional baru
akan terjadi pada 2024. Ketika itu, Kurikulum Merdeka sudah melalui iterasi
perbaikan selama 3 tahun di beragam sekolah/madrasah dan daerah. Pada tahun
2024 akan ada cukup banyak sekolah/madrasah di tiap daerah yang sudah
mempelajari Kurikulum Merdeka dan nantinya bisa menjadi mitra belajar bagi sekolah/madrasah
lain. Pendekatan bertahap ini memberi waktu bagi guru, kepala sekolah, dan
dinas pendidikan untuk belajar. Proses belajar para aktor kunci ini penting
karena proses belajar ini menjadi fondasi transformasi pendidikan yang kita
cita-citakan. Mari kita ingat, tujuan perubahan kurikulum adalah untuk
mengatasi krisis belajar (learning crisis). Kita ingin menjadikan sekolah
sebagai tempat belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan. Oleh karena
itulah, Kemendikbudristek melakukan perubahan yang sistemik, tidak hanya
kurikulum semata. Kita melakukan reformasi sistem evaluasi pendidikan, menata
sistem rekrutmen dan pelatihan guru, menyelaraskan pendidikan vokasi dengan
dunia kerja, mendampingi dinas-dinas pendidikan, dan melakukan penguatan anggaran
dan kelembagaan. Perubahan sistemik tersebut tentu tidak bisa terjadi dalam
sekejap. Tahap demi tahap perubahan kurikulum harapannya dapat memberi waktu
yang memadai bagi seluruh elemen kunci sehingga fondasi untuk transformasi
pendidikan kita dapat tertanam kukuh dan teguh.
6.
Apa kriteria sekolah yang boleh menerapkan Kurikulum Merdeka?
Kriterianya ada satu, yaitu berminat
menerapkan Kurikulum Merdeka untuk memperbaiki pembelajaran. Kepala
sekolah/madrasah yang ingin menerapkan Kurikulum Merdeka akan diminta untuk
mempelajari materi yang disiapkan oleh Kemendikbudristek tentang konsep
Kurikulum Merdeka. Selanjutnya, jika setelah mempelajari materi tersebut
sekolah memutuskan untuk mencoba menerapkannya, mereka akan diminta untuk
mengisi formulir pendaftaran dan sebuah survei singkat. Jadi, prosesnya adalah
pendaftaran dan pendataan, bukan seleksi. Kemendikbudristek percaya bahwa
kesediaan kepala sekolah/madrasah dan guru dalam memahami dan mengadaptasi
kurikulum di konteks masing-masing menjadi kunci keberhasilan. Dengan demikian,
Kurikulum Merdeka dapat diterapkan di semua sekolah/madrasah, tidak terbatas di
sekolah yang memiliki fasilitas yang bagus dan di daerah perkotaan. Namun, kita
menyadari tingkat kesiapan sekolah/madrasah berbeda-beda karena adanya
kesenjangan mutu sekolah/madrasah. Oleh karena itu, Kemendikbudristek
menyiapkan skema tingkat penerapan kurikulum, berdasarkan hasil survei yang
diisi sekolah ketika mendaftar. Sekali lagi, tidak ada seleksi dalam proses
pendaftaran ini. Kemendikbudristek nantinya akan melakukan pemetaan tingkat
kesiapan dan menyiapkan bantuan yang sesuai kebutuhan.
7.
Salah satu semangat dalam Kurikulum Merdeka ialah penyelenggaran
pembelajaran yang inklusif. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran yang
inklusif?
Kurikulum merupakan instrumen penting
yang berkontribusi untuk menciptakan pembelajaran yang inklusif. Inklusif tidak
hanya tentang menerima peserta didik dengan kebutuhan khusus. Tetapi, inklusif
artinya satuan pendidikan mampu menyelenggarakan iklim pembelajaran yang
menerima dan menghargai perbedaan, baik perbedaan sosial, budaya, agama, dan
suku bangsa. Pembelajaran yang menerima bagaimanapun fisik, agama, dan
identitas para peserta didiknya. Dalam kurikulum, inklusi dapat tercermin
melalui penerapan profil pelajar Pancasila, misalnya dari dimensi kebinekaan
global dan akhlak kepada sesama serta dari pembelajaran berbasis projek
(project based learning). Pembelajaran berbasis projek ini nantinya akan
otomatis memfasilitasi tumbuhnya toleransi sehingga terwujudlah inklusi.
8.
Apa yang perlu orang tua siapkan ketika satuan pendidikan anak
mereka menerapkan Kurikulum Merdeka?
Dukungan dari orang tua merupakan salah
satu kunci keberhasilan penerapan Kurikulum Merdeka. Dengan demikian, secara
konkret orang tua bisa menjadi teman dan pendamping belajar bagi anak. Memahami
kompetensi yang perlu dicapai anak pada fasenya. Orang tua dapat pula
mempelajari buku-buku teks yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka melalui
buku.kemdikbud.go.id. Kemendikbudristek terus berupaya untuk menghadirkan dan
menyediakan buku-buku yang lebih asik, tidak terlalu padat, dan lebih banyak
ilustrasi menarik dengan tema yang lebih menyentuh dan relevan.
9.
Bagaimana Kurikulum Merdeka bisa terus diterapkan secara
berkelanjutan?
Kurikulum Merdeka dapat terus diterapkan
secara berkelanjutan melalui tiga hal. Pertama, regulasi yang fundamental,
misalnya Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan. Regulasi dapat menjadi acuan bagi pengembangan kompetensi guru dan
kepala sekolah juga banyak hal lainnya. Kedua, dari sisi asesmen. Kurikulum
harus didampingi sistem penilaian atau asesmen yang baik sebagaimana Asesmen
Nasional (AN). AN sangat berbeda dengan Ujian Nasional. AN dirancang bukan
untuk menguji pengetahuan, tetapi untuk menilai kemampuan bernalar para peserta
didik. AN juga menjadi penilaian yang menggambarkan gagasan sekolah yang ideal.
AN sendiri bukan hanya untuk menilai peserta didik dan sekolah melainkan
menilai pula kinerja pemerintah daerah. Melalui hasil penilaian kinerja daerah
tersebut, nantinya pemerintah pusat dapat memberikan kebijakan yang lebih
sesuai dengan kebutuhan dan konteks masing-masing satuan pendidikan dan daerah.
Ketiga, dukungan publik. Dukungan publik menjadi hal krusial lainnya dalam keberlanjutan
penerapan kurikulum. Dukungan publik yang kuat akan sulit menggoyahkan
pergantian kebijakan.
10.
Bagaimana bentuk struktur kurikulum dengan penerapan Kurikulum
Merdeka?
Kurikulum terdiri dari kegiatan
intrakurikuler, projek penguatan profil pelajar Pancasila, dan ekstrakurikuler.
Alokasi jam pelajaran pada struktur kurikulum dituliskan secara total dalam
satu tahun dan dilengkapi dengan saran alokasi jam pelajaran jika disampaikan
secara reguler/mingguan. Selain itu, terdapat penyesuaian dalam pengaturan mata
pelajaran yang secara terperinci dijelaskan dalam daftar tanya jawab per
jenjang.
11.
Apakah ada perubahan jam pelajaran dengan diterapkannya Kurikulum
Merdeka?
Tidak ada perubahan total jam pelajaran,
hanya saja JP (jam pelajaran) untuk setiap mata pelajaran dialokasikan untuk 2
kegiatan pembelajaran: (1) pembelajaran intrakurikuler dan (2) projek penguatan
profil pelajar Pancasila. Jadi, jika dihitung JP kegiatan belajar rutin di
kelas (intrakurikuler) saja, memang seolaholah JP-nya berkurang dibandingkan
dengan Kurikulum 2013. Namun, selisih jam pelajaran tersebut dialokasikan untuk
projek penguatan profil Pelajar Pancasila.
12.
Apakah perubahan struktur kurikulum ini berdampak pada jam mengajar
guru?
Tidak berpengaruh, projek tetap dihitung
sebagai beban mengajar guru.
13.
Mengapa projek penguatan profil pelajar Pancasila membutuhkan
alokasi waktu tersendiri?
Untuk peserta didik sampai pada
kompetensi dan karakter yang terdapat dalam profil pelajar Pancasila, perlu
penguatan selain di intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan program lainnya.
Projek penguatan profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan melatih peserta
didik untuk menggali isu nyata di lingkungan sekitar dan berkolaborasi untuk
memecahkan masalah tersebut. Oleh karena itu, alokasi waktu tersendiri sangat
dibutuhkan guna memastikan projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dapat
berjalan dengan baik.
14.
Bagaimana dengan muatan lokal, apakah masih tetap diberikan
kewenangan daerah?
Satuan pendidikan dan/atau pemerintah
daerah dapat menambahkan muatan tambahan sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik. Satuan pendidikan dan/atau daerah dapat mengelola kurikulum
muatan lokal secara fleksibel.
15.
Di mana posisi mata pelajaran muatan lokal dalam struktur kurikulum?
Pembelajaran muatan lokal dapat
dilakukan melalui tiga metode, yaitu:
a. Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam mata pelajaran lain.
Penjelasan: satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat menentukan
Capaian Pembelajaran (CP) untuk muatan lokal yang kemudian dapat dipetakan ke
dalam mata pelajaran lainnya.
b. Mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek penguatan profil
pelajar Pancasila. Penjelasan: satuan pendidikan dan/atau pemerintah daerah
dapat mengintegrasikan muatan lokal ke dalam tema projek penguatan profil
pelajar Pancasila. Sebagai contoh, projek dengan tema wirausaha dilakukan
dengan mengeksplorasi potensi kerajinan lokal, projek dengan tema perubahan
iklim dapat dikaitkan dengan isu-isu lingkungan di wilayah tersebut, dan
sebagainya.
c. Mengembangkan mata pelajaran khusus muatan lokal yang berdiri
sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler. Penjelasan: satuan
pendidikan dan/atau pemerintah daerah dapat mengembangkan mapel khusus muatan
lokal yang berdiri sendiri sebagai bagian dari program intrakurikuler. Sebagai
contoh, mata pelajaran bahasa dan budaya daerah, kemaritiman, kepariwisataan,
dan sebagainya sesuai dengan potensi masing-masing daerah. Dalam hal satuan
pendidikan membuka mata pelajaran khusus muatan lokal, beban belajarnya
maksimum 72 JP per tahun atau 2 JP per minggu.
16.
Apakah karakteristik utama Kurikulum Merdeka di satuan PAUD?
Karakteristik utama Kurikulum Merdeka di
satuan PAUD di antaranya adalah sebagai berikut:
a. menguatkan kegiatan bermain yang bermakna sebagai proses belajar
b. menguatkan relevansi PAUD sebagai fase fondasi (bagian penting dari
pengembangan karakter dan kemampuan anak serta kesiapan anak bersekolah di
jenjang selanjutnya)
c. menguatkan kecintaan pada dunia literasi dan numerasi sejak dini
d. adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila
e. proses pembelajaran dan asesmen yang lebih fleksibel
f.
hasil asesmen digunakan sebagai
pijakan guru untuk merancang kegiatan bermain dan pijakan orang tua dalam
mengajak anak bermain di rumah
g. menguatkan peran orang tua sebagai mitra satuan
17.
Ketika guru merancang kegiatan bermain-belajar di satuan PAUD,
rujukan mana yang mereka gunakan?
Guru merujuk pada Capaian Pembelajaran
(CP) untuk bermainbelajar karena sudah memadukan rujukan STPPA, standar isi,
dan standar penilaian, sehingga guru dapat lebih mudah, praktis, dan semakin
terarah dalam merancang kegiatan bermain-belajar. CP juga memasukkan arah
kebijakan pendidikan di PAUD dengan rumusan kemampuan yang perlu dimiliki anak
sebagai respons dari perubahan yang terjadi di lingkungan baik di lingkup
lokal, nasional, maupun global.
18.
Apakah metode Sentra tetap digunakan?
Ya, metode Sentra tetap digunakan,
tetapi tidak menjadi satusatunya metode yang dilaksanakan di satuan pendidikan.
Kurikulum Merdeka juga mendorong untuk melaksanakan pembelajaran berbasis
projek, berbasis masalah, dan metodemetode lainnya yang utamanya mendukung anak
bebas bereksplorasi.
19.
Apakah Kurikulum Merdeka mengajarkan calistung di PAUD?
Pendidikan PAUD mengenalkan kegiatan
pra-membaca, pramatematika, dan pra-menulis kepada peserta didik, sehingga
tidak ada pelarangan untuk mengajarkan calistung di PAUD. Tetapi, pendidik
perlu memperhatikan dengan baik metode pengajarannya. Arah kebijakan di PAUD
adalah penyiapan literasi dan numerasi dini, bukan hanya terbatas pada
calistung. Pengembangan literasi dan numerasi dini disesuaikan dengan kebutuhan
dan minat anak kemudian dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari dan
bermakna, bukan dengan drilling atau hanya dengan pengisian lembar kerja.
20.
Bagaimana menggunakan STPPA dan Capaian Pembelajaran (CP)?
STPPA adalah salah satu dari standar
pendidikan nasional dalam kurikulum PAUD, setara dengan SKL di Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Capaian Pembelajaran (CP) merupakan media/alat
yang dirancang pemerintah untuk mencapai perkembangan anak yang lebih optimal
dan merujuk pada STPPA. Acuan utama untuk pembelajaran di sekolah adalah CP.
STPPA dapat digunakan satuan pendidikan sebagai referensi tambahan dan menjadi
pertimbangan saat satuan pendidikan merumuskan visi, misi, dan profil
"lulusan" dalam kurikulum operasional.
21.
Bagaimana mengembangkan alur dan tujuan pembelajaran di satuan PAUD?
Satuan PAUD dapat mengembangkan alur dan
tujuan pembelajaran berdasarkan karakteristik satuan, kebutuhan dan minat anak,
kondisi lingkungan sekitar, serta keterkaitannya dengan CP, sehingga alur dan
tujuan pembelajaran antar-tiap satuan dapat sangat berbeda. Alur di sini adalah
bagian dari elemen-elemen CP yang dikembangkan di tiap semester.
Kemendikbudristek tidak membuat contoh-contoh untuk menyusun alur pembelajaran,
melainkan contoh tujuan pembelajaran, yang dituliskan dalam buku panduan guru.
Alur pembelajaran di satuan PAUD dianjurkan sangat fleksibel untuk berganti dan
dimodifikasi agar mengakomodir kebutuhan dan minat anak (berpusat pada anak).
22.
Bagaimana mengembangkan modul ajar di PAUD?
Pemerintah menyediakan contoh-contoh
modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan pendidikan. Satuan
pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul ajar sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau menggunakan modul yang disediakan
Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah, satuan pendidik, dan peserta
didik. Oleh karena itu pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan
Pemerintah tidak perlu lagi menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar secara
keseluruhan.
23.
Model-model pembelajaran apa sajakah yang dapat dipergunakan di
satuan PAUD?
Model pembelajaran yang dapat digunakan
di satuan PAUD antara lain: project, inquiry, maupun model pembelajaran lain
yang relevan digunakan selama dapat membangun pengalaman bermain-belajar yang
bermakna, kontekstual, dan sesuai dengan minat dan kebutuhan anak.
24.
Mengapa pelajaran IPA dan IPS dijadikan satu pada jenjang SD?
Mata pelajaran IPA dan IPS digabungkan
menjadi satu pada jenjang SD karena anak usia SD cenderung melihat segala
sesuatu secara utuh dan terpadu. Selain itu, mereka masih dalam tahap berpikir
konkret/sederhana, holistik, dan komprehensif, namun tidak detail. Penggabungan
pelajaran IPA dan IPS ini diharapkan dapat memicu anak untuk dapat mengelola
lingkungan alam dan sosial dalam satu kesatuan.
25.
Mengapa IPAS mulai diajarkan di kelas III?
IPAS mulai diajarkan di Fase B (kelas
III) untuk menguatkan kesadaran peserta didik terhadap lingkungan sekitarnya,
baik dari aspek alam maupun sosial.
26.
Apakah pendekatan tematik masih digunakan?
Ya, pendekatan tematik tetap digunakan,
namun tidak menjadi suatu kewajiban. Satuan pendidikan boleh menggunakan
pendekatan lainnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhannya.
27.
Mengapa di SD tidak ada mata pelajaran keterampilan?
Mata pelajaran keterampilan untuk
peserta didik jenjang SD telah terwadahi melalui mata pelajaran Seni.
28.
Apa yang berubah dengan Kurikulum Merdeka di SMP?
Mata pelajaran Informatika menjadi mata
pelajaran wajib, sedangkan mata pelajaran Prakarya menjadi salah satu pilihan
bersama mata pelajaran Seni (Seni Musik, Seni Tari, Seni Rupa, Seni Teater).
29.
Mengapa tidak ada peminatan di kelas X?
Tidak ada peminatan di kelas X karena:
a. peserta didik perlu menguatkan kembali kompetensi dasar/fondasi
sebelum mereka mengambil keputusan tentang arah minat dan bakat akademik yang
ingin mereka kembangkan
b. keputusan untuk menentukan pilihan akademik sebaiknya dilakukan saat
peserta didik sudah lebih matang secara psikologis, ketika mereka sudah di SMA,
bukan di SMP
c. peserta didik dapat menggunakan 1 tahun masa belajar di SMA untuk
mengenal pilihan-pilihan yang disediakan satuan pendidikan tersebut, sebelum
mengambil keputusan terkait pelajaran yang ingin mereka dalami
d. memberikan kesempatan lebih banyak kepada peserta didik untuk
berdiskusi dengan orang tua/wali dan guru Bimbingan Konseling tentang minat dan
bakatnya serta rencana masa depan.
30.
Apakah tetap ada penjurusan di jenjang SMA?
Tidak ada penjurusan di jenjang SMA,
peserta didik akan memilih mata pelajaran kelompok pilihan di Kelas XI dan XII
sesuai minat dan bakatnya dengan panduan guru Bimbingan Konseling.
31.
Apakah akan ada jam pelajaran khusus untuk Bimbingan Konseling,
mengingat konsultasi dengan guru Bimbingan Konseling memiliki peranan yang
penting dalam mengarahkan minat peserta didik?
Tidak ada jam pelajaran khusus Bimbingan
Konseling di kelas, namun guru Bimbingan Konseling memegang peranan penting
dalam memimpin proses penelusuran minat dan bakat peserta didik bersama dengan
wali kelas dan atau guru lain, serta berdiskusi dengan setiap individu peserta
didik dan orang tua/wali. Waktu pelaksanaan kegiatan ini ditetapkan berdasarkan
kesepakatan.
32.
Bagaimana dengan seleksi masuk perguruan tinggi bila tidak ada
penjurusan?
Akan ada penyesuaian terkait seleksi
masuk perguruan tinggi. Seleksi masuk didasarkan pada mata pelajaran yang
diambil oleh peserta didik bukan berdasarkan jurusannya.
33.
Apakah peserta didik boleh mengganti pilihan mata pelajaran di kelas
XII?
Peserta didik boleh mengganti pilihan
mata pelajaran, namun hal ini kurang disarankan karena mata pelajaran di kelas
XII pada prinsipnya adalah kelanjutan materi dari kelas XI. Peserta didik yang
beralih mata pelajaran di kelas XII perlu mengejar ketertinggalan materi sebelumnya.
34.
Mengapa ada mata pelajaran pilihan terkait vokasi?
Saat ini Indonesia memiliki 4.700
perguruan tinggi dengan ratarata lulusan SMA dan SMK adalah 2-3 juta per tahun,
sedangkan persentase lulusan SMA dan SMK tersebut yang melanjutkan ke perguruan
tinggi baru sekitar 38 persen. Oleh karena itu, satuan pendidikan perlu
mempersiapkan peserta didik yang memiliki keterampilan dan kemampuan untuk
bekerja apabila mereka tidak dapat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
35.
Apakah ada batas maksimum pengambilan mata pelajaran pilihan untuk
SMA?
Total jam pelajaran (JP) per minggunya
dialokasikan 42-47 JP, termasuk mata pelajaran pilihan. Alokasi mata pelajaran
pilihan terdiri dari 20-25 JP. Mata pelajaran dari kelompok MIPA, IPS, dan
Bahasa dan Budaya memiliki alokasi masing-masing 5 JP, mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan 2 JP, dan maksimal 5 JP untuk mata pelajaran Vokasi. Peserta
didik memilih 4-5 mata pelajaran dari minimal dua kelompok mata pelajaran
pilihan (maksimal mata pelajaran pilihan yang diambil dari satu kelompok mata
pelajaran pilihan adalah 3 mata pelajaran
36.
Kapan sebaiknya mengarahkan pemilihan mata pelajaran untuk pemilihan
fakultas masuk ke Perguruan Tinggi?
Pemilihan mata pelajaran sebaiknya sudah
mulai diarahkan sejak kelas X sesuai dengan minat dan bakat peserta didik,
namun yang perlu diperhatikan adalah perlunya diskusi dan bimbingan dengan
guru, guru Bimbingan Konseling, dan orang tua.
37.
Apakah yang dimaksud dengan unit inkuiri pada kelas X?
Unit inkuiri adalah kegiatan
pembelajaran yang memfasilitasi peserta didik untuk mengidentifikasi dan
memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar, dari sudut pandang berbagai
mata pelajaran pada kelompok mata pelajaran IPA dan IPS dengan menggunakan
metode inkuiri
38.
Komponen pembelajaran apa yang berubah di SMK?
a. Spektrum keahlian disesuaikan dengan kondisi dunia kerja. Ada 10
bidang keahlian dan 50 program keahlian. b. Struktur kurikulum terdiri dari dua
kelompok yaitu A. Umum,
b. B. Kejuruan. Waktu Praktik Kerja Lapangan adalah 6 bulan di kelas
XII pada SMK program 3 tahun dan minimal 10 bulan di kelas XIII pada SMK
program 4 tahun.
c. Pembelajaran boleh disampaikan dengan menggunakan sistem Blok,
dengan model belajar project based learning dan proporsi jam pelajaran yang
disesuaikan dengan program keahlian
d. Bahan ajar digunakan untuk mendukung pembelajaran dan pelatihan
terhadap kompetensi yang ada di dunia kerja
e. Guru yang mengajar diarahkan agar memiliki kompetensi setara dengan
kompetensi yang dibutuhkan dunia kerja. Instruktur dunia kerja juga didorong
untuk ikut mengajar.
f.
Sarana dan prasarana diarahkan
agar dilakukan analisis benchmarking sesuai dengan kebutuhan dunia kerja
39.
Apa yang berubah pada spektrum keahlian SMK?
Jumlah Bidang Keahlian menjadi 10 dan
dibagi menjadi 50 Program Keahlian. Kompetensi Keahlian tidak lagi masuk ke
dalam Spektrum Keahlian.
40.
Apakah satuan pendidikan diberi kebebasan membuka konsentrasi
keahlian?
Capaian Pembelajaran (CP) pada level
konsentrasi keahlian adalah kompetensi minimum pada keahlian tersebut. SMK dan
mitra dunia kerja dapat mengembangkan tujuan pembelajaran sesuai dengan konteks
ketenagakerjaan dalam dunia kerja tersebut.
41.
Apa yang berubah pada struktur kurikulum SMK?
Struktur kurikulum pada SMK berubah pada
mata pelajaran. Mata pelajaran yang semula diorganisasikan dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu: muatan nasional, muatan kewilayahan, dan muatan peminatan
kejuruan disederhanakan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok umum dan
kelompok kejuruan. Kelompok umum adalah kelompok mata pelajaran yang berfungsi
membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh, sesuai dengan fase perkembangan,
berkaitan dengan norma-norma kehidupan baik sebagai makhluk yang berketuhanan
Yang Maha Esa, individu, sosial, warga Negara Kesatuan Republik Indonesia
maupun sebagai warga dunia. Kelompok kejuruan adalah kelompok mata pelajaran
yang berfungsi membentuk peserta didik sebagai individu agar memiliki
kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja serta ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya.
42.
Apa yang dipelajari di mata pelajaran informatika?
Mata pelajaran Informatika berisi
berbagai kompetensi untuk menunjang keterampilan berpikir kritis dan sistematis
guna menyelesaikan beragam permasalahan umum meliputi: penerapan logika
proposisi, berpikir komputasional (computational thinking), penerapan teknologi
informasi dan komunikasi, penggunaan sistem komputasi, penggunaan jaringan
komputer dan internet, penerapan keamanan data dan informasi, analisis data,
penerapan algoritma pemrograman, memahami dampak sosial informatika, dan
penerapan teknologi digitalisasi industri.
43.
Apa yang dipelajari di mata pelajaran projek ilmu pengetahuan alam
dan sosial?
Mata pelajaran Projek Ilmu Pengetahuan
Alam dan Sosial berisi muatan tentang literasi ilmu pengetahuan alam dan sosial
yang diformulasikan dalam tema-tema kehidupan yang kontekstual dan aktual.
44.
Apa kegunaan Mata Pelajaran Pilihan dalam kelompok Mata Pelajaran
Kejuruan di SMK?
Mata pelajaran pilihan merupakan mata
pelajaran yang dipilih oleh peserta didik berdasarkan renjana (passion) untuk
pengembangan diri, baik untuk berwirausaha, bekerja pada bidangnya, maupun
melanjutkan pendidikan. Contohnya: Mata pelajaran Bahasa Asing selain Bahasa
Inggris, Matematika, IPA, IPS, atau mata pelajaran kejuruan lain di luar
konsentrasi keahliannya.
45.
Apa kegunaan PKL?
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah mata
pelajaran yang dilaksanakan secara blok dan dirancangkan pelaksanaannya di
kelas XII selama 6 bulan merupakan wahana pembelajaran di dunia kerja untuk
memberikan kesempatan kepada peserta didik meningkatkan penguasaan kompetensi
teknis (hard skill) sesuai dengan konsentrasi keahliannya serta
menginternalisassi karakter dan budaya kerja (soft skill).
46.
Apa isi kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada kelas X di SMK?
Muatan kejuruan pada kelas X berisi
materi dasar-dasar kejuruan untuk masing-masing program keahlian.
47.
Apa isi kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada kelas XI dan XII di
SMK?
Kelompok Mata Pelajaran Kejuruan pada
kelas XI dan XII berisikan kumpulan mata pelajaran sesuai program keahlian yang
terdapat di SMK.
48.
Mengapa lulusan SMK diharapkan untuk mencari pekerjaan selesai
bersekolah?
Bukankah peserta didik SMA dan sederajat
lainnya juga akan mencari kerja setelah selesai pendidikan SMK/SMA?
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 15, “Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,
akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus”. Didalam penjelasan pasal
tersebut disebutkan sebagai berikut: “Pendidikan umum merupakan pendidikan
dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh
peserta didik untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta
didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu”. Selain itu, perbedaan
utama peserta didik SMK dan SMA adalah soal keterampilan teknis. Lulusan SMK
sudah memiliki keterampilan teknis yang sangat spesifik/ahli dalam bidangnya.
Lulusan SMK mempunyai sertifikat kompetensi yang juga diakui oleh dunia kerja.
Keterampilan ini yang menjadi bekal utama mereka ketika melamar untuk suatu
posisi di dunia kerja.
49.
Apakah lulusan SMK bisa melanjutkan ke perguran tinggi?
Lulusan SMK bisa melanjutkan ke
perguruan tinggi, apalagi sekarang dengan bantuan program D2 fast track yang
memberikan peluang pada peserta didik SMK untuk bisa masuk ke perguruan tinggi
tanpa melalui tes. Selain itu, Kemendikbudristek sedang mengupayakan agar ada
penyetaraan pada lulusan SMK yang ingin masuk ke perguruan tinggi vokasi.
50.
Bagaimana bentuk keterlibatan peserta didik SMK dalam pelaksanaan
projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Keterlibatan peserta didik dalam projek
penguatan profil pelajar Pancasila merupakan unsur penting. Peserta didik bisa
dilibatkan sejak awal perencaaan sampai pada masa refleksi dari kegiatan.
Peserta aktif bisa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran sesuai minat
dan kelebihan yang dimiliki. Projek penguatan profil pelajar Pancasila
memberikan kesempatan kepada peserta untuk “mengalami pengetahuan” sebagai
proses penguatan karakter sekaligus kesempatan untuk belajar dari lingkungan
sekitar. Dalam projek ini, peserta didik SMK memiliki kesempatan untuk
mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim, anti
radikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, kehidupan
berdemokrasi, kedisiplinan, kebekerjaan dan budaya kerja sehingga peserta didik
SMK bisa melakukan aksi nyata dalam menjawab isu-isu tersebut sesuai dengan
tahapan belajar dan kebutuhannya. Projek penguatan ini juga dapat menginspirasi
peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi lingkungan sekitar
51.
Apakah satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan tanpa melibatkan
pihak dunia kerja?
Informasi dari profesional dunia kerja
untuk memberikan informasi tentang gambaran dunia kerja yang dingin dijalani
oleh peserta didik ketika nanti mereka menyelesaikan pendidikan di SMK. Dalam
berbagai kesempatan, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
menyampaikan bahwa perlunya keselarasan antara dunia kerja dan SMK, yang tidak
hanya tergambar melalui surat perjanjian kerja sama antara kedua belah pihak
tersebut. Untuk itu, kementerian sudah menyiapkan paket Link and (Super) Match
8+i yang semuanya berhubungan dengan pentingnya keterlibatan dunia kerja
52.
Apa bedanya projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan Project
Based Learning (PBL) di SMK?
Projek penguatan profil pelajar
Pancasila merupakan aktifitas pembelajaran yang dapat berupa kajian,
penelitian, diskusi, bakti sosial, metode penguatan fisik, dan mental atau
pembelajaran berbasis projek untuk menginternalisasi karakter profil pelajar
Pancasila. Sedangkan, Project Based Learning (PBL) merupakan kegiatan
pembelajaran berupa pembuatan produk barang atau layanan jasa yang digunakan
sebagai wahana penguasaan kompetensi.
53.
Apa peran mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan?
Mata pelajaran Projek Kreatif dan Kewirausahaan
merupakan wahana pembelajaran bagi peserta didik melalui pendekatan
pembelajaran berbasis projek untuk mengaktualisasikan dan mengekspresikan
kompetensi yang dikuasai pada kegiatan pembuatan produk/pekerjaan layanan jasa
secara kreatif dan bernilai ekonomis
54.
Apa yang berubah dari kurikulum sebelumnya untuk Kurikulum Merdeka
di bagian pendidikan khusus?
a. Penggunaan Capaian Pembelajaran (CP) yang setara dengan KI KD pada
Kurikulum 2013.
b. Untuk peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual
mengacu pada fase yang didasarkan pada usia mental. Untuk peserta didik
berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual dapat mengacu pada fase yang
sama dengan peserta didik di pendidikan umum.
c. Pada Kurikulum 2013, KI KD disusun untuk perketunaan, untuk
Kurikulum Merdeka hanya menggunakan 1 CP untuk semua ketunaan
55.
Apakah pendidikan khusus juga menggunakan Capaian Pembelajaran (CP)
yang sama dengan pendidikan reguler?
Capaian Pembelajaran (CP) pendidikan
khusus disusun berdasarkan CP reguler yang telah dimodifikasi dan disesuaikan
dengan karakteristik dan kebutuhan ABK. CP ini bersifat fleksibel karena dibuat
secara global dan dapat diterapkan untuk semua ketunaan dengan patokan kondisi
anak berhambatan intelektual. Untuk peserta didik yang tidak memiliki hambatan
intelektual, dapat tetap menggunakan CP yang sama dengan satuan pendidikan
reguler.
56.
Bagaimana penyediaan buku untuk peserta didik berkebutuhan khusus?
Pada dasarnya, peserta didik
berkebutuhan khusus dapat menggunakan berbagai sumber belajar yang relevan
termasuk buku. Untuk saat ini, Pemerintah telah menyediakan buku panduan guru
yang terdiri atas panduan pelaksanaan pendidikan inklusif, panduan pelaksanaan
program pembelajaran individual (PPI), panduan asesmen, dan pembelajaran pendidikan
khusus.
57.
Apakah untuk peserta didik di SLB juga harus menerapkan projek
penguatan profil pelajar Pancasila?
Peserta didik berkebutuhan khusus
menerapkan projek penguatan profil pelajar Pancasila dengan mengusung tema yang
tidak berbeda dengan satuan pendidikan reguler, hanya saja kedalaman materi dan
aktivitas disesuaikan dengan karakteritik dan kebutuhan peserta didik.
58.
Mengapa mata pelajaran keterampilan pada peserta didik berkebutuhan
khusus memiliki porsi paling besar di antara mata pelajaran lainnya?
Mata pelajaran keterampilan untuk
peserta didik berkebutuhan khusus memiliki porsi yang paling besar dibandingkan
mapel lainnya. Hal ini dikarenakan projeksi pendidikannya adalah kemandirian,
sehingga peserta didik disiapkan untuk menjadi lulusan siap kerja dan mampu
berwirausaha. Capaian Pembelajaran (CP) mata pelajaran keterampilan tersebut
didasarkan pada SK3PD (standar kompetensi kerja khusus bagi penyandang
disabilitas) yang setara dengan SKKNI.
59.
Apakah mata pelajaran TIK juga diajarkan di SLB?
Mata pelajaran TIK termasuk ke dalam
rumpun/kelompok mata pelajaran keterampilan.
60.
Mengapa di Kurikulum Merdeka peserta didik berkebutuhan khusus di
kelas VIII hanya boleh memilih 1 jenis keterampilan?
Berbeda dengan kurikulum sebelumnya yang
dapat memilih minimal 2 jenis keterampilan, pemilihan 1 jenis keterampilan
dimaksudkan agar peserta didik lebih fokus mendalami 1 keterampilan secara utuh
sehingga menjadi lulusan yang siap kerja. Sedangkan saat di kelas VII, peserta
didik masih dapat memilih minimal 2 jenis keterampilan dari 20 jenis
keterampilan yang ada
61.
Bagaimana penyusunan alur tujuan pembelajaran (ATP) di SLB?
Prinsip penyusunan alur tujuan
pembelajaran (ATP) di SLB sama dengan satuan pendidikan reguler, yang
membedakan adalah ATP untuk anak dengan hambatan intelektual. ATP yang
diturunkan dari Capaian Pembelajaran (CP) pendidikan khusus berlaku sama untuk
semua ketunaan. Dengan demikian, tujuan pembelajaran yang disusun berlaku sama
dengan pembeda pada pendekatan yang disesuaikan dengan masing-masing
karakteristik ketunaan.
62.
Bagaimana pengembangan modul ajar di SLB?
Satuan pendidikan dapat memilih
pendekatan tematik maupun mata pelajaran dalam pengembangannya. Selain itu,
satuan pendidikan dapat memilih tema-tema yang kontekstual.
63.
Apa yang dimaksud dengan profil pelajar Pancasila?
Profil pelajar Pancasila adalah profil
lulusan yang bertujuan untuk menunjukkan karakter dan kompetensi yang
diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik dan
para pemangku kepentingan.
64.
Apakah profil pelajar Pancasila hanya berlaku untuk Kurikulum
Merdeka atau berlaku juga pada satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum
2013?
Profil pelajar Pancasila tidak hanya
berlaku untuk satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum Merdeka saja, namun
berlaku juga untuk satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum 2013.
65.
Bagaimana menerapkan profil pelajar Pancasila pada Kurikulum 2013?
Dalam penyusunannya, profil pelajar
Pancasila sudah memetakan/merujuk Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sehingga
dalam implementasinya dapat diselaraskan. Dengan penyesuaian sesuai dengan
kemampuan satuan pendidikan, satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2013
boleh menerapkan pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil pelajar
Pancasila seperti yang dilakukan oleh Sekolah Penggerak atau SMK PK.
66.
Mengapa pembelajaran melalui projek disebut sebagai "penguatan
profil pelajar Pancasila"?
Di satuan pendidikan, profil pelajar
Pancasila perlu dikembangkan melalui berbagai strategi yang saling melengkapi
dan menguatkan, yaitu budaya satuan pendidikan, kegiatan pembelajaran, dan
kegiatan kokurikuler berupa pembelajaran melalui projek. Dengan demikian,
projek ini bukan satu-satunya metode melainkan penguatan upaya mengembangkan
profil pelajar Pancasila.
67.
Apa itu projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Projek penguatan profil pelajar
Pancasila adalah sebuah pendekatan pembelajaran melalui projek dengan sasaran
utama mencapai dimensi profil pelajar Pancasila. Peserta didik akan belajar
menelaah tema-tema tertentu yang menjadi prioritas setiap tahunnya.
68.
Apa saja perubahan yang timbul dengan adanya projek penguatan profil
pelajar Pancasila?
Dengan adanya projek penguatan profil
pelajar Pancasila, maka satuan pendidikan perlu mengalokasikan waktu agar guru
bisa bekerja secara kolaboratif. Kolaborasi akan menjadi kunci sukses/tidaknya
sebuah projek. Dalam pelaksanaan projek, guruguru harus berkolaborasi secara
lintas ilmu untuk merencanakan, memfasilitasi, dan menjalankan asesmen. Pada
satuan PAUD, projek penguatan profil pelajar Pancasila memiliki tema-tema yang
ditentukan pemerintah. Tema-tema ini dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan.
Pada setiap tahunnya, satuan pendidikan melaksanakan dua tema projek sehingga
hal ini perlu masuk dalam pengorganisasian pembelajaran dalam kurikulum
operasional satuan pendidikan
69.
Apa yang dimaksud dengan dimensi profil pelajar Pancasila?
Dimensi profil pelajar Pancasila adalah
karakter dan kompetensi fondasi yang perlu dikembangkan satuan pendidikan untuk
peserta didik. Dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila adalah (1) beriman,
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, (2) berkebinekaan
global, (3) bergotong-royong, (4) mandiri, (5) bernalar kritis, dan (6)
kreatif. Sebagai contoh, mampu mengelola waktu belajar dan merancang strategi
yang sesuai untuk mencapai tujuan belajar adalah sikap yang terbangun sebagai
hasil dari perkembangan dimensi mandiri.
70.
Bagaimana implementasi projek profil pelajar Pancasila di satuan
pendidikan?
Projek penguatan profil pelajar
Pancasila akan dijalankan terpisah dari mata pelajaran, namun mengambil
sebagian waktu dari keseluruhan pembelajaran di satuan pendidikan. Pada satuan
PAUD, pelaksanaan projek profil pelajar Pancasila terintegrasi dengan kegiatan
bermain-belajar harian dan dilakukan sekurangkurangnya pada perayaan hari besar
dan perayaan tradisi lokal.
71.
Apa fungsi profil pelajar Pancasila?
Profil pelajar Pancasila berguna sebagai
kompas bagi pendidik dan pelajar Indonesia. Profil pelajar Pancasila
menjabarkan tujuan pendidikan nasional secara lebih rinci terkait cita-cita,
visi misi, dan tujuan pendidikan ke peserta didik dan seluruh komponen satuan
pendidikan. Profil pelajar Pancasila memberikan gambaran yang ingin dituju
mengenai karakter dan kemampuan pelajar Indonesia. Segala pembelajaran,
program, dan kegiatan di satuan pendidikan bertujuan akhir ke profil pelajar
Pancasila, sehingga pendidik dan pelajar mengetahui apa harapan negara terhadap
hasil pendidikan dan berusaha mewujudkannya bersama.
72.
Apa pengaruh profil pelajar Pancasila ke pembelajaran di kelas?
Setiap mata pelajaran, program, dan
kegiatan di satuan pendidikan diharapkan mendukung ketercapaian profil pelajar
Pancasila dengan memasukkannya dalam pembelajaran. Profil pelajar Pancasila
juga akan diperkuat dengan pembelajaran berbasis projek dengan tema yang
mendukung perkembangan kompetensi dan karakter yang dituju.
Pengaruh langsung dari profil pelajar
Pancasila: adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila sejak jenjang PAUD
sampai dengan SMA/SMK, dan di SLB. Pengaruh tidak langsung kepada satuan
pendidikan adalah adanya Asesmen Nasional, khususnya survei lingkungan belajar
dan survei karakter merupakan metode untuk memantau lingkungan belajar yang
sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
73.
Apakah perbedaan profil pelajar Pancasila dengan nilai-nilai dalam
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)?
PPK adalah gerakan pendidikan di bawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik
melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olahraga. Pentingnya
pendidikan karakter ditunjukkan dan dikuatkan dalam profil pelajar Pancasila
dengan menjadikannya sebagai arah karakter yang dituju dalam pendidikan
Indonesia.
74.
Jika projek penguatan profil pelajar Pancasila berjalan, bagaimana
dengan program PPK yang sudah berjalan?
PPK tetap dapat berjalan sesuai
kebutuhan dan pembiasaan di satuan pendidikan masing-masing yang terintegrasi
dengan projek penguatan profil pelajar Pancasila. Projek penguatan profil
pelajar Pancasila dan program PPK adalah usaha dan amanat kebijakan dari UU No.
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam mengembangkan peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).
75.
Di manakah nasionalisme dalam profil pelajar Pancasila?
Nasionalisme terbangun dari perwujudan
dimensi-dimensi profil pelajar Pancasila. Nasionalisme merupakan buah dari
perkembangan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia (yaitu akhlak bernegara), dimensi bergotong royong, juga
dimensi berkebinekaan global.
76.
Jika profil pelajar Pancasila masuk sebagai Renstra
Kemendikbudristek, bagaimana pelaksanaannya di satuan pendidikan?
Implementasi profil pelajar Pancasila
dilakukan dengan melaksanakan kegiatan (pembelajaran, program, projek, dsb.)
yang tujuannya adalah ketercapaian profil pelajar Pancasila. Kepala satuan
pendidikan, guru, tenaga kependidikan, dan pelaku pendidikan lainnya juga
diharapkan untuk memiliki profil ini, dengan kerja sama antara satuan
pendidikan, orang tua, dan masyarakat, serta didukung oleh para pemangku
kepentingan dan pemangku kebijakan.
77.
Bagaimana mengukur ketercapaian profil pelajar Pancasila?
Projek profil pelajar Pancasila memiliki
rapor tersendiri yang akan membantu rekam jejak ketercapaian profil pelajar
Pancasila. Pada satuan PAUD sendiri tidak ada rapor khusus untuk projek profil
pelajar Pancasila. Rapor projek profil terintegrasi dengan laporan perkembangan
CP dan diharapkan muncul di portofolio anak. Profil pelajar Pancasila merupakan
tujuan akhir dari hasil pendidikan, sehingga satuan pendidikan juga seyogyanya
tidak terburu-buru dalam mengukur ketercapaian profil, melainkan membangun kompetensi
dan karakter tersebut secara konsisten dan melihat perkembangannya melalui
penilaian projek.
78.
Apakah projek penguatan profil pelajar Pancasila diampu oleh guru
yang sama dengan guru mata pelajaran?
Projek penguatan profil pelajar
Pancasila diajarkan secara kolaboratif (team teaching) oleh guru mata pelajaran
dan guru kelas. Karena projek ini memiliki target utama pengembangan profil
Pelajar Pancasila, maka semua guru, baik guru mata pelajaran maupun guru kelas
perlu terlibat dalam perencanaan, pengajaran, dan asesmen. Di satuan PAUD, guru
yang mengampu projek penguatan profil pelajar Pancasila sama dengan guru kelas.
Sejumlah 20-30 persen jam pelajaran dari setiap mapel dialokasikan untuk projek
penguatan profil pelajar Pancasila.
79.
Apakah projek tersebut akan diimplementasikan per mapel atau
terintegrasi antarmapel?
Target utama projek ini adalah penguatan
profil pelajar Pancasila sebagai tujuan jangka panjang pembelajaran. Oleh
karena itu, tujuan projek ini tidak berkaitan langsung dengan konten/capaian
pembelajaran dari mapel yang sedang dipelajari. Dalam implementasinya, guru
kelas dan guru mapel berkolaborasi dan fokus pada pencapaian dimensi profil
pelajar Pancasila dalam perencanaan dan fasilitasi kegiatan projek ini.
Penentuan 20-30 persen alokasi waktu untuk projek tidak berlaku untuk satuan
PAUD. Dalam rangkaian kegiatannya, peserta didik akan menggali pemahaman dan
mencari solusi mengenai isu-isu yang dikemas dalam tujuh tema berdasarkan
tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals atau SGDs). di
SD, SMP, SMA, SMK, dan sederajat serta empat tema di satuan PAUD. Berbagai
macam keterampilan dan pengetahuan akan dikembangkan untuk pendalaman isu,
penyelesaian masalah, dan tidak dipisah-pisah dalam mata pelajaran.
80.
Bagaimana bentuk pelaporan hasil projek?
Hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila
dilaporkan dalam rapor akhir tahun (semester 2) peserta didik. Format rapor
tersebut berbeda dengan format hasil belajar intrakurikuler. Rapor hasil projek
menggambarkan perkembangan sub elemen profil pelajar Pancasila yang dipilih
dalam tema projek di tahun ajaran. Pada satuan PAUD, pelaporan hasil projek
tidak terpisah dengan rapor intrakurikuler. Perkembangan projek dan dimensi
profil ditunjukkan dalam portofolio anak.
81.
Apakah bentuk laporan hasil belajar projek profil pelajar Pancasila
per mata pelajaran?
Projek penguatan profil pelajar
Pancasila tidak terkait dengan mata pelajaran, sehingga bentuk laporannya tidak
disusun per mata pelajaran.
82.
Bagaimana jika peserta didik memilih tema projek penguatan profil
pelajar Pancasila yang belum mereka pelajari dalam mata pelajaran
(intrakurikuler)?
Tema-tema dalam projek penguatan profil
pelajar Pancasila mengajarkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang
kontekstual dan umum. Peserta didik berkesempatan untuk mengeksplorasi
pengetahuan dan keterampilan tersebut meskipun mereka belum mempelajarinya
dalam intrakurikuler. Bahkan, projek yang mereka lakukan dapat menjadi
pengetahuan awal yang mendorong mereka lebih siap untuk mempelajarinya lebih
jauh dalam intrakurikuler.
83.
Apakah projek penguatan profil pelajar Pancasila hanya menggunakan
pembelajaran berbasis projek?
Projek penguatan profil pelajar
Pancasila tidak berarti pendekatan berbasis projek saja. Satuan pendidikan
dapat menggunakan pendekatan lain seperti inkuiri, berbasis masalah, dan pendekatan
lain yang sesuai digunakan untuk mengembangkan karakter dan kompetensi yang
dituju di profil pelajar Pancasila.
84.
Apakah satuan pendidikan yang menggunakan Kurikulum 2013 bisa
melakukan projek penguatan profil pelajar Pancasila?
Satuan pendidikan yang menggunakan
Kurikulum 2013 bisa melakukan projek penguatan profil pelajar Pancasila bila
satuan pendidikan dapat menyesuaikan pengelolaan waktu dan kolaborasi antar
guru.
85.
Apa yang dimaksud dengan Capaian Pembelajaran (CP)?
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dirangkaikan sebagai satu kesatuan
proses yang berkelanjutan sehingga membangun kompetensi yang utuh dari suatu
mata pelajaran. Capaian Pembelajaran di PAUD didesain untuk membangun
kesenangan belajar dan kesiapan bersekolah anak.
86.
Apakah Capaian Pembelajaran (CP) menggantikan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL)?
Capaian Pembelajaran (CP) bukan
pengganti SKL/STPPA. Dalam kerangka kurikulum, CP kedudukannya di bawah Standar
Nasional Pendidikan (SNP), setara dengan KI-KD dalam Kurikulum 2013.
87.
Jika Capaian Pembelajaran (CP) setara dengan KI-KD, apakah SKL tetap
menjadi acuan dalam mengukur kompetensi lulusan dari satuan pendidikan?
Ya, SKL tetap menjadi acuan untuk
mengukur kompetensi lulusan.
88.
Mengapa Capaian Pembelajaran (CP) mengintegrasikan kembali
keterampilan, pengetahuan, dan sikap?
Kompetensi adalah rangkaian dari
pengetahuan, keterampilan, disposisi (sikap) tentang ilmu pengetahuan, dan
sikap terhadap proses belajar (dorongan untuk belajar dan motivasi untuk
menggali konsep lebih dalam). Dengan demikian, keterampilan, pengetahuan, dan
sikap tidak sepatutnya dipisahkan.
89.
Mengapa Capaian Pembelajaran (CP) disusun per fase?
Penyusunan Capaian Pembelajaran (CP) per
fase merupakan upaya penyederhanaan sehingga peserta didik dapat memiliki waktu
yang memadai dalam menguasai kompetensi. Penyusunan CP per fase ini juga
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan tingkat
pencapaian (Teaching at the Right Level), kebutuhan, kecepatan, dan gaya
belajar mereka. Hal ini karena CP disusun dengan memperhatikan fase-fase
perkembangan anak. Selain itu, penyusunan CP per fase berguna bagi guru dan
satuan pendidikan. Guru dan satuan pendidikan dapat memperoleh keleluasaan
dalam menyesuaikan pembelajaran sehingga selaras dengan kondisi dan
karakteristik peserta didik.
90.
Referensi apa yang bisa digunakan untuk mendukung implementasi
Capaian Pembelajaran?
Kepala satuan pendidikan dan pendidik
dapat menggunakan buku teks, buku panduan, dan modul ajar yang telah
diterbitkan oleh Kemendikbudristek. Pada satuan PAUD, buku panduan guru terdiri
dari buku panduan pengembangan pembelajaran, elaborasi masing-masing elemen CP,
pengembangan pembelajaran berbasis buku cerita (untuk penguatan literasi dini),
dan projek pengembangan profil pelajar Pancasila.
91.
Apakah capaian akhir untuk setiap fase bisa berbedabeda?
Pada setiap akhir fase, terdapat
kompetensi yang sama yang harus dicapai oleh peserta didik, namun alur untuk
mencapai akhir fase tersebut yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebutuhan
belajar, karakteristik, dan perkembangan peserta didik yang beragam.
92.
Jika hanya 1 capaian akhir per -fase maka, bagaimana peserta didik
mengejar ketertinggalan?
Peserta didik mengejar ketertinggalan
dengan cara guru menentukan strategi pembelajaran yang tepat berdasarkan hasil
asesmen. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,
memfasilitasi pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai
umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua agar dapat memandu mereka
dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
93.
Apakah peserta didik akan selalu berada di fase yang sama untuk
setiap mata pelajaran?
Peserta didik tidak selalu berada di
fase yang sama untuk setiap mata pelajaran. Penetapan fase didasarkan pada
hasil asesmen, seorang peserta didik mungkin saja berada di fase yang berbeda
untuk beberapa mata pelajaran. Penyesuaian dimungkinkan pada fase yang berbeda
dari Capaian Pembelajaran (CP) setiap mapel.
94.
Apa yang dimaksud dengan perangkat ajar?
Perangkat ajar merupakan buku teks dan
modul ajar yang membantu guru dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.
Melalui perangkat ajar, guru diharapkan dapat menyelenggarakan proses
pembelajaran yang semakin bermakna, selaras dengan prinsip yang mengedepankan
pembelajaran sesuai tahapan dan kebutuhan peserta didik.
95.
Bagaimana cara mengakses perangkat ajar?
Perangkat ajar dapat diakses melalui
media cetak dan secara daring. Media cetak: buku teks akan disediakan
Kemendikbudristek secara daring dan cetak dengan prosedur distribusi sesuai
peraturan berlaku. Daring: modul ajar dapat diakses dan digunakan pada platform
Merdeka Mengajar dengan mengikuti langkah-langkah petunjuk.
96.
Apa yang dimaksud dengan modul ajar?
Modul ajar merupakan dokumen yang berisi
tujuan, langkah, dan media pembelajaran, serta asesmen yang dibutuhkan dalam
satu unit/topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran. Pemerintah menyediakan
contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan
pendidikan. Satuan pendidikan dan pendidik dapat mengembangkan modul ajar
sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi, dan/atau
menggunakan modul yang disediakan Pemerintah sesuai dengan karakteristik
daerah, satuan pendidik, dan peserta didik. Oleh karena itu pendidik yang
menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi menyusun
perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar secara keseluruhan.
97.
Bagaimana cara menggunakan modul ajar di dalam kelas?
Untuk perencanaan pembelajaran, guru
memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi modul
ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan
peserta didik.
98.
Apakah silabus dan RPP tetap dibuat?
Silabus dan RPP tetap dibuat. Silabus
dan RPP dikembangkan sesuai dengan standar proses atau Surat Edaran Nomor 14
tahun 2019 tentang Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
99.
Apa kaitan RPP dengan modul ajar?
Modul ajar pada dasarnya adalah
perencanaan pembelajaran secara lengkap disusun berdasarkan topik dalam lingkup
kelas. Sementara ATP merupakan perencanaan pembelajaran untuk jangka waktu
lebih panjang dalam lingkup satuan pendidikan. Silabus dapat dikembangkan dengan
menggunakan atau mengadaptasi ATP yang disediakan oleh pemerintah maupun alur
tujuan pembelajaran yang dikembangkan secara mandiri. Modul ajar dapat dianggap
sebagai RPP, sehingga guru yang menggunakan modul ajar yang disediakan oleh
pemerintah ataupun mengembangkan secara mandiri, tidak perlu lagi membuat RPP
secara terpisah. Guru dapat mengembangkan modul ajar melalui adaptasi modul
ajar dari pemerintah agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan konteks
satuan pendidikan.
100.
Apakah buku teks yang ada sekarang masih bisa dipakai?
Buku teks yang ada saat ini masih dapat
digunakan selama isinya selaras dengan Capaian Pembelajaran. Buku teks adalah
salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk membantu guru dan peserta didik
dalam mencapai Capaian Pembelajaran (CP).
101.
Apakah Kriteria Ketuntasan Minimal masih akan berlaku pada Kurikulum
Merdeka ini?
Ketuntasan hasil belajar tidak lagi
diukur dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang berupa nilai kuantitatif.
Asesmen formatif pada pembelajaran dilakukan untuk mengidentifikasi
ketercapaian tujuan pembelajaran.
102.
Jika tidak ada KKM, bagaimana guru akan menentukan apakah capaian
belajar peserta didik sudah memadai atau belum?
Capaian belajar sudah memadai atau belum
diketahui dengan mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran. Guru
diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria ketercapaian tujuan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik kompetensi pada tujuan pembelajaran
dan aktivitas pembelajarannya.
103.
Bagaimana acuan lingkup materi yang menjadi rujukan untuk evaluasi
hasil belajar akhir dari satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah?
Acuan lingkup materi yang menjadi
rujukan untuk evaluasi akhir adalah kompetensi esensial pada tujuan
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu.
104.
Bagaimana bentuk rapor intrakurikuler?
Rapor intrakurikuler disusun dalam
bentuk kualitatif dan kuantitatif dengan nilai akhir mempertimbangkan hasil
asesmen sumatif dan formatif.
105.
Apakah laporan hasil belajar intrakurikuler berbasis Capaian
Pembelajaran (CP) setiap periodik semester atau fase?
Laporan hasil belajar intrakurikuler
akan diberikan kepada peserta didik pada setiap akhir semester. Apakah ada
kenaikan kelas jika pada Kurikulum Merdeka menggunakan fase?
106.
Bagaimana kriteria kenaikan kelas?
Ya, ada kenaikan kelas. Peserta didik
dapat melanjutkan ke kelas di atasnya sesuai dengan potret ketercapaian tujuan
pembelajaran.
107.
Apakah satuan pendidikan yang telah menerapkan SKS dapat menggunakan
Kurikulum Merdeka?
Satuan pendidikan dapat menerapkan
Kurikulum Merdeka dan tetap menggunakan SKS, dengan tetap merujuk pada Capaian
Pembelajaran (CP) yang ada.
108.
Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran sesuai tahap capaian
peserta didik?
Pembelajaran sesuai tahap capaian
peserta didik merupakan salah satu semangat dalam merdeka belajar, di mana
pengajaran pada peserta didik disesuaikan dengan tingkat capaian dan kemampuan
awal mereka. Pertama, guru melakukan asesmen terhadap level pembelajaran
peserta didik. Peserta didik kemudian dikelompokkan berdasarkan tingkat capaian
dan kemampuan yang serupa. Guru selanjutnya memberikan intervensi pengajaran
dan beragam aktivitas pembelajaran sesuai dengan level pembelajaran tersebut,
bukan hanya melihat dari usia dan kelasnya. Guru mengajarkan kemampuan dasar
yang perlu dimiliki peserta didik dan menelusuri kemajuannya. Sebagai
ilustrasi, jika anak berada di kelas IV SD namun kemampuan dasar yang dimiliki
belum sampai ke level yang diharapkan pada level kelas tersebut, maka guru perlu
memberikan intervensi yang sesuai dengan kemampuan peserta didik saat itu,
menuntaskan kebutuhan belajarnya, dan tidak memaksakan pengajaran yang ada di
level kelas IV.
109.
Bagaimana cara guru mengajarkan peserta didik untuk mengembangkan
kompetensi dan bukan hanya mengajar konten?
Guru menganalisis kompetensi yang ada di
Capaian Pembelajaran (CP) per fase lalu menurunkannya pada kompetensi yang
dicapai peserta didik di kelas yang diajarnya. Kompetensi ini disusun secara
berjenjang dari awal tahun hingga akhir tahun. Guru kemudian menurunkan
kompetensi ini dalam indikator capaian kompetensi untuk diukur dalam asesmen
(bisa dalam bentuk lembar amatan atau bentuk asesmen yang lain). Guru juga
berkomunikasi dengan peserta didik dan orang tua selama proses pembelajaran
terkait dengan hasil asesmen (diagnostik, formatif, dan sumatif) secara
intensif, transparan, dan personal. Selanjutnya, bila belum mampu untuk
melakukannya sendiri, guru dapat bekerja sama dengan guru lain untuk melakukan
analisis dan menurunkannya menjadi alur tujuan pembelajaran
110.
Apakah itu platform Merdeka Mengajar?
Salah satu platform teknologi yang
disediakan untuk mendukung para guru agar dapat mengajar menggunakan Kurikulum
Merdeka dengan lebih baik, meningkatkan kompetensinya, dan berkembang secara
karier.
Demikianlah 110 jumlah Tanya jawab
seputar kurikulum merdeka yang telah di sajikan diatas, semoga dapat membantu
para kepala sekolah, para pendidik, dan juga peserta didik dalam memahami
tentang kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka.