Soal AKM Literasi Teks Fiksi Kelas 10 dan Pembahasannya
Kherysuryawan.id - Soal dan kunci jawaban asesmen nasional literasi fiksi kelas 10 jenjang SMA/SMK.
Selamat berjumpa kembali pada website
pendidikan milik kherysuryawan. Pada kesempatan ini admin akan membagikan
beberapa contoh soal asesmen nasional yakni soal bentuk literasi fiksi untuk
jenjang sekolah SMA/SMK.
Berbicara mengenai asesmen literasi maka
anda harus memahami tentang apa tujuan asesmen literasi. Asesmen Literasi bertujuan
untuk mengukur kemampuan memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan
berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas
Individu sebagai warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di
masyarakat.
Untuk memahami tentang jenis soal
literasi fiksi maka melalui postingan ini admin akan memberikan beberapa contoh
soal AKM literasi fiksi khususnya untuk jenjang SMA kelas 10. Soal asesmen ini
bisa dijadikan sebagai bahan belajar bagi siswa yang akan mengahadapi asesmen
nasional.
Soal asesmen literasi fiksi kelas 10 SMA
yang akan admin bagikan disini sudah dilengkapi dengan kunci jawabannya. Selain
itu untuk melihat soal dan pembahasan asesmen nasional secara lengkap maka anda
bisa mengunduh filenya yang akan admin bagikan pada postingan ini.
Untuk memudahkan siswa dalam persiapan
mengahadapi asesmen nasional maka diperlukan latihan dan belajar yang serius. Melalui
konten ini admin ingin membantu siswa untuk bisa memiliki bahan belajar dan
latihan tentang soal-soal asesmen nasional khususnya soal literasi fiksi.
Selain siswa, bapak/ibu guru juga bisa
menggunakan contoh soal asesmen nasional ini sebagai bahan untuk digunakan
sebagai dasar dalam mengajar siswa di sekolah sehingga saat siswa akan
mengahadpi asesmen dapat dengan mudah memahami cara menjawab soal asesmen yang
baik dan benar.
Baiklah berikut ini beberapa contoh soal
AKM literasi fiksi kelas 10 SMA/SMK di bawah ini:
SOAL PILIHAN GANDA KOMPLEKS
1. WEKWEK
karya Iwan
Simatupang
ADEGAN I
SEKELOMPOK BEBEK
MEMASUKI PANGGUNG
Petruk: Sejauh mata
memandang, sawah luas terbentang, tapi tidak sebidang tanah pun milikku. Padi
aku yang tanam, juga aku yang ketam. Tapi tidak segenggam milikku. Bebek tiga
puluh ekor, semuanya tukang bertelor. Tapi tidak juga sebutir adalah milikku. Badan
hanya sebatang, hampir-hampir telanjang. Hanya itu saja milikku.
ADEGAN II
BAGONG DAN
PENGAWALNYA MEMASUKI PANGGUNG
Bagong: Aku orang
berada, apa-apa ada. Sawah berhektar-hektar, pohon berakar-akar, rumah
berkamar-kamar, itulah nyatanya. Kambing berekor-ekor, bebek bertelor-telor,
perut buncit ada, mata melotot ada, pelayan ada, pokoknya serba ada.
ADEGAN III
GARENG DAN EMPAT
KAWANNYA MEMASUKI PANGGUNG
Gareng : Badannya
langsing, matanya juling, otaknya bening. Itu saya!
Tipu menipu, adu
mengadu, ijazah palsu, itu saya!
Gugat menggugat,
sikat menyikat, lidah bersilat, itu saya!
Profesiku pokrol
bambu, siapa yang tidak tahu, itu saya!
ADEGAN IV
Semar: Saya jadi
lurah sejak awal sejarah, sudah lama kepingin berhenti tapi tak ada yang mau
mengganti. Sudah bosan, jemu, capek, lelah. Otot kendor, mata kabur, mau mundur
dengan teratur, mau ngaso di atas kasur.
Saya kembung bukan
karena busung, mata berair bukan karena banjir, tapi karena menjadi tong
sampah. Serobotan tanah, pak lurah. Curi air sawah, pak lurah. Beras susah, pak
lurah. Semua masalah, pak lurah, tapi kalau rejeki melimpah, pak lurah…tak
usah…payah.
ADEGAN V
BAGONG DAN
PENGAWALNYA MEMASUKI PANGGUNG
Bagong: Zaman ini
zaman edan, tidak ikut edan tidak kebagian. Di terminal calo berkuasa, dia
tentukan penumpang naik apa. Di dunia film broker merajalela, dia tentukan
sutradara bikin apa. Di sini, itu si Petruk sialan, datang merangkak meminta
pekerjaan. Aku suruh menggembala bebek tiga puluh ekor, tiap minggu harus antar
lima puluh ekor. Malah dia tentukan berapa harus setor. Sungguh-sungguh kurang
telor. Sekali aku datang mengontrol, bebeknya hilang dua ekor.
Waktu ditanya, dia
menjawab “dimakan burung kondor”. Di sini tak ada burung kondor. Dia datang
melolong minta tolong, sudah ditolong, ee … dia mencuri. Orang seperti ini
harus dipukuli, sayangnya aku tak berani. Lagipula aku tidak mau mengotori
tanganku dengan menyentuh tubuhnya yang kotor dan bau.
Apa yang dituduhkan
Bagong kepada Petruk hingga Bagong akan melaporkannya ke Semar?
Kamu dapat memilih
jawaban lebih dari satu.
A. Petruk telah
mencuri hasil panen padi Bagong
B. Petruk
menghilangkan dua ekor bebek Bagong
C. Bagong menuduh
Petruk mencuri dan tak tahu diri
D. Petruk tidak
terampil dalam mengolah tanah Bagong
E. Petruk menyia-nyiakan
pekerjaan yang telah ia dapatkan
JAWABAN : B DAN C
SOAL PILIHAN GANDA
2. WEKWEK
karya Iwan
Simatupang
ADEGAN I
SEKELOMPOK BEBEK
MEMASUKI PANGGUNG
Petruk: Sejauh mata
memandang, sawah luas terbentang, tapi tidak sebidang tanah pun milikku. Padi
aku yang tanam, juga aku yang ketam. Tapi tidak segenggam milikku. Bebek tiga
puluh ekor, semuanya tukang bertelor. Tapi tidak juga sebutir adalah milikku.
Badan hanya sebatang, hampir-hampir telanjang. Hanya itu saja milikku.
ADEGAN II
BAGONG DAN
PENGAWALNYA MEMASUKI PANGGUNG
Bagong: Aku orang
berada, apa-apa ada. Sawah berhektar-hektar, pohon berakar-akar, rumah
berkamar-kamar, itulah nyatanya. Kambing berekor-ekor, bebek bertelor-telor,
perut buncit ada, mata melotot ada, pelayan ada, pokoknya serba ada.
ADEGAN III
GARENG DAN EMPAT
KAWANNYA MEMASUKI PANGGUNG
Gareng : Badannya
langsing, matanya juling, otaknya bening. Itu saya!
Tipu menipu, adu
mengadu, ijazah palsu, itu saya!
Gugat menggugat,
sikat menyikat, lidah bersilat, itu saya!
Profesiku pokrol
bambu, siapa yang tidak tahu, itu saya!
ADEGAN IV
Semar: Saya jadi
lurah sejak awal sejarah, sudah lama kepingin berhenti tapi tak ada yang mau
mengganti. Sudah bosan, jemu, capek, lelah. Otot kendor, mata kabur, mau mundur
dengan teratur, mau ngaso di atas kasur.
Saya kembung bukan
karena busung, mata berair bukan karena banjir, tapi karena menjadi tong
sampah. Serobotan tanah, pak lurah. Curi air sawah, pak lurah. Beras susah, pak
lurah. Semua masalah, pak lurah, tapi kalau rejeki melimpah, pak lurah…tak
usah…payah.
ADEGAN V
BAGONG DAN
PENGAWALNYA MEMASUKI PANGGUNG
Bagong: Zaman ini
zaman edan, tidak ikut edan tidak kebagian. Di terminal calo berkuasa, dia
tentukan penumpang naik apa. Di dunia film broker merajalela, dia tentukan
sutradara bikin apa. Di sini, itu si Petruk sialan, datang merangkak meminta
pekerjaan. Aku suruh menggembala bebek tiga puluh ekor, tiap minggu harus antar
lima puluh ekor. Malah dia tentukan berapa harus setor. Sungguh-sungguh kurang
telor. Sekali aku datang mengontrol, bebeknya hilang dua ekor.
Waktu ditanya, dia
menjawab “dimakan burung kondor”. Di sini tak ada burung kondor. Dia datang
melolong minta tolong, sudah ditolong, ee … dia mencuri. Orang seperti ini
harus dipukuli, sayangnya aku tak berani. Lagipula aku tidak mau mengotori tanganku
dengan menyentuh tubuhnya yang kotor dan bau.
Mengapa Semar ingin
berhenti dari pekerjaannya?
A. Matanya sudah
mulai kabur
B. Ia sudah
menemukan pekerjaan pengganti
C. Ia merasa lelah
dengan pekerjaannya
D. Ia tidak
mendapatkan rezeki yang melimpah
E. Terlalu banyak
permasalahan yang harus dihadapi
JAWABAN : C
SOAL PILIHAN GANDA
3. Legenda
Danau Lipan
Negeri Muara Kaman
diperintah oleh seorang ratu yang bernama Ratu Aji Bidara Putih. Sudah banyak
raja, pangeran, dan bangsawan yang ingin mempersuntingnya, namun selalu
ditolak.
Suatu hari, sebuah
kapal besar dari negeri Tiongkok berlabuh di Muara Kaman. Kapal itu milik
seorang pangeran kaya di Tiongkok. Tujuan kedatangannya adalah meminang Ratu
Aji Bidara Putih.
Sang Pangeran
membawa banyak cendera mata mewah dari emas. Semua itu untuk Ratu Aji Bidara
Putih. Sambil memberikan cendera mata, mereka menyampaikan pinangan kepada Ratu
Aji Bidara Putih.
Kali ini, sang Ratu
tidak langsung menolak. Namun, ia meminta waktu untuk berpikir. Kemudian, para
utusan kembali ke kapal. Setelah para utusan pergi, ia memanggil punggawa
kepercayaannya.
"Paman, nanti
malam selidikilah pangeran itu," perintah sang Ratu.
Malamnya, Si
Punggawa melaksanakan perintah Sang Ratu. Ia menaiki kapal. Dengan waspada, ia
menghindari para penjaga. Sampai akhirnya, ia berhasil menemukan bilik Sang
Pangeran.
Bilik itu masih
terang, tanda Sang Pangeran belum tidur. Si Punggawa mengintip ke dalam. Saat
itu, Sang Pangeran sedang berbincang dengan salah seorang prajuritnya. Rupanya,
Sang Pangeran hendak menaklukkan Muara Kaman dengan pura-pura menikahi Sang
Ratu. Mendengar berita mengejutkan itu, Si Punggawa bergegas pergi untuk
secepatnya memberi tahu junjungannya.
"Kau jangan
mengada-ada, Paman," tegur Ratu setelah mendengar laporan Si Punggawa.
"Saya tidak
mengada-ada! Pembicaraan mereka sangat jelas," jawab si Punggawa.
"Pangeran itu berniat buruk."
Paginya, utusan
Sang Pangeran kembali datang untuk meminta jawaban. Sang Ratu segera menolak
mentah-mentah lamaran tersebut. Sang Pangeran amat murka, ia segera
memerintahkan prajuritnya untuk menyerang Muara Kaman.
Para prajurit Muara
Kaman terdesak. Para prajurit sang Pangeran pun makin dekat dengan istana. Sang
Ratu mencoba untuk tetap tenang. Setelahnya, ia mengucapkan doa sambil
mengunyah sirih. Kemudian, kunyahan itu dilemparkan ke arena pertempuran.
Tiba-tiba, sirih
itu berubah menjadi lipan-lipan raksasa yang amat banyak. Lipan-lipan itu
menyerang para prajurit Sang Pangeran. Para prajurit itu menjadi ketakutan dan
berlarian ke kapal. Tetapi lipan-lipan itu tidak berhenti menyerbu. Lipan-lipan
itu membalikkan kapal hingga tenggelam. Kini, tempat bekas tenggelamnya kapal
itu oleh penduduk Muara Kaman disebut Danau Lipan.
Mengapa Ratu
mengutus punggawanya untuk menyelidiki Sang Pangeran?
A. Ratu ingin tahu
seberapa kaya Sang Pangeran
B. Ratu ingin mengirim
pesan kepada Sang Pangeran
C. Ratu ingin
mengetahui kebiasaan Sang Pengeran
D. Ratu ingin tahu
niat Pangeran meminangnya
E. Ratu ingin tahu
jumlah pasukan Pangeran.
JAWABAN : E
SOAL PILIHAN
GANDA
4. Bacalah
puisi berikut ini !
Lilin Kecil dalam
Sinar Kegelapan
Seperti lilin kecil
ini, kau mampu terangi gelapku
Sinarmu memang tak
banyak, tapi itu sangat berarti
Tatkala malam
datang membawa kegelapan,
Hadirmu bagai sang
malaikat dengan cahaya-cahaya penuh kasih
Menepis lara, mendamaikan
hati, dan menyejukkan cinta
Nalarku membahana
lagi setiap kali mengartikanmu
Langkahmu laksana
embusan angin datang dan pergi
Meruntuhkan daun
cemara yang hidup damai di tangkainya
Perlahan sinarmu
redup
Dan pergi
meninggalkanku dalam gelap
Dengan mata, tapi
tak kuasa melihatmu
Sepasang telingaku
pun tak mampu mendengar bisikmu
Kini rinduku
berujung pada bias-bias bayangmu
Dengan senyuman dan
sedikit tawa menambah luka
Seribu sinar pun
takkan mampu menggantikanmu
Sejuta kenanganmu
kini menyiksa kesendirianku
Dalam gelap, kucoba
melangkah sendiri
Lilin kecilku,
Kurindu akan sinar
kedamaianmu
Yayan Hidayat,
Banjarmasin, 03 02 2011
Mengapa penulis
menganggap bahwa lilin kecil itu sangat berarti?
A. Sinar lilin itu
tidak banyak
B. Lilin itu
membawa harapan
C. Kehadiran lilin
itu dapat meruntuhkan cemara
D. Langkah lilin
itu laksana embusan angin
E. Lilin itu
dapat menerangi dalam kegelapan
JAWABAN : E
SOAL PILIHAN GANDA
5. Hujan
Beras
Subuh-subuh, Mak
Onah sudah mempersiapkan perbekalan. Ia membawa nasi bungkus daun jati, berlauk
kering tempe, sambal, dan lalap daun singkong. Sebotol plastik air putih
matang. Kata Yu Jiah, kecamatan puluhan kilo dari dusun mereka. Pulang pergi
naik truk membutuhkan waktu sekitar lima jam. Belum lagi antre di kantor pos.
Jadi mereka harus membawa bekal, daripada jajan yang akan mengeluarkan uang
tambahan.
“Mak, apa tidak
lebih baik kalau Neneng yang berangkat?” Neneng memberi usul. Selain
kasihan pada Mak, ia juga sebenarnya ingin pergi ke kecamatan. Terakhir ke
kecamatan saat kelas empat SD, lima tahun silam. Kala itu diajak guru melihat
karnaval Agustusan. Pasti kecamatan sekarang lebih ramai. Banyak bangunan
megah. Jalanan bagus. Punya alun-alun luas yang menggelar tontonan, ombak banyu
atau komidi putar.
“Tak perlu. Hari
ini Juragan Madun panen singkong. Kamu bisa ikutan buruh.” Mak Onah memutuskan.
“Tapi, Mak ….”
Neneng masih berkeras. Siapa tahu Mak Onah berubah pikiran.
“Kalau tak harus
pergi ke kecamatan, Mak juga bisa ikutan buruh panen singkong. Kita dapat dua
bagian, lumayan. Singkong bisa kita simpan, kita makan kalau tak punya beras.”
“Iya, Mak.” Neneng
menurut, tak ingin membantah nenek, yang sudah dianggapnya ibu. Bahkan ia
memanggilnya dengan Mak.
“Sudah, Mak
sebentar lagi pergi. Ingat-ingat pesan Mak. Kau urus adik-adikmu. Kau siapkan
buku-buku dan bantu pe-ernya. Adik-adikmu pintar, semoga bisa terus sekolah.
Semoga hidupnya lebih baik daripada Mak.”
“Iya, Mak, Neneng
ngerti.”
Pada cermin tua di
kamar reotnya, Mak Onah dandan, mengenakan jarit dan kebayanya yang paling
bagus. Mak Onah tampak semringah. Kemarin ia sudah mengambil jatah beras raskin
sepuluh kilo yang bisa untuk jatah makan selama sebulan. Kali ini ia akan
mendapat sejumlah uang lumayan banyak. Rencana sebagian untuk membayar utang,
sisanya disimpan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk beli buku cucu.
Untuk jajan sangu cucu.
Selama naik mobil
bak terbuka, Mak Onah tersenyum bungah seraya melantunkan doa.
***
Pada sebuah berita
televisi lokal tertayang berita tentang kecelakaan kendaraan yang membawa
penduduk miskin hendak mengambil uang di kantor pos kecamatan. Colt ditabrak
truk fuso pembawa beras. Semua penumpang, termasuk beberapa jompo yang terjepit
di antara puluhan orang, tewas tertimbun hujan beras! ***
Mengapa mereka
harus membawa bekal?
A. Kantor kecamatan
jauh dari rumah mereka.
B. Mereka tidak perlu
keluar uang untuk jajan.
C. Mereka akan
pergi menggunakan truk.
D. Mereka harus
antre lama di kantor pos.
E. Mereka akan
pergi selama lima jam.
JAWABAN : B
SOAL PILIHAN GANDA
6. Ramin
Tak Kunjung Pulang
Ramin nyaris
menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam
pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu
adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.
Teringat lagi ia
pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus,
sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu
mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi
jalan.
Hari itu memang
perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu
mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes. Aco lalu dibawa petugas,
digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba
kabur, ditanyai macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil
kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu
tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.
Gara-gara Aco juga,
petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari
petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang
tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dadan, yang penting ia bisa
membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula
ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta
istrinya.
Ramin tak mau nasib
nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah semringah anak gadisnya sudah terbayang
girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.
Bunyi langkah
mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. Baginya lebih
baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang itu.
Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau mereka melihat
rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu tebakannya,
mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di
antara akar pohon.
(Karya: Lina PW,
Kompas, 8 Desember 2019)
Mengapa Ramin
dikejar-kejar oleh petugas?
A. Ramin adalah
teman Aco
B. Ramin tak
membayar denda
C. Ramin menjadi
tenaga kerja ilegal
D. Ramin mencuri di
perkebunan cengkeh
E. Teman-teman
Ramin membuat kesalahan besar
JAWABAN : D
SOAL ISIAN
7. Ramin
Tak Kunjung Pulang
Ramin nyaris
menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam
pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu
adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.
Teringat lagi ia
pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus,
sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu
mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi
jalan.
Hari itu memang
perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu
mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes. Aco lalu dibawa petugas,
digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba
kabur, ditanyai macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil
kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu
tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.
Gara-gara Aco juga,
petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari
petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang
tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dadan, yang penting ia bisa
membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula
ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta
istrinya.
Ramin tak mau nasib
nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah semringah anak gadisnya sudah terbayang
girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.
Bunyi langkah
mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan
napas. Baginya lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas
berwajah garang itu. Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau
mereka melihat rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup
jitu tebakannya, mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar
bersembunyi di antara akar pohon.
(Karya: Lina PW,
Kompas, 8 Desember 2019)
---
Dalam konteks
cerita tersebut, apa yang dimaksud dengan kalimat Ramin membeku?
JAWABAN
: Ramin tidak bergerak sama sekali
SOAL URAIAN
8. WEKWEK
karya Iwan
Simatupang
ADEGAN I
SEKELOMPOK BEBEK
MEMASUKI PANGGUNG
Petruk: Sejauh mata
memandang, sawah luas terbentang, tapi tidak sebidang tanah pun milikku. Padi
aku yang tanam, juga aku yang ketam. Tapi tidak segenggam milikku. Bebek tiga
puluh ekor, semuanya tukang bertelor. Tapi tidak juga sebutir adalah milikku.
Badan hanya sebatang, hampir-hampir telanjang. Hanya itu saja milikku.
ADEGAN II
BAGONG DAN
PENGAWALNYA MEMASUKI PANGGUNG
Bagong: Aku orang
berada, apa-apa ada. Sawah berhektar-hektar, pohon berakar-akar, rumah
berkamar-kamar, itulah nyatanya. Kambing berekor-ekor, bebek bertelor-telor,
perut buncit ada, mata melotot ada, pelayan ada, pokoknya serba ada.
ADEGAN III
GARENG DAN EMPAT
KAWANNYA MEMASUKI PANGGUNG
Gareng : Badannya
langsing, matanya juling, otaknya bening. Itu saya!
Tipu menipu, adu
mengadu, ijazah palsu, itu saya!
Gugat menggugat,
sikat menyikat, lidah bersilat, itu saya!
Profesiku pokrol
bambu, siapa yang tidak tahu, itu saya!
ADEGAN IV
Semar: Saya jadi
lurah sejak awal sejarah, sudah lama kepingin berhenti tapi tak ada yang mau
mengganti. Sudah bosan, jemu, capek, lelah. Otot kendor, mata kabur, mau mundur
dengan teratur, mau ngaso di atas kasur.
Saya kembung bukan
karena busung, mata berair bukan karena banjir, tapi karena menjadi tong
sampah. Serobotan tanah, pak lurah. Curi air sawah, pak lurah. Beras susah, pak
lurah. Semua masalah, pak lurah, tapi kalau rejeki melimpah, pak lurah…tak
usah…payah.
ADEGAN V
BAGONG DAN
PENGAWALNYA MEMASUKI PANGGUNG
Bagong: Zaman ini
zaman edan, tidak ikut edan tidak kebagian. Di terminal calo berkuasa, dia
tentukan penumpang naik apa. Di dunia film broker merajalela, dia tentukan
sutradara bikin apa. Di sini, itu si Petruk sialan, datang merangkak meminta
pekerjaan. Aku suruh menggembala bebek tiga puluh ekor, tiap minggu harus antar
lima puluh ekor. Malah dia tentukan berapa harus setor. Sungguh-sungguh kurang
telor. Sekali aku datang mengontrol, bebeknya hilang dua ekor.
Waktu ditanya, dia
menjawab “dimakan burung kondor”. Di sini tak ada burung kondor. Dia datang
melolong minta tolong, sudah ditolong, ee … dia mencuri. Orang seperti ini
harus dipukuli, sayangnya aku tak berani. Lagipula aku tidak mau mengotori
tanganku dengan menyentuh tubuhnya yang kotor dan bau.
Pada teks drama
Wekwek tersebut, bagaimana para pemain dapat membedakan antara bagian
perintah-perintah dengan bagian dialog?
JAWABAN
: bagian perintah ditulis dengan huruf kapital semua, sedangkan bagian
dialog dimulai setelah tanda titik dua dan tidak semua ditulis dengan huruf
kapital
SOAL URAIAN
9. Legenda
Danau Lipan
Negeri Muara Kaman
diperintah oleh seorang ratu yang bernama Ratu Aji Bidara Putih. Sudah banyak
raja, pangeran, dan bangsawan yang ingin mempersuntingnya, namun selalu
ditolak.
Suatu hari, sebuah
kapal besar dari negeri Tiongkok berlabuh di Muara Kaman. Kapal itu milik
seorang pangeran kaya di Tiongkok. Tujuan kedatangannya adalah meminang Ratu
Aji Bidara Putih.
Sang Pangeran
membawa banyak cendera mata mewah dari emas. Semua itu untuk Ratu Aji Bidara
Putih. Sambil memberikan cendera mata, mereka menyampaikan pinangan kepada Ratu
Aji Bidara Putih.
Kali ini, sang Ratu
tidak langsung menolak. Namun, ia meminta waktu untuk berpikir. Kemudian, para
utusan kembali ke kapal. Setelah para utusan pergi, ia memanggil punggawa
kepercayaannya.
"Paman, nanti
malam selidikilah pangeran itu," perintah sang Ratu.
Malamnya, Si
Punggawa melaksanakan perintah Sang Ratu. Ia menaiki kapal. Dengan waspada, ia
menghindari para penjaga. Sampai akhirnya, ia berhasil menemukan bilik Sang
Pangeran.
Bilik itu masih
terang, tanda Sang Pangeran belum tidur. Si Punggawa mengintip ke dalam. Saat
itu, Sang Pangeran sedang berbincang dengan salah seorang prajuritnya. Rupanya,
Sang Pangeran hendak menaklukkan Muara Kaman dengan pura-pura menikahi Sang
Ratu. Mendengar berita mengejutkan itu, Si Punggawa bergegas pergi untuk
secepatnya memberi tahu junjungannya.
"Kau jangan
mengada-ada, Paman," tegur Ratu setelah mendengar laporan Si Punggawa.
"Saya tidak
mengada-ada! Pembicaraan mereka sangat jelas," jawab si Punggawa.
"Pangeran itu berniat buruk."
Paginya, utusan
Sang Pangeran kembali datang untuk meminta jawaban. Sang Ratu segera menolak
mentah-mentah lamaran tersebut. Sang Pangeran amat murka, ia segera
memerintahkan prajuritnya untuk menyerang Muara Kaman.
Para prajurit Muara
Kaman terdesak. Para prajurit sang Pangeran pun makin dekat dengan istana. Sang
Ratu mencoba untuk tetap tenang. Setelahnya, ia mengucapkan doa sambil
mengunyah sirih. Kemudian, kunyahan itu dilemparkan ke arena pertempuran.
Tiba-tiba, sirih
itu berubah menjadi lipan-lipan raksasa yang amat banyak. Lipan-lipan itu
menyerang para prajurit Sang Pangeran. Para prajurit itu menjadi ketakutan dan
berlarian ke kapal. Tetapi lipan-lipan itu tidak berhenti menyerbu. Lipan-lipan
itu membalikkan kapal hingga tenggelam. Kini, tempat bekas tenggelamnya kapal
itu oleh penduduk Muara Kaman disebut Danau Lipan.
Menurut pendapatmu,
apakah ilustrasi cerita ini sesuai dengan isi ceritanya? Jelaskan alasanmu!
JAWABAN : Sesuai,
karena di dalam cerita disebutkan ada lipan yang menyerang rombongan, lalu
rombongan naik ke atas perahu. Hal itu tergambar di dalam ilustrasi
SOAL PILIHAN GANDA
10. Ramin
Tak Kunjung Pulang
Ramin nyaris
menjerit, tangannya tertumbuk dahan hanyut saat buru-buru sembunyi di dalam
pelukan akar, untung ia segera melihat dahan itu. Hampir ia mengira dahan itu
adalah mulut buaya yang siap menelan lengannya.
Teringat lagi ia
pada Aco, sejak semusim lalu ia ikut Dadan karena hasil cengkehnya tak bagus,
sementara tengkulaknya minta selalu dibayar. Aco tertangkap petugas saat adu
mulut di warung nasi lemak lantaran ia mengumpat pada preman yang menutupi
jalan.
Hari itu memang
perpaduan nasib sial jatuh di hadapan Aco. Umpatannya didengar preman, adu
mulut terjadi, dan petugas sedang lewat. Apes. Aco lalu dibawa petugas,
digiring bagai ternak ke tengah lapangan, dipukuli dengan bengis saat mencoba
kabur, ditanyai macam-macam, didenda hingga ia tak sanggup bayar, diambil hasil
kerjanya satu musim, dideportasi, pulang ke rumah dengan tangan hampa, ditunggu
tengkulak pula. Bah! Hilang sudah satu kebun cengkeh dirundung sial.
Gara-gara Aco juga,
petugas kini memburu Ramin dan Dadan. Ternyata Dadan memang sudah dicari-cari
petugas karena beberapa kali memasukkan tenaga kerja tanpa izin. Ramin memang
tak berpikir panjang saat berangkat kerja dengan Dadan, yang penting ia bisa
membawa pulang uang untuk menikahkan anaknya, buat pengobatan sakit gula
ayahnya, dan sisanya bisa ia belikan mesin cuci yang saban hari diminta
istrinya.
Ramin tak mau nasib
nahas Aco terjadi pada dirinya. Wajah semringah anak gadisnya sudah terbayang
girang menyambutnya dengan ransel penuh uang.
Bunyi langkah
mendekat, pelan, Ramin membeku, sekuat-kuatnya menahan napas. Baginya
lebih baik tak bernapas daripada tertangkap petugas-petugas berwajah garang
itu. Bisik-bisik makin kencang. Ramin memutar otak. Kalau mereka melihat
rumput-rumput rebah itu, atau kalau ada satu dua orang cukup jitu tebakannya,
mungkin mereka bisa yakin kalau pelarian yang mereka kejar bersembunyi di
antara akar pohon.
(Karya: Lina PW,
Kompas, 8 Desember 2019)
Dari konteks cerita tersebut, kejadian apa yang paling minimal harus ditambahkan penulis untuk melengkapi cerita tersebut?
A. Pengenalan
situasi cerita
B. Penyelesaian
konflik
C. Peningkatan
masalah
D. Munculnya
konflik
E. Puncak konflik
JAWABAN : B
SOAL URAIAN
11. Bacalah
puisi berikut ini !
Lilin Kecil dalam
Sinar Kegelapan
Seperti lilin kecil
ini, kau mampu terangi gelapku
Sinarmu memang tak
banyak, tapi itu sangat berarti
Tatkala malam
datang membawa kegelapan,
Hadirmu bagai sang
malaikat dengan cahaya-cahaya penuh kasih
Menepis lara,
mendamaikan hati, dan menyejukkan cinta
Nalarku membahana
lagi setiap kali mengartikanmu
Langkahmu laksana
embusan angin datang dan pergi
Meruntuhkan daun
cemara yang hidup damai di tangkainya
Perlahan sinarmu
redup
Dan pergi
meninggalkanku dalam gelap
Dengan mata, tapi
tak kuasa melihatmu
Sepasang telingaku
pun tak mampu mendengar bisikmu
Kini rinduku
berujung pada bias-bias bayangmu
Dengan senyuman dan
sedikit tawa menambah luka
Seribu sinar pun
takkan mampu menggantikanmu
Sejuta kenanganmu
kini menyiksa kesendirianku
Dalam gelap, kucoba
melangkah sendiri
Lilin kecilku,
Kurindu akan sinar
kedamaianmu
Yayan Hidayat,
Banjarmasin, 03 02 2011
---
Setelah membaca
puisi ini, Emir merasa bahwa puisi ini cocok dengan suasana hatinya karena baru
saja ia kehilangan kucing kesayangannya.
Setujukah kamu
dengan pendapat Emir tersebut? Jelaskan jawabanmu.
JAWABAN
: Setuju. Karena puisi tersebut bercerita tentang kehilangan. Situasi
tersebut sesuai dengan kondisi Emir.
SOAL URAIAN
12. Legenda
Danau Lipan
Negeri Muara Kaman
diperintah oleh seorang ratu yang bernama Ratu Aji Bidara Putih. Sudah banyak
raja, pangeran, dan bangsawan yang ingin mempersuntingnya, namun selalu
ditolak.
Suatu hari, sebuah
kapal besar dari negeri Tiongkok berlabuh di Muara Kaman. Kapal itu milik
seorang pangeran kaya di Tiongkok. Tujuan kedatangannya adalah meminang Ratu
Aji Bidara Putih.
Sang Pangeran
membawa banyak cendera mata mewah dari emas. Semua itu untuk Ratu Aji Bidara
Putih. Sambil memberikan cendera mata, mereka menyampaikan pinangan kepada Ratu
Aji Bidara Putih.
Kali ini, sang Ratu
tidak langsung menolak. Namun, ia meminta waktu untuk berpikir. Kemudian, para
utusan kembali ke kapal. Setelah para utusan pergi, ia memanggil punggawa
kepercayaannya.
"Paman, nanti
malam selidikilah pangeran itu," perintah sang Ratu.
Malamnya, Si
Punggawa melaksanakan perintah Sang Ratu. Ia menaiki kapal. Dengan waspada, ia
menghindari para penjaga. Sampai akhirnya, ia berhasil menemukan bilik Sang
Pangeran.
Bilik itu masih
terang, tanda Sang Pangeran belum tidur. Si Punggawa mengintip ke dalam. Saat
itu, Sang Pangeran sedang berbincang dengan salah seorang prajuritnya. Rupanya,
Sang Pangeran hendak menaklukkan Muara Kaman dengan pura-pura menikahi Sang
Ratu. Mendengar berita mengejutkan itu, Si Punggawa bergegas pergi untuk
secepatnya memberi tahu junjungannya.
"Kau jangan
mengada-ada, Paman," tegur Ratu setelah mendengar laporan Si Punggawa.
"Saya tidak
mengada-ada! Pembicaraan mereka sangat jelas," jawab si Punggawa.
"Pangeran itu berniat buruk."
Paginya, utusan
Sang Pangeran kembali datang untuk meminta jawaban. Sang Ratu segera menolak
mentah-mentah lamaran tersebut. Sang Pangeran amat murka, ia segera
memerintahkan prajuritnya untuk menyerang Muara Kaman.
Para prajurit Muara
Kaman terdesak. Para prajurit sang Pangeran pun makin dekat dengan istana. Sang
Ratu mencoba untuk tetap tenang. Setelahnya, ia mengucapkan doa sambil
mengunyah sirih. Kemudian, kunyahan itu dilemparkan ke arena pertempuran.
Tiba-tiba, sirih
itu berubah menjadi lipan-lipan raksasa yang amat banyak. Lipan-lipan itu
menyerang para prajurit Sang Pangeran. Para prajurit itu menjadi ketakutan dan
berlarian ke kapal. Tetapi lipan-lipan itu tidak berhenti menyerbu. Lipan-lipan
itu membalikkan kapal hingga tenggelam. Kini, tempat bekas tenggelamnya kapal
itu oleh penduduk Muara Kaman disebut Danau Lipan.
Bagaimana
pendapatmu tentang Ratu Aji Bidara Putri yang menyuruh punggawanya mengintip
pangeran yang berada di kapalnya?
JAWABAN : Untuk Jawabannya ada dua variasi:
1. Perintah
sang ratu tidaklah sopan karena memasuki tempat orang lain tanpa izin.
2. Perintah
sang ratu sangat tepat karena itu bentuk kehati-hatian untuk menyelamatkan
kerajaan
Bagi anda yang ingin membutuhkan soal
asesmen nasional yang lebih lengkap dalam bentuk file maka disini admin telah
menyiapkannya untuk anda. File soal asesmen nasional jenjang SMA yang akan di
bagikan ini disajikan dalam format PDF sehingga bisa dengan mudah digunakan
sebagai bahan latihan.
Berikut ini filenya :
- Soal dan Pembahasan AKM Literasi Teks Fiksi (DISINI)
- Soal dan Pembahasan AKM Literasi Informasi (DISINI)
Demikianlah soal-soal asesmen nasional
khususnya soal literasi teks fiksi untuk jenjang SMA yang bisa admin bagikan di
kesempatan ini, kiranya file soal asesmen yang telah di lengkapi dengan kunci
jawaban tersebut dapat membantu siswa yang akan mempersiapkan diri mengahadapi
ujian asesmen di tahun ini.
Sekian dan Terimakasih.