Rangkuman Materi Prakarya Kelas 10 Bab 4 Semester 1
Kherysuryawan.id – Ringkasan materi prakarya dan kewirausahaan (pkwu) kelas 10 BAB 4 semester 1 "Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Nabati"
Sahabat pendidikan,
selamat berjumpa kembali pada blog pendidikan yang mana di kesempatan kali ini
pembahasan yang akan diuraikan pada postingan ini yaitu mengenai materi
prakarya yang ada pada kelas 10 bab 4 semester 1.
Pada pembelajaran prakarya ada 4 aspek inti yang akan menjadi pokok pembelajaran di semester 1maupun di semester 2, keempat aspek tersebut yaitu sebagai berikut :
- Aspek Kerajinan
- Aspek Rekayasa
- Aspek Budi daya
- Aspek Pengolahan
Berbicara materi
yang akan di pelajari pada mata pelajaran prakarya kelas 10 khususnya yang ada
pada Bab 4 tentang Kewirausahaan Pengolahan Makanan Awetan Nabati ada beberapa judul
materi yang nantinya akan di pelajari didalamnya.
Adapun materi
yang akan di pelajari pada mata pelajaran Prakarya kelas 10 BAB 4 ini yaitu
sebagai berikut :
A. Perencanaan Usaha Makanan Awetan dari Bahan Nabati
B. Sistem Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati
C. Perhitungan Biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati
D. Pemasaran Langsung Makanan Awetan dari Bahan Nabati
E. Hasil Kegiatan Usaha Makanan Awetan dari Bahan
Nabati
Sebagai informasi
bahwa materi ringkasan prakarya kelas 10 bab 4 ini semua materinya bersumber
dari buku siswa prakarya dan kewirausahaan (PKWU) kelas 10 semester 1 edisi
revisi terbaru kurikulum 2013 bagi anda yang akan menggunakan materi ini sebagai
bahan pembelajaran maka kiranya bisa anda gunakan dengan baik.
Bagi para siswa
yang akan belajar pada materi prakarya bab 4 kelas 10 semester 1 ini maka ada
beberapa tujuan pembelajaran yang diharapkan untuk bisa dicapai.
Setelah
mempelajari bab ini, siswa mampu :
- Mendesain
dan membuat produk makanan awetan berbahan baku nabati, khas daerahnya
masing-masing, meliputi: teknik pengolahan, kemasan dan pelabelan, perhitungan
biaya, sistem pemasaran, model promosi
- Mempresentasikan:
· Peluang dan perencanaan usaha sesuai
pilihan makanan awetan yang dipilihnya dengan sungguh-sungguh dan percaya diri.
· Pengembangan bisnis makanan awetan,
meliputi teknik pengolahan, kemasan, promosi dan pemasaran, sesuai dengan produk
yang dipilihnya
- Menyajikan
simulasi wirausaha pengolahan makanan awetan berbahan baku nabati, khas
daerahnya masing-masing, berdasarkan analisis keberadaan sumber daya yang ada
di lingkungan sekitar.
Baiklah bagi
anda yang ingin melihat sajian dari ringkasan materi prakarya kelas 10 bab 4
semester 1, maka silahkan anda simak materinya di bawah ini :
Bab 4. Kewirausahaan Pengolahan Makanan
Awetan Nabati
A. Perencanaan
Usaha Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati
Makanan awetan
dari bahan nabati adalah makanan yang dibuat dari SDA nabati, yang sudah
melalui proses pengolahan yang tepat sesuai dan dikemas dengan baik, baik
menggunakan pengawet (sesuai kriteria BPOM) maupun tidak sehingga mempunyai
umur simpan yang lebih panjang. Makanan awetan berbahan dasar nabati yang saat
ini beredar sudah cukup banyak, tetapi masih dapat dikembangkan lebih lanjut,
baik kuantitas maupun kualitasnya. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat setempat, juga untuk dijual ke daerah lain dan/atau
wisatawan/pendatang.
Kewirausahaan
bidang makanan awetan dari bahan nabati bisa menjadi ide alternatif yang sangat
menjanjikan. Ada pesan moral dan motivasi yang sangat kuat dan melekat dari
seorang dosen kewirausahaan senior di Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Ir
Soesarsono Wijandi, MSc (Alm) yaitu: “selama manusia masih makan, bisnis
makanan dan minuman tidak akan pernah mati.”
Pilihan
wirausaha pada produk makanan awetan dari bahan nabati adalah pilihan yang
tepat, karena banyak faktor kemudahan dan peluang yang bisa didapat dari
wirausaha bidang ini. Banyak negara yang pariwisatanya sangat berkembang karena
daya tarik makanan awetan khas daerahnya dan kulinernya.
Mengapa
wirausaha makanan awetan dari bahan nabati ?
- Produknya sangat bervariasi
- Bahan baku mudah didapat
- Teknologi pengolahan cukup sederhana dan dapat
dipelajari
- Investasi alat dan mesin dapat disesuaikan
dengan dana yang tersedia
- Pilihan kemasan sangat beragam dan mudah didapat
- Pasar sangat terbuka lebar
B. Sistem
Pengolahan Makanan Awetan dari Bahan Nabati
Produk makanan
awetan adalah produk makanan dan minuman yang sudah mengalami proses pengolahan
sehingga mempunyai keawetan yang lebih tinggi. Makanan awetan tidak identik
dengan makanan yang menggunakan pengawet, karena untuk mengawetkan makanan dan
minuman, banyak proses yang bisa dilakukan. Proses pengolahan dan pengemasan
yang baik juga dapat mengawetkan produk makanan dan minuman.
Makanan dapat
dibagi menjadi makanan kering dan makanan basah. Produk makanan dapat juga
dikelompokkan menjadi makanan jadi dan makanan setengah jadi. Makanan jadi
adalah makanan yang dapat langsung disajikan dan dimakan. Makanan setengah jadi
membutuhkan proses untuk mematangkannya sebelum siap untuk disajikan dan
dimakan. Makanan kering khas daerah yang dapat langsung dimakan contohnya
keripik balado dari daerah Sumatera Barat dan kuku macan dari Kalimantan Timur.
Makanan kering khas daerah yang tidak dapat langsung dimakan misalnya kerupuk
udang sidoarjo dan dendeng sapi aceh.
Berikut ini gambar
jenis-jenis produk makanan
Makanan awetan dari bahan nabati ialah makanan yang awet yang berasal dari bahan baku tumbuh-tumbuhan, misalnya sayur-sayuran dan buah. Makanan awetan dari bahan nabati, baik makanan atau minuman yang diproduksi di suatu daerah, merupakan identitas daerah tersebut, dan menjadi pembeda dengan daerah lainnya. Berbagai makanan awetan dari bahan nabati di berbagai daerah di Indonesia menjadi ciri khas daerah tersebut. Wirausaha di bidang ini dapat menjadi pilihan yang sangat tepat karena kita lebih banyak mengenal produk makanan awetan daerah kita daripada daerah lainnya.
Cara pengolahan
makanan awetan dari bahan nabati pada umumnya cukup sederhana dengan
menggunakan metode dan alat yang sederhana pula. Bahan baku yang digunakan
diharapkan juga adalah bahan baku lokal yang mudah didapatkan di lingkungan
sekitarnya. Sebagai contoh makanan awetan dari bahan nabati adalah minuman
lidah buaya, untuk menjadi gambaran dan acuan dalam pembelajaran wirausaha
makanan awetan dari bahan nabati.
C. Perhitungan
Biaya Makanan Awetan dari Bahan Nabati
Perhitungan
biaya produksi makanan awetan dari bahan nabati pada dasarnya sama dengan cara
biaya produksi lainnya. Biaya yang harus dihitung adalah biaya investasi, biaya
tetap (listrik, air, penyusutan alat/gedung, dll), serta biaya tidak tetap
(bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Bahan baku dapat terdiri dari bahan
baku utama dan bahan baku tambahan, serta bahan kemasan
Biaya bahan
baku adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku. Biaya produksi
termasuk biaya tenaga kerja. Jasa tenaga kerja ditetapkan sesuai keterampilan
yang dimiliki pekerja dan sesuai kesepakatan antara pekerja dan pemilik usaha
atau kesepakatan dalam kelompok kerja. Biaya produksi menentukan harga jual
produk. Penentuan harga jual juga harus mempertimbangkan modal dan biaya yang
sudah dikeluarkan untuk produksi.
Harga jual
produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung dari
biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan
promosi. Biaya produksi adalah biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk
terjadinya produksi barang. Unsur biaya produksi adalah biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja dan biaya overhead. Secara umum biaya overhead dibedakan atas
biaya overhead tetap, yaitu biaya overhead yang jumlahnya tidak berubah
walaupun jumlah produksinya berubah dan biaya overhead variabel, yaitu biaya
overhead yang jumlahnya berubah secara proporsional sesuai dengan perubahan
jumlah produksi. Biaya yang termasuk ke dalam overhead adalah biaya listrik,
bahan bakar minyak, dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mendukung
proses produksi.
Unsur Biaya
Produksi:
a. Biaya Investasi
b. Biaya Produksi
-
Biaya
Tetap
-
Biaya
Tidak Tetap
D. Pemasaran
Langsung Makanan Awetan dari Bahan Nabati
Ada banyak
strategi pemasaran yang bisa digunakan untuk memasarkan produk makanan awetan
dari bahan nabati. Pada tahap awal, pemilihan pemasaran secara langsung
disarankan karena masih terbatasnya jangkauan pasar yang ada.
Sistem
pemasaran langsung ialah sistem pemasaran tanpa menggunakan perantara.
Penjualan langsung juga terbagi menjadi beberapa jenis, misalnya penjualan
dengan mempunyai outlet sendiri, atau sistem penjajaan langsung pada konsumen.
Pemilihan sistem pemasaran yang tepat, menjadi salah satu penentu keberhasilan
dari penerimaan produk tersebut di tangan konsumen.
Banyak sisi
positif dari sistem pemasaran langsung, di antaranya penghematan waktu dan bisa
memperkenalkan langsung produk kita kepada konsumen, tidak kebergantungan pada
pihak lain, serta waktu yang fleksibel.
Salah satu
ujung tombak pemasaran adalah promosi. Berbagai media promosi bisa digunakan
untuk membantu meningkatkan pemasaran dari produk makanan awetan dari bahan
nabati.
E. Hasil
Kegiatan Usaha Makanan Awetan dari Bahan Nabati
Persiapan
wirausaha adalah hal penting untuk dilakukan agar semua terencana dengan baik.
Setelah semua sudah disiapkan, jangan pernah ditunda untuk segera dimulai. Hal
besar itu dimulai dari hal yang kecil, dan dimulai saat ini. Seorang wirausahan
itu seorang yang bisa menangkap peluang dengan cepat, bahkan seonggok rongsokan
bisa dirubah menjadi sebongkah emas oleh seorang yang mempunyai jiwa wirausaha.
Seorang
karyawan, membangun karirnya dari nol sampai puncak karir, tetapi dia tetap
tidak bisa mewariskan posisinya tersebut pada keluarganya. Tetapi seorang
wirausahawan, walaupun hanya mempunyai warung saja, dia adalah orang hebat,
karena sudah mampu memberikan warisan yang berharga untuk keluarganya. Pilihan
berwirausaha, adalah pilihan cerdas.
Demikianlah informasi
mengenai ringkasan/rangkuman materi prakarya kelas 10 bab 4 semester 1 tentang Kewirausahaan
Pengolahan Makanan Awetan Nabati yang bisa disajikan pada postingan ini,
kiranya materi ini bisa menjadi bahan belajar yang baik bagi siswa maupun bagi
siapapun yang membutuhkannya.
Sekian dan Terimakasih.