Rangkuman Materi Prakarya Kelas 12 BAB 1 Semester 1
Kherysuryawan.id – Rangkuman Materi Prakarya dan kewirausahaan kelas 12 BAB 1 aspek kerajinan yaitu tentang Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal.
Sahabat Pendidikan, pada kesempatan kali ini saya akan
memberikan sebuah rangkuman materi untuk mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan yang akan di pelajari pada kelas 12 SMA.
Adapun jenis-jenis materi yang nantinya akan di pelajari
pada pembelajaran PKWU kelas 12 SMA diantaranya yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan
Usaha Kerajinan untuk Pasar Lokal
2. Perancangan
dan Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal
3. Penghitungan
Harga Jual Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal
4. Media
Promosi Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal
5. Penjualan
Sistem Konsinyasi Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal
Untuk lebih jelasnya anda juga bisa melihatnya pada peta
materi yang akan di sajikan pada gambar di bawah ini
Sahabat Pendidikan, dalam mempelajari materi PKWU kelas
12 semester 1 khususnya pada BAB 1 tentang Wirausaha Produk Kerajinan untuk
Pasar Lokal, maka ketika peserta didik akan mempelajarinya tentunya ada tujuan
yang nantinya akan dicapai, nah untuk mengetahui apa saja tujuan yang di
harapkan untuk bisa dicapai oleh peserta didik dalam mempelajari materi ini,
maka berikut ini selengkapnya :
Setelah mempelajari bab 1 ini khususnya pada materi Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal, maka peserta didik diharapkan mampu:
- Menghayati bahwa akal pikiran dan kemampuan manusia dalam berpikir kreatif untuk membuat produk kerajinan serta keberhasilan wirausaha adalah anugerah Tuhan.
- Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri serta sikap bekerja sama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab, kreatif, dan inovatif dalam membuat karya kerajinan untuk pasar lokal guna membangun semangat usaha.
- Mendesain dan membuat produk serta pengemasan karya kerajinan untuk pasar lokal berdasarkan identifi kasi kebutuhan sumber daya, teknologi, dan prosedur berkarya.
- Mempresentasikan, mempromosikan dengan pemilihan media yang tepat, dan menjual karya produk kerajinan untuk pasar lokal dengan perilaku jujur dan percaya diri melalui penjualan konsinyasi.
- Menyajikan wirausaha kerajinan untuk pasar lokal berdasarkan analisis pengelolaan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar.
Setelah mengetahui tujuan dari apa yang akan di capai
pada pembelajaran ini maka untuk memudahkan siswa dalam belajar dan memahami
materi prakarya kelas 12 BAB 1 semester 1 maka tentunya siswa akan lebih mudah
mempelajarinya jika memiliki rangkuman materi dari pelajaran yang akan di
pelajari tersebut. Namun jika anda belum membuat rangkuman materinya maka
melalui postingan ini anda bisa melihat dan mempelajari rangkuman materi
prakarya dan kewirausahaan kelas 12 BAB 1 semester 1.
Baiklah berikut ini rangkuman/ringkasan materi mata
pelajaran prakarya dan kewirausahaan kelas 12 BAB 1 semester 1 khususnya pada aspek
kerajinan materi Wirausaha Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal.
BAB I WIRAUSAHA PRODUK KERAJINAN UNTUK PASAR LOKAL
A. Perencanaan Usaha Kerajinan untuk Pasar Lokal
Berdasarkan luasannya, pasar dapat dibedakan menjadi
pasar lokal, pasar nasional, dan pasar global atau pasar internasional. Pasar
lokal dapat dipahami sebagai pasar yang terbatas di lingkungan atau daerah yang
sama dengan tempat produksi. Pasar dapat dibagi berdasarkan kesamaan perilaku
pembeli. Pembagian pasar tersebut dikenal dengan segmentasi pasar. Segmentasi
pasar sasaran dapat dibedakan secara geografi s atau tempat, secara demografi s
(usia, gender, bangsa dan etnis, pekerjaan, tingkat ekonomi), dan secara
psikografi s (karakter kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian).
Pada prinsipnya, pasar terjadi karena adanya permintaan
(dari pembeli) dan penawaran (dari penjual). Potensi pasar dapat diketahui
melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan permintaan dan pendekatan penawaran.
Pendekatan permintaan adalah dengan mencari tahu kebutuhan dari pasar sasaran,
sedangkan pendekatan penawaran mengandalkan pada kemampuan wirausahawan membuat
produk inovatif. Kedua pendekatan ini dapat digunakan untuk mengenali potensi
pasar.
Pasar sasaran adalah kelompok pasar atau konsumen yang
ditargetkan untuk membeli suatu produk. Penetapan pasar sasaran suatu produk
sangat penting dilakukan agar produk yang akan dibuat sesuai dengan pasar yang
akan dituju.
B. Perancangan dan Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal
Proses perancangan produk diawali dengan pencarian ide,
dilanjutkan dengan pembuatan gambar atau sketsa ide. Ide terbaik kemudian
dikembangkan menjadi model dari kerajinan yang akan dibuat, dilanjutkan dengan
persiapan produksi. Produksi adalah membuat produk dalam jumlah tertentu
sehingga siap menjadi komoditi yang akan dijual.
1. Mencari Ide Produk dengan Curah Pendapat
mencari ide produk yang tepat untuk pasar sasaran yang
telah dipilih dapat dilakukan melalui curah pendapat (brainstorming) yang
dilakukan dalam kelompok. Pada proses brainstorming, setiap anggota kelompok
harus membebaskan diri untuk menghasilkan ide[1]ide yang beragam dan
sebanyak-banyaknya. Beri kesempatan juga untuk munculnya ide-ide yang tidak
masuk akal sekalipun. Tuangkan ide-ide tersebut ke dalam sketsa. Kunci sukses
dari tahap brainstorming dalam kelompok adalah jangan ada perasaan takut salah.
Setiap orang berhak mengeluarkan pendapat, saling menghargai pendapat teman,
boleh memberikan ide yang merupakan perkembangan dari ide sebelumnya, dan
jangan lupa mencatat setiap ide yang muncul.
2. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah proses mengevaluasi ide-ide yang
muncul dengan beberapa pertimbangan teknis, di antaranya, bagaimana cara
menggunakan produk tersebut? Apakah material yang ada sudah tepat untuk
mewujudkannya? Apakah memungkinkan untuk diproduksi dengan teknik produksi yang
ada saat ini? Bagaimana proporsi dan ukuran yang sesuai untuk produk tersebut
agar mudah digunakan oleh manusia? dan pertanyaan-pertanyaan lainnya.
3. Prototyping atau Membuat Studi Model
Sketsa ide yang dibuat pada tahap-tahap sebelumnya adalah
format dua dimensi, artinya hanya digambarkan pada bidang datar. Produk
kerajinan yang akan dibuat adalah berbentuk tiga dimensi, maka studi bentuk
selanjutnya dilakukan dalam format tiga dimensi, yaitu dengan studi model.
Studi model dapat dilakukan dengan material sebenarnya maupun bukan material
sebenarnya. Material sebenarnya adalah material yang akan digunakan pada
produksi kerajinan. Alat bantu yang dapat digunakan dalam pembuatan studi model
adalah gunting, cutter, lem, selotip (alat pemotong dan bahan perekat).
4. Penentuan Desain Akhir
Studi model dapat menghasilkan 3 sampai 5 buah model.
Penetapan desain akhir dapat dilakukan melalui diskusi atau evaluasi. Proses
evaluasi menghasilkan umpan balik yang bermanfaat dalam menentukan desain akhir
yang terpilih.
Produksi Kerajinan untuk Pasar Lokal
Tahapan produksi secara umum terbagi atas pengolahan
bahan atau pembahanan, pembentukan, perakitan, dan fi nishing. Tahap pembahanan
adalah mempersiapkan bahan baku agar siap diproduksi.
Tahapan proses pembahanan dilanjutkan dengan proses
pembentukan. Pembentukan bahan baku bergantung pada jenis material, bentuk
dasar material, dan bentuk produk yang akan dibuat. Secara umum, material padat
dapat dikelompokkan menjadi material solid dan tidak solid (lembaran dan
serat). Material solid seperti logam, kaca, plastik, atau kayu dapat dibentuk
dengan cara dipotong, dipahat sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Tahap berikutnya adalah perakitan dan fi nishing.
Perakitan dilakukan apabila produk yang dibuat terdiri atas beberapa bagian.
Perakitan dapat memanfaatkan bahan pendukung seperti lem, paku, benang, tali,
atau teknik sambungan tertentu.
Tahap terakhir adalah fi nishing. Finishing dilakukan
sebagai tahap terakhir sebelum produk tersebut dimasukkan ke dalam kemasan.
Finishing dapat berupa penghalusan dan/ atau pelapisan permukaan.
Metode Produksi dan Keselamatan Kerja
Produksi dapat dilakukan dengan metode tradisional atau
modern. Pada metode tradisional, satu orang melakukan setiap tahapan produksi,
sedangkan pada metode modern, satu orang hanya melakukan satu tahap produksi.
Metode modern ini sering juga disebut dengan metode ‘ban berjalan’. Metode
modern disebut metode ban berjalan karena metode ini serupa dengan kegiatan
produksi di pabrik yang menggunakan mesin ban berjalan atau conveyer.
Pemanfaatan metode modern lebih efi sien dalam penggunaan
waktu sehingga sesuai untuk produksi dalam jumlah banyak. Metode tradisional
kurang tepat digunakan untuk produksi dalam jumlah banyak karena produk yang
dihasilkan sulit untuk mencapai standar bentuk yang sama. Setiap orang memiliki
cara yang berbeda dalam membuat produk, sehingga detail bentuk produk yang
dihasilkan akan berbeda pula.
Kelancaran produksi juga ditentukan oleh cara kerja yang
memperhatikan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja). Upaya menjaga kesehatan dan
keselamatan kerja dibuat berdasarkan bahan, alat, dan proses produksi yang
digunakan. Proses pembahanan dan pembentukan material solid seringkali
menghasilkan sisa potongan atau debu yang dapat melukai bagian tubuh
pekerjanya, maka dibutuhkan alat keselamatan kerja berupa kacamata pelindung,
dan masker. Pada proses pembahanan dan fi nishing, apabila menggunakan bahan
kimia yang dapat berbahaya bagi kulit dan pernapasan, maka pekerja harus
menggunakan sarung tangan dan masker. Selain alat keselamatan kerja, yang tak kalah
penting adalah sikap kerja yang rapi, hati[1]hati, teliti, dan
penuh konsentrasi. Sikap tersebut akan mendukung kesehatan dan keselamatan
kerja.
Kemasan sebagai Bagian Penting Kerajinan untuk Pasar
Lokal
Kemasan produk kerajinan berfungsi untuk melindungi
produk dari benturan dan cuaca, serta memberikan kemudahan membawa. Kemasan
juga berfungsi untuk menambah daya tarik dan sebagai identitas atau brand dari
produk tersebut. Fungsi kemasan didukung oleh pemilihan material, bentuk,
warna, teks, dan grafi s yang tepat. Material yang digunakan untuk membuat
kemasan beragam, bergantung dari produk yang akan dikemas. Produk kerajinan
yang mudah rusak harus menggunakan kemasan yang memiliki material berstruktur.
Kemasan yang bertujuan memperlihatkan keindahan produk di dalamnya dapat
memanfaatkan material transparan. Pemilihan material juga disesuaikan dengan
identitas atau brand dari produk tersebut.
Kemasan produk kerajinan berfungsi melindungi produk dari
debu dan kotoran, serta memberikan kemudahan distribusi. Kemasan yang melekat
pada produk disebut sebagai kemasan primer. Kemasan sekunder berisi beberapa
kemasan primer yang berisi produk. Kemasan untuk distribusi disebut kemasan
tersier. Kemasan primer produk melindungi produk dari benturan dan kotoran, serta
berfungsi menampilkan daya tarik dari produk kerajinan, serta memberikan
kemudahan untuk distribusi dari tempat produksi ke tempat penjualan.
C. Penghitungan Harga Jual Produk Kerajinan untuk Pasar
Lokal
Metode penghitungan Harga Pokok Produksi dapat dibuat
dengan dua pendekatan. Pendekatan pertama adalah full costing dan pendekatan
kedua adalah variable costing.
1. Full Costing
Pendekatan full costing memperhitungkan semua unsur biaya
produksi, yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja produksi, dan biaya
overhead (tetap dan variabel), serta ditambah dengan biaya nonproduksi, seperti
biaya pemasaran, serta biaya administrasi dan umum.
2. Variable Costing
Pendekatan variable costing memisahkan penghitungan biaya
produksi yang berlaku variabel dengan biaya tetap. Biaya variabel terdiri dari
biaya bahan baku, biaya tenaga kerja produksi, dan overhead variable ditambah
dengan biaya pemasaran variabel dan biaya umum variabel. Biaya tetap terdiri
atas biaya overhead tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi tetap, dan
biaya umum tetap.
Metode Penetapan Harga Produk secara teori dapat
dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu:
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (Supply and Demand
Approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada, ditentukan
harga keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu
dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah
yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.
2. Pendekatan Biaya (Cost Oriented Approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang
dikeluarkan produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan, baik dengan
markup pricing dan break even analysis.
3. Pendekatan Pasar (Market Approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara
menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga seperti situasi
dan kondisi politik, persaingan, dan sosial budaya.
D. Media Promosi Produk Kerajinan untuk Pasar Lokal
Promosi merupakan salah satu strategi pemasaran. Strategi
pemasaran produk memanfaatkan bauran dari strategi product, place, price, dan
promotion atau dikenal pula dengan sebutan 4P.
Tujuan promosi adalah untuk mengenalkan produk kepada
calon pembeli dan membuat pembeli membeli produk.
Promosi yang tepat akan diikuti oleh empat bentuk respon
dari calon pembeli.
-
Pertama adalah perhatian (attention) dari
calon pembeli disebabkan oleh promosi yang menarik didengar dan dilihat, serta
unggul daripada promosi produk pesaing.
-
Kedua adalah ketertarikan (interest) dari
calon pembeli.
-
Ketiga adalah keinginan (desire) calon
pembeli untuk memiliki produk.
-
Keempat adalah tindakan (action) membeli.
Empat bentuk respon ini dikenal dengan AIDA (Attention, Interest, Desire, dan
Action).
Media promosi dapat dikelompokkan menjadi promosi Above
The Line dan Bellow The Line. Promosi Above The Line adalah promosi melalui
iklan, seperti iklan di media cetak, iklan radio, poster. Promosi Bellow the
Line adalah promosi melalui kegiatan promosinya, contohnya mengadakan peragaan
busana untuk mempromosikan produk-produk fashion atau menyelenggarakan lomba
kreativitas untuk mempromosikan produk alat gambar.
E. Penjualan Sistem Konsinyasi Produk Kerajinan untuk
Pasar Lokal
Penjualan dengan sistem konsinyasi adalah penjualan dengan
cara menitipkan produk kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga jual dan
persyaratan sesuai dengan perjanjian antara pemilik produk dan penjual.
Perjanjian konsinyasi berisi hak dan kewajiban kedua belah pihak. Informasi
yang harus ada dalam perjanjian konsinyasi adalah nama pihak pemilik barang
(konsinyor), nama pihak yang dititipi barang (konsinyi), nama dan keterangan
teknis barang yang dititipkan, ketentuan penjualan, ketentuan komisi
(keuntungan yang akan diperoleh toko).
Demikianlah rangkuman atau ringkasan materi prakarya dan kewirausahaan untuk kelas 12 SMA yang bisa saya sajikan pada kesempatan kali ini, semoga rangkuman materi diatas bisa membantu para siswa yang akan menggunakannya sebagai bahan pembelajaran baik belajar secara individua tau kelompok dan baik untuk di gunakan sebagai bahan pembelajaran di rumah maupun di sekolah.
Sekian dan Terimakasih.