Rangkuman Seni Budaya Kelas 9 Bab 7 Semester 1
Kherysuryawan.id – Rangkuman materi seni budaya kelas 9 Bab 7 “Dasar Pemeranan Teater Modern”.
Sahabat pendidikan, pada kesempatan kali
ini saya akan memberikan sajian materi pelajaran khususnya materi seni budaya
kelas 9 Bab 7 tentang Dasar Pemeranan Teater Modern. Materi ini nantinya akan
di pelajari pada pembelajaran di semester 1 kurikulum 2013.
Kita ketahui bahwa pada pembelajaran
kurikulum 2013 setiap sekolah sudah memiliki buku paket kurikulum 2013 untuk
semua mata pelajaran. Nah pada pembelajaran seni budaya kelas 9 maka buku yang
akan digunakan yaitu buku siswa dan buku guru seni budaya kelas 9 kurikulum
2013 edisi revisi terbaru.
Melalui postingan ini saya akan
memberikan ringkasan atau lebih tepatnya rangkuman materi seni budaya untuk
pembelajaran di kelas 9 SMP khususnya pada materi Bab 7 tentang Dasar Pemeranan
Teater Modern. Tentunya dengan mempelajari materi yang telah diringkas akan
semakin memudahkan para pelajar yang akan menggunakannya sebagai bahan
pebelajaran.
Seluruh materi ini merupakan materi yang
bersumber dari buku siswa seni budaya kelas 9 kurikulum 2013 edisi revisi
terbaru.
Adapun materi yang akan di pelajari pada
pelajaran seni budaya kelas 9 Bab 7 Dasar Pemeranan Teater Modern yaitu sebegai
berikut :
A. Latihan Olah Tubuh
B. Olah Vokal
C. Olah Rasa
Dalam mempelajari materi ini nantinya ada
beberapa tujuan pembelajaran yang diharapkan untuk bisa dicapai oleh para
peserta didik, yairu sebagai berikut ;
Setelah mempelajari Bab VII ini, siswa
diharapkan mampu memahami dan melakukan aktivitas sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan berbagai dasar
pemeranan.
2. Mengidentifi kasikan berbagai dasar
pemeranan dalam kehidupan keseharian.
3. Mengeksplorasi berbagai dasar
pemeranan dalam pelatihan pemeranan.
4. Mengasosiasikan dasar pemeranan
berdasarkan olah tubuh, olah suara, dan olah rasa dengan sikap dan kehidupan
sosial budaya di masyarakat.
5. Mengomunikasikan dasar pemeranan
secara sederhana dengan bahasa lisan maupun tulisan.
Setelah memahami tujuan dari
pembelajaran diatas, maka berikut ini ringkasan atau rangkuman materi seni
budaya kelas 9 Bab 7 “DASAR PEMERANAN TEATER MODERN” yang akan di pelajari pada
semester 1.
BAB 7 DASAR PEMERANAN TEATER MODERN
A. Latihan Olah Tubuh
1. Latihan Pemanasan
Peregangan atau pemanasan (warm-up)
yaitu serial dari gerakan tubuh dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi dan
meregangkan otot dengan progresif (bertahap).
Latihan pemanasan meliputi :
a. Latihan Leher
b. Latihan Jari dan Pergelangan Tangan
c. Latihan Siku
d. Latihan Bahu
e. Latihan Tubuh
f. Latihan Tungkai Kaki dan Punggung
g. Latihan Pergelangan Kaki
2. Inti
Olah tubuh inti, yaitu serial pokok dari
gerakan yang akan dilatih sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tulang
belakang seorang pemeran mempunyai kedudukan yang sangat penting, karena pose
tubuh yang diciptakan oleh pemeran tergantung dari kelenturan tulang
belakangnya.
Rangkaian latihan inti ini akan
difokuskan pada latihan kelenturan tulang belakang, yaitu sebagai berikut.
a. Cembung, Cekung, dan Datar Tulang
Belakang
b. Menggulung dan Melepas
c. Ayunan Bandul Tubuh Atas
3. Pendinginan
Rangkaian latihan ini terdiri dari:
a. Berdiri tegak, kaki dibuka 60 cm,
badan condong ke kiri, kaki kanan lurus, kaki kiri agak ditekuk ke bawah,
tangan kanan lurus ke atas di samping kepala dan tangan kiri ditempelkan pada
paha kaki kiri, tahan sampai 8 hitungan.
b. Ganti badan condong ke kanan
c. Posisi berdiri masih sama, tetapi
badan tegak di tengah dan kedua lengan direntangkan kiri dan kanan lurus bahu,
kaki agak ditekuk ke bawah, dan lakukan gerakan ke atas dan bawah, lakukan
selama 8 hitungan.
d. Posisi berdiri masih sama, kedua
tangan lurus ke atas di samping kepala dan condongkan badan ke kiri, tahan
sampai 8 hitungan. Ganti badan condong ke kanan dengan hitungan yang sama.
e. Posisi berdiri masih sama, silangkan
tangan kanan sejajar bahu di depan dada ke arah kiri dan tangan kiri membantu
peregangan tepat pada siku, tahan sampai 8 hitungan. Ganti tangan kiri dengan
f. Posisi berdiri masih sama, tangan
kanan lurus ke atas di samping kepala dan tangan kiri menekan kepala ke arah
kiri, tahan sampai 8 hitungan. Ganti tangan kiri lurus dan tangan kanan menekan
kepala ke arah kanan dengan hitungan yang sama.
g. Posisi berdiri masih sama, langkahkan
kaki kanan ke belakang, lutut kanan ditekuk serong kanan, kaki kiri bertumpu
pada tumit, badan condong ke depan, kedua telapak tangan menempel di atas kedua
paha, dan ayunkan ke bawah samapi 8 hitungan. Ganti dengan kaki kiri ke
belakang dengan hitungan yang sama.
h. Posisi berdiri masih sama, tangan di
samping badan, mulai tangan diangkat lurus ke atas kepala sambil menghirup
napas dalam 4 hitungan dan menurunkan tangan sambil mengembuskan napas dalam 4
hitungan. Lakukan gerakan ini 4 kali dan gerakan yang terakhir dibarengi dengan
menutup kaki.
Olah Tubuh
Pemeran sebagai elemen penting dalam
sebuah pementasan. Oleh karena itu, seorang pemeran seharusnya dapat menguasai
tubuh, emosi, dan intelektualnya. Penguasaan tubuh sangat erat dengan olah
tubuh, yaitu bagaimana cara mendayagunakan organ tubuh untuk mencapai kekuatan,
kelenturan, ketahanan, dan keterampilan tubuh sehingga mampu menciptakan setiap
gerak yang dibutuhkan dalam pementasan.
Olah tubuh bagi seorang pemeran sama
halnya seperti seorang seniman keramik menyiapkan adonan tanah liat yang
diaduk-aduk, diremas, dan digiling sebelum membentuk keramik yang diinginkan.
Latihan olah tubuh akan membuat pemeran sadar bahwa tubuh dan gerakan yang
dilakukan tidak saling terjadi pertentangan. Ia akan dapat merasakan bahwa
setiap bagian tubuhnya akan menjalankan fungsi aktif dalam menempuh ruang.
Latihan olah tubuh ini dilakukan dengan
tiga tahap yaitu:
1. Peregangan atau pemanasan (warm-up),
serial dari gerakan tubuh dimaksudkan untuk meningkatkan sirkulasi dan
meregangkan otot dengan progresif (bertahap).
2. Olah tubuh inti, serial pokok dari
gerakan yang akan dilatih sesuai dengan tujuan.
3. Pendinginan atau peredaan
(warm-down), serial pendek gerakan latihan yang bertujuan untuk mempertahankan
penambahan sirkulasi yang ringan dan menggunakan kehangatan tubuh dan memberi
kesempatan otot-otot untuk mengambil manfaat dari latihan.
B. Latihan Olah Vokal
1. Persiapan Latihan Olah Vokal
a. Pernapasan Dada
Ciri dari pernapasan dada adalah pada
waktu kita menghirup udara, rangka dada bergerak membesar akibat dari rongga
yang terisi oleh udara.
b. Pernapasan Perut
Ciri dari pernapasan perut adalah pada
waktu kita menghirup udara, maka rongga perut akan membesar dan mengeras karena
terisi oleh udara. Pernapasan ini juga ditandai dengan naik turunnya sekat
diafragma yang terdapat di antara rongga dada dan rongga perut.
c. Pernapasan Diafragma
Di dalam latihan ini, fokus napas
diarahkan pada sekat antara rongga dada dan rongga perut yang disebut dengan
sekat diafragma. Ciri dari napas diafragma adalah otot-otot sekat diafragma
akan menegang, dan otot-otot samping bagian pinggang akan mengembang ketika
kita menghirup udara. Pernapasan ini sebenarnya gabungan napas dada dan napas
perut. Latihlah sampai napas diafragma ini terkuasai.
d. Senam Lidah
e. Senam Rahang Bawah
f. Latihan Tenggorokan
C. Latihan Olah Rasa
1. Latihan Konsentrasi Pancaindra
a. Indra Penglihat
b. Indra Pencium
c. Indra Pendengaran
d. Indra Pengecap
e. Indra Perasa atau Peraba
2. Latihan Konsentrasi dengan Permainan
3. Latihan Imajinasi dengan Stimulus
4. Latihan Imajinasi Tanpa Stimulus
5. Latihan Ingatan Emosi dengan Rasa
6. Latihan Ingatan Emosi dengan Permainan
Pernapasan
Pernapasan adalah peristiwa menghirup
udara dari luar yang mengandung oksigen ke dalam tubuh serta mengembuskan udara
yang banyak mengandung karbondioksida. Proses menghirup udara ini disebut
inspirasi dan proses mengembuskan udara ini disebut ekspirasi. Fungsi dari dari
pernapasan ini secara fi siologi adalah mengambil oksigen yang kemudian dibawa
oleh darah ke seluruh tubuh untuk pembakaran serta mengeluarkan karbondioksida
yang terjadi dari sisa pembakaran, kemudian dibawa oleh darah ke paru-paru
untuk dibuang. Di dalam pementasan teater, pernapasan ini berhubungan dengan
produksi suara
Diksi
Diksi berasal dari kata dictionary
(kamus), yaitu pemilihan kata untuk mengekspresikan ide-ide yang tepat dan
selaras, bisa juga diksi diartikan sebagai kata-kata sebagai satu kesatuan
arti, tetapi dalam pelatihan ini, diksi (diction) dimaksudkan sebagai latihan
mengeja atau berbicara dengan keras dan jelas. Latihan diksi berfungsi untuk
memberi kejelasan suara dari kata yang diucapkan. Banyak pemeran yang menyangka
bahwa untuk dapat didengar hanya perlu berbicara keras, padahal yang dibutuhkan
tidak sekedar itu, tetapi dibutuhkan pengucapan yang jelas. Dalam bahasa
Indonesia huruf yang hampir sama pengucapan dan terdengarnya adalah huruf p
dengan b, t dengan d, dan k dengan g. Latihan diksi ini dimulai dari membedakan
huruf itu, kemudian diaplikasikan pada kata dan kalimat dari huruf tersebut.
Intonasi
Intonasi (intonation) adalah nada suara,
irama bicara, atau alunan nada dalam melafalkan kata-kata, sehingga tidak datar
atau tidak monoton. Intonasi menentukan ada tidaknya antusiasme dan emosi dalam
berbicara. Fungsi dari intonasi adalah membuat pembicaraan menjadi menarik,
tidak membosankan, dan kata-kata atau kalimat yang kita ucapkan lebih mempunyai
makna. Intonasi berperan dalam pembentukan suatu makna kata, bahkan bisa
mengubah makna suatu kata.
Artikulasi
Artikulasi adalah hubungan antara apa
yang dikatakan dan bagaimana mengatakanya, karena artikulasi adalah satu
ekspresi gestur yang kompleks. Latihan artikulasi adalah latihan tentang
kejelasan bunyi suara yang dikeluarkan oleh organ produksi suara. Bunyi suara
yang kita kenal meliputi bunyi suara nasal (di rongga hidung) dan bunyi suara
oral (di rongga mulut). Bunyi nasal muncul ketika langit-langit lembut di
rongga mulut diangkat dan diturunkan, dan membuka jalan untuk aliran udara
lewat menuju rongga hidung dan disana udara beresonansi menghasilkan bunyi.
Bunyi nasal meliputi huruf m, n, ny, dan ng. Bunyi suara oral dibagi menjadi
dua, yaitu bunyi suara vokal dan bunyi suara konsonan.
Bunyi vokal atau huruf hidup diproduksi
dari bentuk mulut yang terbuka, misalnya a, i, u, e, o, dan diftong (kombinasi
dua huruf hidup, misalnya au, ia, ai, ua dan lain-lain). Bunyi konsonan
diproduksi ketika aliran nafas dirintangi atau tertahan di mulut.
Bunyi konsonan dipengaruhi oleh di
posisi di mana aliran udara dirintangi dan berapa besar rintangannya, misalnya;
gutural yaitu bagian belakang lidah menyentuh bagian belakang mulut akan
menghasilkan bunyi kebisingan yang nonverbal. Palatal belakang, yaitu bagian
belakang lidah diangkat dan bersentuhan dengan langit-langit lembut akan
menghasilkan huruf seperti g. Palatal tengah, yaitu bagian tengah lidah
diangkat dan bersentuhan dengan langit-langit keras akan menghasilkan bunyi k.
Dental, yaitu lidah digunakan bersama dengan bagian gusi belakang gigi depan di
atas dan menghasilkan bunyi t. Labial yaitu bibir bagian bawah bersatu dengan
gigi bagian atas untuk membuat bunyi huruf f atau bibir dengan bibir bersatu
untuk membuat bunyi huruf b.
Olah Suara
Proses dalam pementasan teater adalah
proses komunikasi, yaitu proses transformasi informasi antara komunikator
(pengirim pesan) dan komunikan (penerima pesan). Komunikasi yang dilakukan oleh
komunikator menggunakan dua bahasa, yaitu bahasa verbal dan bahasa nonverbal.
Bahasa verbal yaitu bahasa yang berupa kata-kata yang dianut oleh seorang dalam
suatu budaya tertentu. Misalnya, bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Inggris
dan bahasa-bahasa lain di dunia. Bahasa tubuh yang biasa disebut dengan gestur,
yaitu sikap atau pose tubuh seseorang yang mengandung makna dan menimbulkan
bahasa tubuh (body language). Bahasa tubuh ini juga dipengaruhi oleh budaya
tertentu, karena bahasa tubuh tidak bersifat universal. Misalnya ‘mengangguk’,
di Indonesia diartikan sebagai persetujuan sedangkan di India diartikan sebagai
penolakan.
Ucapan yang dilontarkan oleh seorang
pemeran memunyai peranan yang sangat penting dalam pementasan teater. Hal ini
disebabkan dalam dialog banyak terdapat nilai-nilai yang sangat bermakna. Jika
lontaran dialog tidak sesuai sebagaimana mestinya, maka nilai yang terkandung
tidak dapat dikomunikasikan kepada penonton, dan ini merupakan kesalahan yang
fatal bagi seorang pemeran.
Komunikasi verbal yang dilakukan oleh
pemeran memerlukan berbagai persiapan agar kualitas suara yang dihasilkan dapat
mendukung komunikasi. Suara adalah hal lain yang penting dalam kegiatan
pementasan teater menyangkut segi auditif atau sesuatu yang berhubungan dengan
pendengaran. Dalam kenyataannya suara dan bunyi itu sama, yaitu hasil getaran
udara yang datang dan menyentuh selaput gendang telinga. Tetapi dalam konvensi
pementasan teater kedua istilah tersebut dibedakan. Suara merupakan produk
manusia untuk membentuk kata-kata, sedangkan bunyi merupakan produk
benda-benda.
Suara dihasilkan oleh proses mengencang
dan mengendornya pita suara sehingga udara yang lewat berubah menjadi bunyi
beserta organ artikulasi manusia di dalam mulut maupun hidung, dan dibedakan
dengan bunyi-bunyian lain yang bukan dihasilkan organ artikulasi. Dalam
kegiatan pementasan teater, suara memegang peranan penting, karena digunakan
sebagai bahan komunikasi yang berwujud dialog. Permainan dialog ini merupakan
salah satu daya tarik dalam membina konfl ik-konfl ik dramatik.
Suara manusia adalah lambang komunikasi
dan dijadikan lambang benda, gerak, rasa, dan buah pikiran, baik yang abstrak
maupun yang konkret sehingga menjadi alat tukar pikiran untuk menyampaikan
informasi. Unsur dasar dari bahasa lisan adalah suara, dan prosesnya adalah
suara dijadikan kata dan kata-kata disusun menjadi frasa serta kalimat yang
kesemuanya dimanfaatkan dengan aturan tertentu yang disebut gramatika atau
paramasastra.
Konsentrasi
Pengertian konsentrasi secara harfi ah
berarti memusatkan pikiran pada sesuatu, sehingga dalam konsentrasi, ada
sesuatu yang menjadi pusat perhatian. Makin menarik pusat perhatian tersebut,
makin sanggup ia memusatkan perhatian. Pusat perhatian seorang pemeran adalah
sukma atau jiwa peran atau karakter yang akan kita mainkan. Segala sesuatu yang
mengalihkan perhatian atau pun yang mempengaruhi konsentrasi seorang pemeran
atas karakter yang dimainkan, cenderung dapat merusak proses pemeranan. Maka
konsentrasi menjadi sesuatu sangat perlu untuk pemeran.
Tujuan dari konsentrasi ini adalah untuk
mencapai kondisi kontrol mental maupun fisik di atas panggung. Ada korelasi
yang sangat dekat antara pikiran dan tubuh. Seorang aktor harus dapat
mengontrol tubuhnya setiap saat dengan pengertian atas tubuh dan alasan bagi
perilakunya. Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah mengasah kesadaran dan
mampu menggunakan tubuhnya dengan efi sien. Dengan konsentrasi pemeran akan
dapat mengubah dirinya menjadi orang lain, yaitu peran yang dimainkan, juga
agar pemeran bisa mengalami dunia yang lain dengan segenap cita, rasa dan
karsanya pada dunia lain itu.
Imajinasi
Imajinasi adalah proses pembentukan
gambaran-gambaran baru dalam pikiran, di mana gambaran tersebut tidak pernah
dialami sebelumnya atau mungkin hanya sedikit yang dialaminya. Imajinasi
merupakan proses percobaan pemisahan pikiran dan digunakan untuk menciptakan
teori-teori dan ide-ide berdasarkan fungsinya. Ide-ide ini dapat membawa kita
ke dalam dunia maya dan selanjutnya jika ide tersebut memungkinkan dan
fungsinya nyata maka ide tersebut dapat diwujudkan ke dalam kenyataan.
Ingatan Emosi
Emosi secara umum memiliki arti proses
fi sik dan psikis yang kompleks yang bisa muncul secara tiba-tiba dan spontan
atau di luar kesadaran. Kemunculan emosi ini akan menimbulkan respon pada
kejiwaan, baik respon positif maupun respon negatif serta mempengaruhi ekspresi
kita. Emosi sering dikaitkan dengan perasaan, persepsi, atau kepercayaan
terhadap objek-objek baik itu kenyataan maupun hasil imajinasi.
Ingatan emosi adalah salah satu
perangkat pemeran untuk bisa mengungkapkan atau melakukan hal-hal yang berada
di luar dirinya (Suyatna Anirun, 1998. hlm.86). Sumber dari ingatan emosi
adalah kajian pada ingatan diri sendiri dan kajian sumber motivasi atau
lingkungan motivasi yang bisa kita amati. Ingatan emosi berfungsi untuk mengisi
emosi peran yang kita mainkan. Seorang pemeran harus mengingat-ingat segala emosi
yang terekam dalam sejarah hidupnya, baik itu merupakan pengalaman pribadi
maupun pengalaman orang lain yang kita rekam. Dengan ingatan emosi ini kita
akan mudah memanggil kembali jika kita perlukan ketika sedang memainkan peran
tertentu.
Emosi adalah segala aktivitas yang
mengekspresikan kondisi di sini dan sekarang dari organisme manusia dan
ditujukan ke arah dunianya di luar. Emosi timbul secara otomatis dan terikat
dengan aksi yang dihasilkan dari konfrontasi manusia dengan dunianya. Pemeran
tidak menciptakan emosi karena emosi akan muncul dengan sendirinya lantaran
keterlibatannya dalam memainkan peran sesuai dengan naskah.
Demikianlah sajian ringkasan/rangkuman
materi seni budaya kelas 9 Bab 7 Dasar Pemeranan Teater Modern yang bisa saya
bagikan pada kesempatan kali ini, semoga sajian rangkuman materi ini bisa
membantu para guru dan siswa yang akan menggunakannya sebagai bahan
pembelajaran.
Sekian dan Terimakasih.